ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Covid-19 Makin Tak Terkendali

January 31, 2021 by  
Filed under Berita

Share this news

Vivaborneo.com – Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus corona atau lebih dikenal dengan sebutan covid-19 hingga bulan ke 10 penyebarannya makin tidak terkendali. Pandemi yang dimulai maret 2020 hingga tanggal 30 Januari 2021 di Indonesia virus ini telah menginfeksi 1.066.313, dan merenggut nyawa 29.728 orang dan di propinsi Kalimantan Timur telah menembus angka 40.554 dan menyebabkan 987 orang meninggal.

Penanganan pandemi covid-19 oleh pemerintah di bagian hilir seperti sosialias himbauan dan penegakan disiplin akan pentingnya protokol kesehatan 3 M (memakai masker, mencuci tangan dengan air sabun, menjaga jarak) dan penangan di bagian hulu yakni strategi penerapan dan pengawasan testing, tracing, dan treatment atau 3T kembali menjadi sorotan.

Upaya Pemerintah memilih metode ‘gas dan rem’ dalam penanganan pandemi antara Kesehatan dan Ekonomi berjalan beriringan sepertinya tidak memberikan efek yang positif disisi kesehatan yang dibuktikan dengan tembusnya angka 1 juta orang terpapar covid-19.

Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), sebuah komite yang dibentuk oleh pemerintah dalam pemulihan ekonomi dan penanggulangan penyakit dan Pandemi COVID-19 di Indonesia, diketuai Menko Perekonomian Erlangga Hartanto dan Erick Tohir sebagai ketua pelaksana hingga akhir 2020 telah menggelontorkan uang rakyat Rp 502,71 Triliun namun hasilnya hanya dari sisi ekonomi yang terlihat relatif terkendali.

Kampanye Protokol Kesehatan Covid-19 ; menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak (3M) yang terus dikumandangkan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa – Bali dan di Kaltim khususnya di Kota Balikpapan, Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) belum menunjukkan efektifitas.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin angkat bicara soal total kasus Covid-19 di Indonesia yang telah menyentuh lebih dari 1 juta kasus. Budi Gunadi berpandangan bahwa total kasus Covid-19 ini memiliki 2 makna yang harus di renungkan dan diupayakan dengan kerja sangat keras.

“Angka ini membuat kita harus merenung, dan ada 2 momen penting yang harus kita sadari, momen pertama ini saatnya kita untuk berduka, karena ada banyak saudara-saudara kita sudah wafat, lebih dari 600 tenaga kesehatan sudah gugur dalam menghadapi pandemi ini,”ujar Menkes Budi dalam konferensi pers di akun youtube Sekretariat Negara, Selasa (26/1)

Menkes Budi tegaskan kita harus bekerja keras dengan modal sosial seluruh masyarakat Indonesia untuk kerja keras bersama sama dengan pemerintah untuk mengurangi laju virus covid-19.

“Momen kedua kita juga harus sadar bahwa kita harus terus bekerja sangat keras, sehingga pengorbanan yang dilakukan oleh rekan-rekan kita terutama tenaga kesehatan tidak sia-sia,”ujar Budi Gunadi.

Budi berpesan semua ahli epidemiologi yang ia temui menjelaskan, bahwa untuk mengatasi pandemi ini adalah dengan mengurangi laju penularan dari virus.

Untuk itu ada dua hal yang harus dilakukan bersama, untuk mengurangi penularan virus yang pertama kita harus disiplin memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Hal kedua kita harus bekerja sama dengan melakukan testing, tracing dan isolasi mandiri.

Di lain sisi Menkes Budi Gunadi Sadikin mengakui ada yang salah dalam strategi penerapan testing, tracing, dan treatment atau 3T yang dilakukan oleh pemerintah dalam upaya menangani pandemi COVID-19.

Kesalahan ini, utamanya terjadi dalam strategi penerapan testing yang kemudian membuat penyebaran virus ini tidak berhasil ditekan.

