ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

36 Warga Kutim Terjangkit HIV

November 24, 2010 by  
Filed under Berita

Share this news

SANGATTA-vivaborneo.com, Diam-diam Kuta Timur tergolong rawan terhadap penyebaran virus HIV/AIDS. Penyakit yang mematikan ini, sudah menyabar di daerah ini dengan cukup memprihatinkan.Dari deteksi dini yang dilakukan Komisi Perlindungan Anak (KPA) Kutim, sudah ada sekitar 36 warga Kutim yang terjangkit virus HIV/AIDS, terutama di kawasan lokalisasi pelacuran. Dari jumlah tersebut, hamper separo diantaranya meninggal dunia.

“Kita merasa prihatin karena cukup banyak yang terdeteksi terkena virus HIV/AIDS tersebut. Jangan sampai virus ini terus menyebar dan menjangkit kepada warga lain yang ada di rumah,” kata Sekretaris KPA Kutim Harmaji.

Menurutnya, pihaknya terus melakukan pendampingan terhadap penderita HIV itu, agar tidak menyebar ke masyarakat lainnya. Salah satu caranya adalah, jika ingin melakukan hubungan intim disarankan menggunakan pengaman (kondom,red), agar tidak menular kepada yang lainnya.

Dari jumlah yang terdeteksiterkena virus HIV itu, sebagian ada yang dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Wahab Syahrani Samarinda. Namun Harmaji tidak menyebutkan identitas warga yang terkena virus tersebut.
Dijelaskan, di Kutim pernah terjadi sejumlah kasus virus HIV/AIDS ini menimpa warga rumah tangga, lantaran suaminya sering ‘jajan’ di luar.

“Yang bersangkutan sudah meninggal dunia, kemudian menyusul istrinya juga menghembuskan nafas terakhir karena tertular dari suaminya,” kata Harmadji.

Yang memprihatinkan adalah, buah hatinya yang yatim piatu dipastikan juga terkena virus HIV/AIDS dari orangtuanya tersebut. Pihaknya berharap kepada seluruh masyarakat untuk ekstra hati-hati menyikapi penyebaran virus HIV/AIDS ini.

Meski demikian, dia mengingatkan kepada masyarakat jika menemukan warga yang terkena tidak perlu dijauhi atau diisolir. Sebab, penularan penyakit ini hanya bisa melalui jarum suntik dan hubungan seks. Kalau hanya bersentuhan badan saja tidak bakal tertular.

Kemudian Harmaji mengingatkan bahwa penularan penyakit justru lebih berbahaya TBC dan hepatitis jika dibandingkan virus HIV/ADS. Sebab, untuk TBC dan hepatitis, penularannya bisa lewat udara ketika berbincang-bincang bersama dengan penderita.

Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat daerah ini agar tidak mengisolir terhadap penderita virus HIV/AIDS. Bahkan di rumah sakit pun perlakukan penderita ini juga berbeda, karena kurangnya pemahaman bagi petugas kesehatan di rumah sakit tersebut. (vb/wrd)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.