ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Wagub Kaltim Ceritakan Keikhlasan Guru di Film Laskar Pelangi

May 29, 2022 by  
Filed under Kalimantan Timur

Share this news

Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi

SEPAKU – Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi menjadi penceramah dalam  kegiatan Silaturahmi Syawal 1443 Hijriyah/ 2022 Masehi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Sepaku, di Masjid Darussalam Tengin Baru Kabupaten Penajam Paser Utara, Sabtu (28/5/2022).

Silaturahmi Syawal PGRI Kecamatan Sepaku ini mengambil tema Eratkan Silaturahmi Tingkatkan Kinerja Untuk Menyongsong  Ibu Kota Negara. Bersama kegiatan ini pula disampaikan penyaluran bantuan kepada 6 anak didik, dari Forum Guru berbagi Murid berprestasi kerja sama seluruh guru se-Kecamatan Sepaku.

Dalam ceramahnya Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi bercerita tentang kehidupan guru salah satunya ada diceritakan dalam film Laskar Pelangi.

“Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya bukan untuk meminta sebanyak-banyaknya. Hal ini disampaikan  Kepala Sekolah Arfan untuk Bu Guru Muslimah pada novel dan film Laskar Pelangi,” cerita Wagub.

Dari 10 murid Bu Muslimah lahir lah Andrea Hirata salah satu murid beliau yang berhasil menciptakan novel dan film Laskar Pelangi yang terkenal.

“Dari cerita ini, saya sampaikan guru yang bekerja tulus ikhlas melahirkan murid yang luar biasa. Mari kita bekerja tulus dan ikhlas,” seru Wagub Hadi.

Kedua, harus bekerja keras, dilandaskan ilmu pengetahuan.

“Kesuksesan itu lahir dari kerja keras. Kalau urusan di dunia harus kerja keras apalagi di akhirat. Ini juga merupakan wasiat jika kita meninggal dunia. Nanti yang dikenang dari anak dan cucu kita adalah kita seorang pekerja keras. Kita harus membimbing anak didik kita bekerja keras,” tuturnya.

Ketiga, bekerja dengan cinta. Kerja itu tidak nyaman selalu ada ujian dan cobaan.

“Menjadi guru tidak gampang, saya 25 tahun mengajar, alhamdulillah saya mengajar dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Yang saya ingat dan tanamkan ke diri saya bahwa saya sadar, bahwa yang saya didik, ini calon pemimpin kalau nanti mereka sukses saya dapat pahala,” jelasnya.

Lanjutnya konsekuensinya adalah bapak ibu guru menjadikan anak murid sebagaimana seperti anak sendiri.

“Kita harus menilai murid kita secara adil. Saya bilang ke murid saya yang penting mereka memiliki cita-cita mulia.

Hormati orang tua, dan hormati guru,”  pesannya.

Wagub juga mengatakan dalam mengajar  tidak boleh menilai kesuksesan di salah satu bidang saja. Setiap guru harus bisa mendeteksi potensi anak sedini mungkin.

“Ada 6 tipe kecerdasan. Kecerdasan matematis logis, kecerdasan linguistik, kecerdasan naturalis, kecerdasan fisik (kinestetik), kecerdasan musical, dan kecerdasan spasial (visual),” rincinya.

Wagub juga mengatakan yang paling penting yang harus dibangun adalah budaya membaca dan budaya menulis.

“Dua hal yang harus dilakukan kepada anak kita yaitu membaca dan menulis. Oleh karena itu, apapun jurusannya, anak-anak harus bisa menulis. Belajar menulis itu kategori yang luar biasa. Dan harus bisa menghargai anak. Beri semangat dengan menghargai hasil kerja keras anak, supaya anak terus termotivasi”, ucapnya.

Lanjutnya keempat, yaitu bekerja dengan doa.

“Saya jadi guru, kita doakan anak-anak kita. Mau ujian, tes apapun itu kita doakan,” tuturnya.

Wagub berpesan agar jangan khawatir tentang rezeki.

“Jangan khawatir tentang rezeki, rezeki itu diperoleh dari mana saja. Jangan khawatir, kesehatan itu juga merupakan rezeki,” tutupnya.

Hadir dalam kegiatan ini Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Penajam Paser Utara Alimuddin mewakili Plt Bupati Penajam Paser Utara Hamdan, Ketua PGRI Kabupaten Penajam Paser Utara Suhardi,

Ketua PGRI Kecamatan Sepaku Iksan dan penceramah dari Jakarta Ustaz KH Nanang Mubarok. (sam)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.