ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kesenian dan Tradisi Upacara Minum Teh Jepang di Kampung Sakura Batu

January 22, 2024 by  
Filed under Wisata

Share this news

BATU – Fakultas Sastra Universitas Dr. Sutomo Surabaya menjamu PJ.Walikota Batu Aries Agung Paewai, Vice Konsul Jepang Nakagome Kota dan para pejabat yang hadir dalam peresmian destinasi wisata “ Kampung Sakura “ RT.05 RW 11 Desa Sidomulyo Kecamatan Kota Batu dengan jamuan minum teh ala Jepang “Cah no yu“, Minggu ( 21/1/2024 ).

Upacara minum teh, yang telah menjadi bagian integral dari kebudayaan Jepang, turut memeriahkan peresmian destinasi wisata yang menarik ini. Upacara minum teh, atau yang dikenal sebagai “sadō,” “chadō,” atau “jalan teh,” telah menjadi warisan tradisi budaya Jepang sejak zaman sebelum Edo abad 12 dan tetap dilestarikan hingga saat ini. Upacara ini memiliki makna kehidupan yang dalam dan mengandung ajaran tata karma yang baik, sambil memberikan manfaat kesehatan.

Tantri, seorang pengajar sastra Jepang dari Unitomo Surabaya yang bertindak sebagai penyaji teh, menjelaskan upacara minum teh merupakan ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Dulu, upacara ini dikenal sebagai “chatō” atau “cha no yu,”. Upacara ini umumnya menggunakan teh bubuk matcha yang dibuat dari daun teh yang digiling halus, dikenal sebagai “matchadō.”

“Kami ingin melengkapi kesenian dan budaya Jepang di Kampung Sakura Batu ini, dengan acara jamuan minum teh atau Cah no yu. Yang merupakan tradisi yang tidak dapat dipisahkan dari budaya Jepang,” ungkap Tantri yang tampil memukau dengan Kimono oranye berhias bunga dan Obi berwarna hijau.

Meski terkesan sederhana, Unitomo sebagai tuan rumah mempersiapkan segala hal dengan rapi dan sangat sempurna, termasuk cara penyajian seperti gerakan tangan dari meracik minuman hingga akhir perjamuan. Posisi duduk selama upacara minum teh dilakukan dengan dada tegap dan kaki dilipat ke belakang.

Tradisi minum teh di Jepang menyimpan makna kehidupan dalam setiap prosesinya. Prosesi saling memberi hormat antara tamu dan penerima tamu mencerminkan saling menghormati, dan setiap orang diharapkan menghormati tamu. Sebelum prosesi minum teh, tamu disuguhi kue manis atau okashi sebagai bentuk penghargaan, dan sang tamu diharapkan menghabiskannya sebagai rasa syukur akan pemberian tamu serta sebagai bentuk penghormatan.

Tantri menekankan bahwa penyajian jamuan teh Cahnoyu tidak boleh tergesa-gesa, mencerminkan perlunya melaksanakan tugas dengan hati-hati dan sabar. Meminum teh juga tidak boleh sembarangan. Mangkuk teh disajikan dengan sangat hati-hati karena yang menyajikan harus memastikan bahwa motif terbaik dari mangkuk tersebut menghadap ke arah tamu. Bagi tamu, memutar mangkuk teh sebagai tanda terima kasih dan penghormatan kepada tuan rumah menjadi langkah yang sopan.

Acara ini bukan hanya meresmikan destinasi wisata yang menarik, tetapi juga memperkaya kehidupan budaya dan seni di Kampung Sakura Batu. Semoga keberadaan destinasi ini memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi masyarakat setempat dan para pengunjung.

Fakultas Sastra Universitas Dr. Sutomo (Unitomo) memberikan dukungan penuh terhadap keberadaan Kampung S akura di Desa Sidomulyo dan berkomitmen untuk membantu melengkapi kesenian dan budaya di kampung tersebut dengan melatih warga setempat.

“Kami akan membantu masyarakat dengan melatih bagaimana melakukan kesenian atau budaya Jepang di Kampung Sakura ini. Kita akan membuat kerjasama, “ tandas Trantri.

Mereka menegaskan upaya ini sejalan dengan tujuan mereka untuk mengenalkan dan memperkaya kehidupan budaya Jepang di masyarakat Kampung Sakura Batu.

Salah satu inisiatif yang akan dilakukan oleh Fakultas Sastra Unitomo adalah memberikan pelatihan dalam berbagai bentuk kesenian tradisional Jepang kepada warga di Kampung Sakura. Terutama, mereka akan fokus pada jamuan minum teh atau Cahnoyu, yang dianggap sebagai kesenian tradisional yang sakral dan adiluhung.

“Pada dasarnya, jamuan minum teh bukan hanya sekadar ritual minum, tetapi juga memiliki nilai seni dan keindahan tersendiri. Kami dari Unitomo ingin memperkenalkan kepada warga di Kampung Sakura kesenian tradisional yang estetik, khususnya Cahnoyu. Mahasiswa kami, yang mempelajari sastra Jepang, juga belajar budaya tradisional Jepang sepanjang kuliah mereka,” jelas perwakilan Fakultas Sastra Unitomo.

Diharapkan, melalui kerjasama ini, masyarakat Kampung Sakura dapat merasakan manfaat positif dari pengetahuan dan keterampilan dalam seni dan budaya Jepang. Inisiatif ini tidak hanya menjadi upaya untuk melestarikan warisan budaya, tetapi juga sebagai cara untuk memperkaya pengalaman hidup dan meningkatkan pemahaman antarbudaya di lingkungan setempat.

Aries Agung Paewai, menunjukkan minat besar terhadap keberadaan Kampung Sakura, dan dengan tekad yang kuat, akan terus mengembangkannya sebagai destinasi wisata yang mampu bersaing di tingkat Nasional bahkan Internasional. Keindahan dan potensi kultural Kampung Sakura di Desa Sidomulyo, Kecamatan Kota Batu, dianggap memiliki daya tarik yang luar biasa.

Dalam upayanya untuk memperkaya elemen budaya Jepang di kampung tersebut, Walikota Batu berencana untuk memprogramkan program pelatihan, dengan mengirimkan salah satu tokoh masyarakat setempat untuk belajar berbagai kesenian dan kebudayaan Jepang. Nantinya, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh akan diimplementasikan dan dikembangkan di Kampung Sakura.

“Kami sangat bersemangat melihat potensi Kampung Sakura sebagai destinasi wisata unggulan. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk terus mengembangkannya ke tingkat Nasional bahkan Internasional. Kami akan mengirimkan tokoh masyarakat dari kampung ini untuk mempelajari berbagai kesenian dan kebudayaan Jepang, dengan harapan dapat memperkaya dan memperluas potensi wisata di Kampung Sakura,” kata Aries Agung Paewai.

Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan daya tarik wisata Kampung Sakura, tetapi juga akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat. Dengan adanya dukungan dari Pemerintah Kota Batu, Kampung Sakura diharapkan dapat menjadi destinasi wisata yang tidak hanya menarik perhatian wisatawan lokal tetapi juga menjadi daya tarik bagi pengunjung dari berbagai belahan dunia. (Buang supeno )


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.