ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Awang Faroek Jadi Raja Negeri Jamrud Khatulistiwa

December 23, 2009 by  
Filed under Religi, Sosial & Budaya

Share this news

SAMARINDA – vivaborneo.com – Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak berperan sebagai Sultan Kerajaan Jambrut Khatulistiwa dalam sandiwara kesenian Mamanda yang digelar Radio Republik Indonesia (RRI) Samarinda  sebagai puncak penutupan Pekan Olah Raga dan Seni anggota RRI Se-Kalimantan di Samarinda, Senin malam (21/12).Didampingi dengan beberapa Hulubalang yang sebelumnya melaporkan tentang situasi dan keamanan kerajaan, Awang Faroek yang berperan sebagai raja yang bijak Nampak cukup menghayati peran yang diberikan. Terbukti  sang Gubernur tidak canggung dalam memainkan setiap adegan layaknya ketika dirinya bertugas sebagai Gubernur Kaltim setiap harinya.

“Bagaimana keamanan kerajaan menjelang Natal dan tahun baru?,” ujarnya kepada salah seorang Hulubalang. “Situasi aman dan damai yang Mulia. Rakyat dapt hidup tenteram tanpa perselisihan. Begitupun dengan kerukunan antar umat beragama, semua rakyat dapat menghormati satu sama lainnya,” ujar sang Hulubalang.

Begitu juga ketika ketika Sultan Awang Faroek bertanya tentang situasi harga-harga kebutuhan pokok di pasar. “Bagaimana harga-harga kebutuhan pokok, sayur –mayur dan cabai keriting? Berapa harga daging dan telur? Jangan sampai ibu-ibu menjerit,” ujarnya disambut tepuk tangan penonton.

Dengan tema “Satu Dalam Kebhinekaan bersama RRI, ” pertunjukan selama  dua  jam ini cukup menghibur undangan. Apalagi setiap perwakilan RRI di Kalimantan menghadirkan sebuah atraksi seni. Dari RRI Tarakan menghadirkan tari pergaulan Tari Japen Buntut Balanai. Sementara itu RRI Palangkaraya, Kalimantan Tengah menyuguhkan Tari Giring-Giring.

RRI Banjarmasin menampilkan ghadirkan Kesenian Madihin, RRI Kabupaten Sintang (Kalbar) menyuguhkan Tari Berjudul Pancaran Khatulistiwa, dan terakhir RRI Samarinda membawakan Tari Jepen dari Kutai Timur.

Pada akhir acara Sultan Awang Faroek berharap  agar kesenian Mamanda dapat dilestarikan dengan menambah jadwal kegiatan. Mamanda adalah salah satu kesenian tradisional yang harus dilestarikan.

“Kerajaaan ini nanti akan memerintahkan seluruh negeri mengadakan lomba dan kejuaraan Mamanda dari tingkat Sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi agar kesenian mamanda dapat dipertahankan kelestariannya,” pesan Awang.

Diakhir petunjukan Baginda Raja Awang Faroek juga berpesan salah satu kewajiban masyarakat di Kaltim adalah menyusun rencana kerja  daerah yang disinkronkan dengan rencana kerja (action plan) dari pemerintah pusat. Terkait soal  antisipasi pemanasan global dan perubahan iklim.

“Mari secara bersama kita bertekad menjadikan Kaltim sebagai “Provinsi Hijau” yang dilakukan dengan berbagai kegiatan terkait dengan pelestarian alam dan lingkungan,” ujarnya. (vb-01)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.