ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Ramadan, Guru-guru SQI Indonesia Diajak Mesra

June 4, 2018 by  
Filed under Religi, Sosial & Budaya

Share this news

JAKARTA – Tak hanya harus pandai mendidik dan membimbing murid-muridnya, para guru dan staf serta karyawan Sekolah Quantum Inti (SQI) Indonesia juga harus Mesra? Kok harus Mesra? Mesra yang dimaksud di sini adalah singkatan dari “Menjadi Keluarga Magnet Rezeki yang Sehidup Sesurga”. Event bagi keluarga besar SQI Indonesia ini tentu tak sebatas menjalin silaturahim, namun lebih dari itu, kegiatan ini juga menjadi wahana peningkatan pembangunan karakter dan peningkatan derajat hidup setiap keluarga besar SQI Indonesia. Dalam momen Mesra ini, semua guru, staf dan karyawan, serta seluruh unsur manajemen, berkumpul membawa anggota keluarganya masing-masing.

Direktur Pendidikan SQI Indonesia Evianty menyampaikan, Mesra digagas atas keinginan silaturahim dan mengakrabkan seluruh anggota keluarga SQII. Faktanya, 85 persen anggota keluarga SQI Indonesia adalah pasangan suami istri yang usia pernikahannya masih belia, serta kurang dari 10 tahun.

“Mereka berada dalam segmentasi usia produktif, serta memiliki anak-anak balita serta ada yang sudah belajar di jenjang SD. Secara emosional spiritual, mereka masih perlu bimbingan,” katanya, (26/5) baru-baru ini di Cibubur, Bekasi – Jawa Barat.

Tak heran jika secara informal, para staf ini sesekali menyampaikan kondisi kehidupan rumah tangganya yang memerlukan bimbingan. “Beberapa datang karena persoalan finansial yang ternyata berakar dari ketidakmampuan pasutri mengomunikasikan maksud dan keterbatasannya kepada pasangan. Sebagian besar datang karena isu yang lebih besar dan lebih berat, namun akar masalahnya sama,” ujarnya.

Mesra diharapkan menjadi wahana agar semua saling mengenal dan semakin mengeratkan rasa kekeluargaan antar dan sesama keluarga besar SQI Indonesia. Termasuk antar dan sesama agama, agar semua selalu bahagia secara jasmani dan rohani dan masuk surga bersama-sama.

Selain itu berupaya memberikan bekal hidup terbaik pada semua keluarga besar SQI Indonesia supaya satu presepsi antara pasutri untuk saling mendukung, menghargai, dan  mengerti.

Melalui kegiatan ini, diharapkan semua individu memiliki integritas diri dan konsep diri yang tepat. “Selama setahun ke depan kami upayakan ada cara agar silaturahim dan interaksi ini tatap berfungsi seperti yang diinginkan,” sambungnya.

Kegiatan Mesra ini berbasis ilmu Rahasia Magnet Rezeki dari Ustaz Nasrullah yang digagas sebagai salah satu cara untuk membuka cakrawala berpikir keluarga besar SQI Indonesia. Mereka diajarkan untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur, serta husnuzon, husnuzon, dan husnuzon, disusul dengan memberi, memberi, dan memberi. Sehingga level energi kehidupannya selalu berada di posisi plus enam (+6), dan itu artinya rezeki akan datang dan mengalir dengan sendirinya.

Suasana berlangsung penuh rasa manis dan indah karena kebahagiaan yang dirasakan peserta terpancar dari wajahnya yang memiliki energi positif. Apa yang disampaikan Ustaz Abu SS saat membawakan materi Rahasia Magnet Rezeki, sangat mudah diterima. “Hidup ini adalah proyeksi, seperti laptop dan layar. Apa yang diketik di laptop maka akan muncul dilayar. Jadi apa yang dipikirkan maka itu akan terjadi,” tutur Ustaz Abu.

Segala sesuatu dimulai dari pikiran positif. Lalu yang mendasari pikiran adalah perasaan. “Perasaan jauh lebih kuat dari pikiran, bahkan perasaanlah yang mengendalikan. Pengendalian rasa akan menyebabkan energi mampu terkendalikan. Tapi kita butuh spiritual. Di titik inilah segala sesuatu terjadi,” sambungnya. Di level ini, rejeki tidak perlu dicari karena rejeki yang akan merindukan pemiliknya.

“Saya menjadi lebih bersabar dan bersyukur ketika mendapat materi “bungkus permen” (paradox of candy), karena di balik bungkus permen yang berat, terdapat isi permen yang lebih dasyat manisnya,” ucap Fauzi Ridwan, penanggung jawab kegiatan Mesra SQI Indonesia.

“Saya sampai bingung mau mengungkapkan apa? Karena rasanya tak bisa diungkapkan dengan kata kata. Saat berhasil menemukan kenikmatan dari sebuah perbedaan, maka saat itulah bisa menemukan arti sesungguhnya dari sebuah kebersamaan yang damai dan dahsyat, alhamdulillah kenikmatan yang dahsyat sudah tercipta di Sekolah Quantum Inti Indonesia,” beber Lukman Hakim, peserta Mesra.

“Jujur, kami berdua dalam kegiatan Mesra tersebut, saat ada instruksi dari pemateri untuk datang ke pasangan masing-masing dengan mengungkapkan serta menuangkan rasa cinta dan kasih sayang, kami tidak bisa menahan air mata kebahagiaan kami. Subhanaallah, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata,” sambungnya. Ia berharap, indahnya kebersamaan dan keberagaman antar-agama ini senantiasa tetap terpelihara, terjaga serta istiqamah di Keluarga Besar SQI Indonesia.

Kegiatan Mesra mudah diadopsi dan baik untuk diikuti siapa saja serta apapun profesinya, karena mengajarkan tentang pentingnya seseorang berpikir positif diwujudkan dengan menerima dan bersyukur atas diri dan kehidupannya.

“Dalam iman Katolik, menerima dan bersyukur adalah hal penting. Tergambar dari dimasukkannya tema pelajaran mengenai hal ini di setiap jenjang pendidikan, mulai SD, SMP, dan SMA. Bersyukur SQI Indonesia menyelenggarakan kegiatan Mesra. Semoga semua maju dan sejahtera,” tambah Katarina Vonny, guru agama Katolik usai mengikuti Mesra.

Merajut kebersamaan dan keberagaman dalam bingkai persatuan dan kesatuan memang menjadi perhatian utama sekolah ini. Tak heran, apa pun agama dari murid SQI Indonesia, maka pihak sekolah akan menyiapkan guru agama yang sesuai. Walaupun misalnya murid agama tertentu hanya satu orang, pihak sekolah tetap menyiapkan gurunya.

Penanaman kebersamaan juga diaplikasikan kepada para murid sejak dini. Seperti di TK Quantum Inti Indonesia, ketika ada satu murid bernama Cavalin sedang merayakan Waisak, maka seluruh temannya menyelesaikan sebuah gambar ucapan Waisak untuk dia. Bukankah Tuhan menciptakan semua umat berbeda agar memahami dan mengerti arti sebuah kebersamaan?


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.