ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Peletakan Batu Pertama Pembangunan Cable Car di Batu, Ditunda

August 6, 2022 by  
Filed under Wisata

Share this news

Rinonx

BATU– Peletakan batu pertama proses pembangunan awal Cable Car di Kota wisata Batu yang direncanakan 8 Agustus 2022 mengalami penundaan.

Rinonx bagian umum Yayasan Among Tani Foundation ( ATF ) mengungkapkan, penundaan acara peletakan batu pertama karena masih ada hal yang belum tuntas.

“Saat ini Pak Tomi sedang ke Jakarta untuk menyelesaikan dokumen dan hal-hal lainnya yang terkait Cable Car” ungkap Rinonx di kantor ATF, Jum’at  ( 5/8/2022).

Disebutkan, hal yang sedang dilengkapi seperti Analisis Dampak Lingkungan ( Amdal ) dari Pemkot Batu, juga dokumen perjanjian dengan warga desa menyangkut saham yang akan diikutsertakan, Perjanjian dengan desa menyangkut tanah kas desa yang dipakai. Dengan  siapa perjanjian itu dibuat juga warga meminta manfaat adanya Cable Car bagi masyarakat sekitar.

“Ini semua menjadi kajian tim, agar dalam pelaksanaanya nanti tidak ada persoalannya. Semua pihak menerima dan mendukung Cable car sebagai sesuatu yang membanggakan dan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat ” lanjutnya.

Rinonx menegaskan, peletakan batu pertama  pembangunan cable car tetap dilaksanakan dalam bulan Agustus 2022.

Sementara itu,  Wiweko kepala Desa Oro-Oro Ombo ketika dikonfirmasi di kediamannya mengakui bahwa sampai saat ini belum ada perjanjian tertulis antara pihaknya dengan  PT Among Tani Indonesia menyangkut kerjasama pemanfaatkan lahan kas desa.

“Yang pernah dilakukan dalam pertemuan di kantor Among Tani Foundation  (1/6) lalu  pendatanganan  MoU pembangunan antara PT Among Tani Indonesia dengan Desa Oro-Oro Ombo menyangkut kesiapan menjadi Stasiun utama atau tempat wisatawan naik cable car akan dibangun di Rest Area Jalibar  ” ungkap Wiweko, Jum’at ( 5/8/2022).

Demikian pula belum ada kejelasan tentang berapa nilai saham warga yang andil untuk berinvestasi juga keuntungannya. Dan kesediaan pihak PT untuk memanfaatkan tenaga kerja warga Batu.

“Kami tidak ingin menjadi penonton dilahan kami, jadi kami ingin dilibatkan sehingga proyek ini dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat ” lanjut ketua Asosiasi petinggi dan lurah ( Apel ) Kota Batu.

Wiweko meminta kepastian agar pembangunan cable car tidak merusak kekayaan alam Desa Oro-Oro Ombo. Dia tidak ingin proyek tersebut mengorbankan pepohonan.

”Kami khawatir ada pemotongan pohon. Desa Oro-Oro Ombo harus tetap hijau,” pintanya.

Rencana Pembangunan awal Cable Car hingga peletakan batu pertama dibutuhkan dana sekitar Rp 20 miliar. Dua tower penyangga akan dibangun di antara Rest Area Jalibar dan Coban Rais.

Stasiun utama atau tempat wisatawan naik cable car akan dibangun di Rest Area Jalibar. Rutenya menuju Coban Rais berjaral 1 kilometer  Di sana juga ada stasiun, namun hanya berfungsi sebagai tempat putar balik cable car kembali ke stasiun utama. Jadi, para penumpang hanya bisa naik dan turun di stasiun utama.

Rute itu dipilih dengan pertimbangan pesona keindahan alam yang luar biasa. Apalagi, ketersediaan lahan untuk pembangunan stasiun di dua lokasi itu serta infrastruktur sarana dan prasarananya melebihi 50 persen.

Pembangunan Cable Car ( kereta gantung ) pertama di Indonesia ini mengusung konsep green economy dan green tourism.

Dengan menggabungkan konsep yang mirip dengan Cable Car yang ada di Swiss, potensi alam dan besarnya kunjungan wisata Kota Batu yang berkembang, Cable Car ini sukses meraih investor.  PT Among Tani Indonesia selaku project owner telah menggandeng produsen cable car Doppelmayr asal Austria.

Pembangunan kereta gantung Kota Batu mengacu pada proyek strategis nasional untuk percepatan pertumbuhan ekonomi di sejumlah kawasan. Hal itu sudah tertuang dalam Perpres Nomor 80 tahun 2019. Dari yang awalnya rencana pendanaan Rp 300 M dengan jarak 4-5 kilometer, akhirnya diputuskan untuk merealisasikan pendanaan Rp 100 miliar dengan jarak 1 kilometer.

PT.Among Tani Indonesia  menggandeng Doppelmayr untuk pembangunan kereta gantung. Salah satunya terkait reputasi dan jaminan keamanan. Perusahaan asal Austria itu telah berkecimpung di dunia pembangunan cable car selama 100 tahun. Bahkan mereka menguasai 50 persen pangsa pasar kereta gantung dunia.

Permasalahan-permasalahan yang kerap dialami cable car pun sudah bisa mereka antisipasi. Misalnya, ketika kabin kereta gantung berhenti di tengah-tengah rute, pihak Doppelmayr menjamin dalam hitungan detik cabin yang berisi 8 orang itu akan secara otomatis kembali ke stasiun utama.

Pihak Doppelmayr  telah menangani pembangunan tiga  kereta gantung di Indonesia, yakni di Freeport, Tenggarong Kalimantan Timur, dan Ancol dan kota Batu yang keempat. (Buang Supeno)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.