ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Di Pesisir Kalimantan Timur Masih Banyak Dihuni Monster.

April 10, 2009 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

Buaya Muara atau buaya Bekatak (Crocodylus porosus) adalah sejenis buaya yang terutama hidup di sungai-sungai dan di laut dekat muara. Daerah penyebarannya dapat ditemukan di seluruh perairan Indonesia. Moncong spesies ini cukup lebar dan tidak punya sisik lebar pada tengkuknya. Sedang panjang tubuh termasuk ekor bisa mencapai 12 meter seperti yang pernah ditemukan di Sangatta, Kalimantan Timur.

Buaya Muara dikenal sebagai buaya terbesar di dunia, jauh lebih besar dari Buaya Nil (Crocodylus niloticus) dan Alligator Amerika (Alligator mississipiensis). Penyebarannya pun juga “terluas” di dunia. Buaya muara memiliki wilayah perantauan mulai dari perairan Teluk Benggala (Sri Lanka, Bangladesh, India) hingga perairan Polinesia (Kepulauan Fiji dan Vanuatu). Sedangkan habitat favorit untuk mereka tentu saja perairan Indonesia dan Australia.

Buaya muara mampu melompat keluar dari air untuk menyerang mangsanya. Bahkan bilamana kedalaman air melebihi panjang tubuhnya, buaya muara mampu melompat serta menerkam secara vertikal mencapai ketinggian yang sama dengan panjang tubuhnya. Buaya muara menyukai air payau/asin, oleh sebab itu pula bangsa Australia menamakannya saltwater crocodile (buaya air asin).Selain terbesar dan terpanjang, Buaya Muara terkenal juga sebagai jenis buaya terganas di dunia.

Kedua ekor buaya muara ini pernah menggegerkan masyarakat Kaltim pada tahun 1996 karena telah memangsa dua manusia di dua tempat terpisah hanya dalam selisih waktu  satu bulan.

Lalu penduduk dipimpin pawang buaya yang sangat berpengalaman di Kutai, memburu dan membunuh kedua buaya ini untuk mengeluarkan potongan tubuh korban yang tertinggal di dalam perutnya.

Buaya pertama yang memangsa Ny Hairani (35) ditangkap pada 8 Maret 1996 di sungai Kenyamukan, Kecamatan Sangatta (kini masuk wilayah Kabupaten Kutai Timur). Buaya ini berkelamin jantan berusia sekitar 70 tahun, panjang sekitar 6,6 meter, berat 350 kg dan lingkar perut 1,8 meter.

Sementara buaya kedua yang memangsa seorang pria bernama Baddu (40) di Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak (Kabupaten Kukar) ditangkap pada tanggal 10 April 1996. Buaya berkelamin betina ini memiliki panjang 5,5 meter, berat 200 kg dengan lingkar perut sekitar 1 meter. Setelah itu, kedua buaya yang dijuluki “monster dari Sangatta” tersebut diawetkan dan dipajang di Museum Kayu Tuah Himba, Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara.(vb-01/foto:tribunkaltim)


Share this news

Respon Pembaca

5 Komentar untuk "Di Pesisir Kalimantan Timur Masih Banyak Dihuni Monster."

  1. Dewi on Mon, 27th Jul 2009 8:00 am 

    buaya dendam sama manusia karena daerahnya sudah direbut manusia , bayangkan andai kita menempati rumah kita sebelum orang lain ada , setelah orang lain ada kita malah di gusur , apa tidak dendam ? karena kita lah yang berhak atas rumah itu.sama halnya dengan buaya.

  2. ono namaku on Sat, 13th Feb 2010 12:04 am 

    JanGn maCaM2 SaMa BUaYa,,,BUaYa ITu HewaN peNDeNDaM..
    Klo Km InGIn SLamaT Dr CeNgKRaManYa???
    JnGn GanGU DY,,,,,,,,,,,,,
    BAHAYA JANGAN MAU SEPERTI PANJI

  3. Andry on Thu, 17th Jun 2010 3:13 pm 

    Ta panji emank gelo. Gmn crax spaya aq bsa sperti panji ya?

  4. Badut on Mon, 2nd Aug 2010 10:24 pm 

    Astaga naga_! ! ! _

  5. Yamaha@boys.co.id on Thu, 30th Dec 2010 6:51 am 

    Bagi siapapun x pernah mengganggu buaya maka nyawanya pun sudah d teror oleh buaya

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.