ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kisah Sepeda di Samarinda

April 10, 2009 by  
Filed under Opini

Share this news

Kisah kenangan masa lalu memang tak bakal kita lupakan. Mungkin bagi masyarakat Kota Samarinda di era tahun 70-an, tidak terkejut lagi yang namanya bersepeda. Apalagi dijaman itu, sepeda menjadi andalan dalam melakukan kegiatan sehari-hari,  termasuk bagi keluarga kami.Banyak kenangan denagn sepeda yang tidak mungkin lagi terulang di jaman yang telah penuh sesak dengan berbagai macam kendaraan saat ini.

Apalagi saat itu aku duduk di kelas 6 SD Advent Samarinda yang beralamat Jl. Sendawar (sekarang Jl.D.Jempang). Setiap hari aku diantar Om Boyke Giroth ke sekolah menggunakan sepeda. Saat itu om ku, masih sekolah di STM Negeri Samarinda. Selepas lulus STM, om ku masuk Polsus Kehutanan dan tugas di Nunukan hingga sekarang beliau di Dinas Kehutanan Kabupaten Nunukan.

Kota Samarinda memang saat itu gak terliha ada kemacetan karena kendaraan tidak begitu ramai seperti sekarang ini. Paling ramai di daerah Pasar Pagi karena angkotnya masa itu disebut taksi jamban. Pada suatu waktu, saya pernah mengalami peristiwa lucu dengan sepeda jengki kami yang bermerk Phoenix bersama om ku. Ketika pulang sekolah seperti biasa, om ku menjemput aku di sekolah. Sepulangnya, kami melintasi jalan Sungai Berantas, tidak biasanya kami melintasi jalan itu. Sehari-hari kami langsung pulang lewat Simpang Darjat (sekarang Simpangan Lampu Merah antara Jl.Agus Salim-Basuki Rahmad-Abul Hasan) menuju rumah orangtuaku di Jl.Bukit Barisan (Kampung Jawa).

Saat di Jl. S.Berantas tiba-tiba om ku hendak menghentikan sepeda dengan berpegangan di rambu-rambu lalulintas tepat didepan SD Muhamadiyah 1. Namun tak disangka om ku terlepas dari pegangannya, tak dapat dielakan lagi kami berdua langsung tercebur diparit besar itu. Kami basah kuyup, dan topi yang dipakai om ku hanyut, bye..bye.. topi tersayang.

Kemudian dijaman itu, pemilik sepede harus membayar pajak. Bila sudah membayar disepeda akan diberi tanda lunas yang biasa disebut peneng. Jangan dikira gak bermanfaat dengan peneng tersebut, karena kita akan dirazia oleh OKKK yang sewaktu-waktu di persimpangan jalan. Biasanya disekitar Lapangan Kinibalu Kampung Jawa.

Manfaat sepeda sudah gak diragukan lagi terutama dalam urusan  kesehatan, karena secara otomatis setiap kita mengayuh sepeda, terutama yang membonceng tentu saja sudah berkeringat. Apalagi dilakukan pada teriknya matahari Samarinda yang sangat panas.(meckygiroth.blogspot.com)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.