ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Pantau Sekolah Pembelajaran Tatap Muka, Rusmadi Ingatkan Pentingnya Prokes

October 13, 2021 by  
Filed under Kesehatan

Share this news

SAMARINDA – Wakil Walikota Samarinda Dr. H. Rusmadi Wongso terus melakukan pemantauan dengan kunjungan langsung ke sekolah-sekolah yang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Samarinda. Walaupun saat ini Kota Samarinda berada pada PPKM level 2, bukan berarti semua bisa dilakukan dengan bebas, PPKM level 2 masih mensyaratkan penerapan protokol kesehatan ketat pada proses belajar tatap muka di sekolah.

“Saya harap masyarakat menyadari pentingnya menerapkan prokes dimana pun dan kapan pun,” ucap Rusmadi, Selasa (12/10/2021).

Lebih lanjut dikatakan, bahwa pemerintah tidak menginginkan terjadi  ‘lost generation’ pada bidang pendidikan atau mundurnya pendidikan pada suatu generasi akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan lebih dari satu tahun sekolah-sekolah ditutup dan anak didik belajar dengan cara online atau daring.

Belajar dengan sistem daring di rumah membutuhkan kerja keras guru dan orangtua dirumah namun sistem pembelajaran  tatap muka seperti saat ini tentu lebih efektif  walaupun  juga membutuhkan ekstra kerja keras guru, karena guru harus mengulang dan mengulang lagi pelajaran sebelumnya, saat daring diberlakukan.

“Terlebih pada mata pelajaran yang menanamkan nilai-nilai kepribadian tentunya akan lebih efektif jika diajarkan dengan sistem pembelajaran tatap muka,” ujar mantan Sekprov Kaltim ini.

Intan, siswa kelas 3 SD di bilangan jalan AWS Syahranie Samarinda merasa sangat senang dengan kembali belajar di sekolah dan ia merasa lebih bisa memahami pelajaran yang disampaikan guru ketika langsung berhadapan dengan guru dan bisa bertanya langsung kepada guru.

“Walaupun agak sepi karena tidak bisa bermain di sekolah seperti dulu dan selalu pakai masker, saya senang bisa belajar di sekolah dan bisa bertanya langsung ke bu guru kalau tidak mengerti,” ujar siswi berhijab ini.

Untuk itulah diperlukan komitmen semua pihak, agar pembelajaran tatap muka bisa terus dibuka, maka tidak ada pilihan lain, kecuali dengan penerapan protokol kesehatan ketat seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas masyarakat termasuk anak didik.

Pada proses pembelajaran tatap muka di sekolah,  jam pelajaran dikurangi dan anak sekolah dibagi ke dalam shift dengan pembagian waktu belajar, tanpa ada waktu istirahat dan tidak ada kantin sekolah yang dibuka sehingga anak didik selesai belajar di sekolah langsung diminta pulang kerumah. (hel)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.