Malang 108 Rise and Shine Kayutangan Heritage, Kebangkitan Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Kota Malang

June 6, 2022 by  
Filed under Wisata

Share this news

MALANG  –  Malang 108 Rise and Shine Kayutangan Heritage menjadi titik awal kebangkitan ekonomi di sektor pariwisata Kota Malang. Kegiatan multi even ini digelar di sepanjang Jalan Jenderal Basuki Rachmat, Kota Malang pada Minggu (5/6/2022).

Optimisme kebangkitan ekonomi kreatif dan pariwisata di Kota Malang, Jawa Timur ditunjukkan dalam gelaran kegiatan bertajuk Malang 108 Rise And Shine Kayutangan Heritage. Kegiatan ini berlangsung selama 12 jam. Dimulai pukul 12.00 WIB dan berakhir pada pukul 24.00 WIB.

Sejumlah komunitas dan musisi meriahkan Kayutangan Heritage antara lain, Malang Drummer Community, Guitarisick, Kumpulan Bassis Malang, Kibordis Malang, Voice of Malang (Flashmob), Transisi Indonesia Raya hingga Malang Youth Orchestra.

Selain itu ada penampilan warga, pameran lukisan, bayar UMKM, voice over, lighting show, flashmob (MDC-Fire Dance-Matrix), modern dance, fashion on the street, video mapping hingga penampilan bebas komunitas Kota Malang.

“Jadi Kayutangan Heritage sebagai ikon pariwisata baru ini bisa membangkitkan kreatifitas pelaku ekonomi kreatif yang terdiri dari seni pertunjukan, musik, kriya, video, animasi, audio visual di Kota Malang itu bisa bangkit dan bersinar,” kata Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni.

Ida menuturkan, Pemkot Malang ingin memberikan ruang bagi potensi dan bakat dari Kota Malang untuk mengeksplor diri dalam wadah yang tepat. Apalagi selama pandemi melanda dua tahun, mereka tak bisa tampil di hadapan penonton atau di ruang terbuka.

“Ini titik awal kebangkitan ekonomi sektor pariwisata pasca pandemi di Kota Malang. Karena baru pertama kali kita gelar event terbesar di ruang terbuka. Kami ingin menumbuh kembangkan dan meningkatkan sektor sektor ekonomi kreatif yang ada di Kota Malang,” tandasnya.

Acara itu digagas oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bersama kelompok pelaku hiburan dengan menutup sepanjang kawasan Kajoetangan di Jalan Jenderal Basuki Rahmat pada Minggu dari kendaraan bermotor. Ratusan orang berkumpul untuk menyaksikan pertunjukan hiburan yang digelar di sana.

Dalam sambutannya, Wali Kota Malang Sutiaji menyuarakan jargon dari identitas Arema atau Arek Malang yang memiliki arti Anak Malang.

Dia optimistis dunia pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Malang akan kembali bangkit setelah dihantam pandemi Covid-19 pada 2020 dan 2021.

“Salam Satu Jiwa, Arema! NKRI Harga Mati! kegiatan ini merupakan momen kebangkitan dari ekonomi kreatif untuk bisa kembali bergeliat setelah pandemi Covid-19,” kata Sutiaji.

Sutiaji mengungkapkan, tema bangkit dan bersinar (atau dalam bahasa Inggris yaitu Rise and Shine) diambil dengan harapan adanya bentuk akselerasi percepatan dari geliat dunia ekonomi kreatif dan pariwisata.

“Harapan kami ketika kita bersama-sama kolaborasi dan akselerasi, maka Insyaallah bisa menggapai mimpi kita bahwa kita memang harus bangkit. Ekonomi kita harus bergerak dan kembalinya juga kepada pemberdayaan masyarakat,” ungkapnya.

Gelaran Malang 108 Rise And Shine yang terselenggaran di sepanjang Zona II dan III Kayutangan Heritage menjadi titik balik kebangkitan wisata Kota Malang pasca pandemi Covid-19.

Menurut Hariyadi, pelaku pariwisata Kota Malang acara 108 rise & Shine memberi semangatnya untuk bangkit setelah dua tahun collaps.

“Acara Malang 108 Rise and Shine merupakan salah satu acara yang mewadahi para pelaku ekonomi kreatif hingga pelaku seni untuk menunjukkan barang-barang yang diperjualbelikan,” ungkapnya.

Selain itu,  gelaran Malang 108 Rise and Shine juga merupakan cara untuk mengobati masyarakat yang sudah lama tidak melihat acara besar selama pandemi covid-19. (buang supeno)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.