“Cara testing-nya salah. Testing banyak tapi kok naik terus. Habis di tes orang yang kayak misalnya saya. Setiap kali mau ke presiden di tes, tadi malam, barusan saya di swab. Seminggu bisa 5 kali swab. Memang benar begitu?” kata Budi.

Cara pengujian semacam ini, menurutnya salah karena harusnya hal ini dilakukan oleh mereka yang suspek atau memiliki gejala COVID-19 dan tidak dilakukan kepada orang yang ingin berpergian atau mengikuti sebuah acara tertentu.

Sementara itu Gubernur Kaltim Isran Noor meminta masyarakat Kaltim, agar tetap patuh dan tidak kendor dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Sekali lagi saya sampaikan kepada semua pihak dan tidak bosan-bosannya saya sampaikan tetap jaga protokol kesehatan dengan disiplin dan taat,” imbau Gubernur.

Adanya vaksinasi, jangan membuat kita kendor dalam penerapan protokol kesehatan dan pelaksanaan vaksinasi harus diimbangi dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan, agar perekonomian rakyat kembali pulih dan berjalan dengan baik.

Namun upaya penanganan pandemi covid-19 di bagian hilir seperti sosialiasi dan himbauan akan pentingnya protokol kesehatan tidak akan banyak berpengaruh jika penangan di bagian hulu dilaksanakan setengah hati.

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus tegas dalam penanganan di bagian hulu yakni melakukan pengawasan dan penegakan disiplin terhadap penerapan protokol kesehatan 3M dan juga pengawasan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

“Pemerintah daerah harus lebih serius mengawasi masyarakatnya yang tidak patuh protokol kesehatan. “Ingat, berapapun fasilitas kesehatan dan tempat tidur yang tersedia untuk pasien covid, tidak akan cukup apabila masyarakat tidak disiplin terhadap protokol kesehatan,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid 19 Wiku Adisasmito.

Bahkan lemahnya penanganan dihulu juga dikritisi oleh Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (DK PWI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Intoniswan bahkan meminta agar wartawan mengkritisi kerja Satgas Penanganan Covid-19 di 10 kabupaten/kota se-Kaltim. Intoniswan berasumsi kinerja Satgas Covid-19 hingga saat ini bekerja setengah hati.

“Kalau melihat fakta di lapangan Satgas bekerja setengah hati, atau malas-malasan. Tulis besar-besar, mereka tak serius menangani penularan Covid,” ujar Intoniswan, di Kantor PWI Kaltim, Sabtu 30 Januari 2021.

Menurut Intoniswan, rujukan penanganan Covid sudah jelas. Presiden menginstruksikan agar Satgas Covid mengintensifkan testing, tracking, dan treatment. Kemudian untuk pencegahan Satgas harus mengampanyekan terus menerus gerakan 3 M yakni, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan.

“Apabila wartawan menemukan kegiatan 3T dan 3M diabaikan Satgas di 10 kabupaten/kota, tolong dipublikasikan agar masyarakat mengetahuinya, termasuk control penggunaan dana penanganan Covid yang bersumber dari masing-masing APBD Kabupaten/Kota se-Kaltim,” ujar Intoniswan.

“Beritakan saja kalau menemukan fakta dana tersebut hanya mengendap di kas daerah. Kemudian kalau dirasa ada penyimpangan penggunaan dana, beritakan pula,” tegas Intoiswan.

Penanganan pandemi covid-19 di bagian hilir seperti sosialias, himbauan dan penegakan disiplin pentingnya protokol kesehatan 3 M (memakai masker, mencuci tangan dengan air sabun, menjaga jarak) dan penangan di bagian hulu yakni strategi penerapan dan pengawasan testing, tracing, dan treatment atau 3T harus dilakukan dengan kerja keras dan disiplin tinggi. (hel)

#Ingat pesan Ibu ; sayangi diri anda, keluarga dan orang dekat anda dengan 3 M memakai masker, mencuci tangan dengan air sabun, menjaga jarak. (*/hel)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.