ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Ratusan Orangutan Kaltim Kesulitan Habitat Asli

April 14, 2009 by  
Filed under Lingkungan Hidup

Share this news

Samarinda – Sedikitnya 350 Orangutan (Pongo Pygmaeus) yang berhasil diselamatkan dari hutan-hutanKaltim dan dipelihara lembaga Borneo Orangutan Survival (BOS) di Samboja, Kukar kesulitan untuk dilepaskan kembali ke hutan karena tidak ada jaminan hutan akan tetap lestari. Dikhawatirkan sejumlah orangutan yang dilepas hidupnya tidak lebih baik akibat degradasi hutan dan lahan yang semakin memperihatinkan.Hal itu dikatakan Gubernur Kaltim, H Awang Faroek Ishak pada pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kaltim untuk merencanakan program untuk anggaran 2010, di Lamin Etam, Selasa (14/4).
Menurut Gubernur, ketika berkunjung ke kawasan konservasi orangutan Samboja, beberapa waktu lalu terungkap 350 orangutan yang siap dilepasliarkan namun belum ada kepastian kemana harus melepaskannya. Padahal orangutan sangat membutuhkan kawasan hutan lebat dan rimbun sebagai lokasi tinggal sekaligus sebagai tempat untuk mencari makan sehingga dapat bertahan hidup, jadi diperlukan hutan yang terjaga agar keberadaan orangutan tidak terganggu.
Melihat kondisi itu, Awang minta kepada sejumla bupati/walikota untuk memberikan sebagian kawasan hutan dan lahannya dijadikan habitat atau tempat tinggal orangutan sehingga mampu melestrikan jenis primata yang dilindungi tersebut.
“Mari kita dukung pelestarian orangutan dan berbagai plasmanuftah asli daerah dengan menghutankan kembali sejumlah kawasan kritis dan mempertahankan hutan di Kaltim, sehingga mengembalikan provinsi ini hijau kembali,” ucap Awang Faroek Ishak.(vb-01)


Share this news

Respon Pembaca

Satu Komentar untuk "Ratusan Orangutan Kaltim Kesulitan Habitat Asli"

  1. adrian hakim on Wed, 15th Apr 2009 9:43 pm 

    Satwa Liar dipiara & kemudian dilepas lg itu kan konsep Barat & mahal, % keberhasilannyapun rendah krn daya adaptasi Satwa Liar yg rendah thd lingkungan barunya. Adanya stasiun2 sbnrnya lebih terfokus ke penelitian karakter individu Satwa Liarnya, bukan pd habitatnya. Krn itu lbh penting utk secara konsekwen menyisakan secara tegas sebagian hutan alam dipegunungan atau disekitar danau2 menjadi preservat alam yg tdk boleh diganggu/ditebang sekitar 25% dr luas wilayah. Kalo kita liat di Google-Map disemua negara maju diterapkan hal ini, daerah2 hilir/downstream boleh dibangun ranch, farming, pabrik, pemukiman dll

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.