ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Pemprov Kaltim Polling Nama Masjid

July 24, 2018 by  
Filed under Religi, Sosial & Budaya

Share this news

SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan membuka polling penamaan masjid yang saat ini dibangun di eks Lapangan Kinibalu Samarinda. Polling dilakukan untuk mengetahui pendapat masyarakat sekaligus melibatkan masyarakat dalam penamaan Masjid Pemprov Kaltim tersebut.

Plh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat M Sabani kepada para wartawan mengungkapkan polling penamaan Masjid Pemprov Kaltim itu akan dimulai sejak 31 Juli dan berakhir pada 31 Agustus 2018.

“Awalnya ada sebelas nama. Kita minta pendapat dan pengertian dari para kyai dan ulama. Akhirnya keluarlah saran dari mereka tiga nama. Yang pertama Al-Faruq, Al-Furqon dan Al-Mu’min,” kata Sabani di ruang kerjanya, Senin (23/7).

Para kyai dan ulama yang dimohonkan pendapatnya itu antara lain Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim KH Hamri Has, Ketua PW NU Kaltim KH M Rasyid dan Ketua PW LDNU Kaltim KH Abdurrahman AR. Masukan juga diterima dari Kepala Kanwil Kementerian Agama Kaltim H Sofyan Noor dan Ketua Pembangunan Masjid Pemprov Kaltim H Said Alwi AS, serta Ketua Masjid Al-Mu’min Lamin Etam HM Ikhsan.

Para kyai dan ulama itu menyebutkan Al-Faruq dan Al-Furqon memiliki arti yang sama, yakni pembeda antara yang haq dan yang bathil. Sedangkan Al-Mu’min berarti kumpulan orang-orang beriman.

Untuk penamaan masjid ini, Pemprov Kaltim ingin melakukan hal yang sama saat memberikan nama untuk Bandara Samarinda Baru di Sungai Siring sebagai pengganti Bandara Temindung. Nama gubernur Kaltim pertama, APT Pranoto akhirnya terpilih sebagai nama pengganti nama Bandara Samarinda Baru karena meraih skor polling tertinggi.

“Mana yang paling cocok? Pak Gubernur minta agar diserahkan kepada masyarakat untuk memilih nama yang diminati dalam sistem polling. Yang terbanyaklah yang nanti akan kita pilih,” jelas Sabani.

Menanggapi pertanyaan wartawan soal nama Al-Faruq yang terkesan masih dekat dengan nama Gubernur Awang Faroek Ishak, mantan Kepala Dinas Perhubungan Kaltim ini pun memberikan klarifikasi.

“Itu pendapat dari para kyai dan ulama. Pak Gubernur tidak ikut rapat, karena saya yang memimpin rapat. Al-Faruq itu beda dengan Awang Faroek. Dari tulisannya saja sudah beda. Kalau bahasa Arab, Faruq itu pakai Qob. Makanya artinya pembeda,” jelas Sabani.

“Bahwa katanya ada kesan, ya itu karena ada orang yang ingin mengesankan. Kalau biasa-biasa saja, ya tidak ada masalah. Al-Faruq itu gelar kepada Umar bin Khatab. Kalau ada yang mengait-ngaitkan, itu biasa. Tapi bukan itu. Dari awal, nama ini bukan gagasan Pak Awang. Ini pendapat para ulama dan kyai. ,” tambah Sabani.

Lanjut Sabani, masjid baru ini disiapkan lebih representatif dengan spesifikasi tertentu sehingga berbeda dari Masjid Al-Mu’min yang ada saat ini. Tujuannya tentu agar jamaah lebih nyaman saat melaksanakan ibadah karena daya tampung masjid yang sekarang sudah tidak mampu menampung jamaah yang membludak saat sholat Duhur dan sholat Jumat.

“Mudah-mudahan masjid ini akan membangkitkan semangat umat Islam untuk lebih memakmurkan masjid. Saya mohon juga kawan-kawan wartawan memberitakannya dengan sejuk,” harap Sabani didampingi Plt Karo Humas Setdaprov Kaltim Hj Riawati.

Sedangkan sebelas (11) usulan nama Masjid Pemprov Kaltim sebelumnya adalah Masjid Baitul Makmur, Masjid A-Faruq, Masjid Al-Mu’min, Masjid Madinatus Salam, Masjid Almunawwarah, Masjid Nurul Islam, Masjid Madinatul Ilmi, Masjid Baabus Salam, Masjid Al-Huda, Masjid Taajus Salam dan Masjid Al-Furqon.

Masyarakat diimbau untuk dapat berpartisipasi dalam polling ini dengan mengunjungi website resmi Pemprov Kaltim yakni kaltimprov.go.id dan memilih satu nama masjid dari tiga nama yang diusulkan. Setiap orang atau setiap satu account hanya mendapat satu kesempatan untuk memilih. Nama masjid dengan skor polling tertinggi nantinya akan dipilih dan ditetapkan sebagai nama resmi masjid yang ditargetkan rampung akhir tahun ini. (sam/adv)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.