ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Andi Surayya dari K3 ke S3

January 12, 2025 by  
Filed under Opini

Share this news

Catatan Rizal Effendi

Bulan Bakti K3 2025 di Kaltim dapat kado Istimewa. Salah seorang dosen K3 Universitas Balikpapan (Uniba), Andi Surayya Mappangile, SKM, M.Kes meraih gelar S3 bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) berkaitan dengan K3 dalam sidang promosi doktor yang digelar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Jakarta, Selasa (7/1) lalu.

K3 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Menurut Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012, K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Andi Surayya di depan karangan bunga dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Setiap tahun pemerintah menggelar Bulan K3 mulai 12 Januari sampai 12 Februari. Tahun 2025 ini temanya adalah “Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dalam Mendukung Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) untuk Meningkatkan Produktivitas.”

Soal SMK3 ini yang diangkat dalam tesis Andi Surayya. Judulnya: Hubungan Tingkat Penerapan SMK3 dengan Kinerja K3 pada Perusahaan yang Tersertifikasi SMK3 (PP Nomor 50 Tahun 2012) di Kalimantan Timur.

Dia dipandu oleh Prof Doni Hikmat Ramadhan sebagai promotor dan Prof Dr Ede Surya Darmawan sebagai co promotor.

Andi Surayya ini sangat istimewa. Soalnya wanita kelahiran Wajo, Sulsel, 12 Februari 1977 ini adalah istri Rektor Uniba, Dr Isradi Zainal. Isradi sendiri adalah tokoh K3. Dia pendiri Fakultas K3 di Uniba dan juga memangku jabatan sebagai ketua Asosiasi Perusahaan Jasa K3 (APJK3) Nasional serta ketua Umum Perkumpulan Profesi K3 Nasional (P2K3N).

Sedang Andi selain menjadi dosen, dia juga duduk sebagai wakil ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (DK3P) Kaltim. Tahun 2024 lalu dia meraih penghargaan Pemeduli K3 dari Pemprov Kaltim.

Dalam menyusun tesisnya, Andi meneliti 94 perusahaan yang tersertifikasi SMK3 di Kaltim. Dia sempat menemui ada perusahaan yang enggan membuka data. “Padahal tujuan saya baik untuk masukan dan perbaikan penerapan K3 ke depan,” katanya. Dia juga menghimpun 8.055  pekerja untuk mengukur iklim keselamatan kerja atau safety climate.

Mahasiswa K3 Uniba yang mengikuti acara wisuda.

Hasil penelitiannya menunjukkan  tingkat penerapan SMK3 di Kaltim berada pada level 3 atau konsisten. SMK3 diterapkan dengan pendekatan sistematis dan konsisten, upaya pengendalian risiko dilakukan secara terstruktur, terukur secara kualitatif, integrasi antarprosedur dan manajemen risiko berjalan di semua divisi. Akan tetapi penerapan sistem pembelajaran melalui monitoring, laporan K3, dan proses perbaikan belum berjalan secara menyeluruh.

Andi menyarankan agar perusahaan dapat mengukur tingkat penerapan SMK3 (self assessment) dengan menggunakan instrumen alat ukur  kematangan penerapan SMK3, sehingga dapat melakukan langkah perbaikan ke depan.

Dia juga meminta perusahaan menyediakan SDM yang berkompeten dan cukup untuk menangani K3, khususnya menyiapkan  Ahli K3 Umum, yang mempunyai kemampuan merencanakan  program-program K3 serta memahami  semua regulasi yang dipersyaratkan.

Untuk meningkatkan safety climate, perusahaan harus memberikan perhatian lebih pada upaya prioritas keselamatan kerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya berupa program safety accountable, yaitu bagaimana menjadikan safety sebagai tugas  dan tanggung jawab bersama.

Kepada Pemerintah, Andi Surayya menyarankan agar alat ukur penilaian tingkat penerapan SMK3 masuk dalam regulasi atau peraturan tertentu dalam rangka menyempurnakan praktik penerapan SMK3.  Selain itu perlu memperketat pengawasan kepada perusahaan agar melakukan peningkatan kepatuhan penerapan K3 berdasarkan regulasi yang ada.

Setelah berlangsung dua jam lebih, tim penguji yang diketuai Prof Indri Hapsari Susilowati dengan 5 anggota memutuskan Andi Surayya Mappangile lulus dengan sangat memuaskan. Dia berhak menyandang gelar doktor (Dr) di bidang IKM.

DEBU DI KAWASAN IKN

Andi Surayya mengaku bersyukur bisa menyelesaikan studi S3-nya di UI. “Saya hanya ingin disertasi saya ini menjadi sebuah persembahan terbaik untuk dunia keilmuan bidang K3, yang secara spesifik saya tekuni,” katanya penuh kebahagiaan.

Suami dan 4 putra-putri Andi Surayya ikut mendampingi. Menurut Isradi, dia memang mendorong istrinya ikut mendalami bidang keilmuan K3. Selain memperkuat kualitas pengajaran di Fakultas K3 Uniba, juga bisa memberikan kontribusi untuk tata kelola penerapan SMK3 baik kepada perusahaan maupun kepada Kementerian Tenaga Kerja.

Menurut Isradi, Fakultas K3 Uniba sekarang berkembang pesat. Jumlah mahasiswanya mencapai 1.450-an orang. Ada yang mengambil program D4 sampai S1.  “Sekarang banyak peminatnya, karena perusahaan sangat membutuhkan tenaga ahli K3,” jelasnya.

Berkaitan dengan penerapan K3, saya sempat menanyakan kepada Andi Surayya tingginya polusi debu di sekitar kawasan IKN termasuk permukiman penduduk di Sepaku dan sekitarnya akibat banyaknya kendaraan truk pengangkut material proyek IKN.

Menurut Andi, ada 5 sumber bahaya di lingkungan kerja. Mulai bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi sampai psikososial.

Debu yang merupakan partikel padat atau cair yang tersuspensi di udara merupakan salah satu sumber bahaya yang menimbulkan risiko bagi keselamatan dan kesehatan tidak hanya bagi pekerja, tapi juga masyarakat di sekitarnya.

“Debu yang cukup tinggi di sekitar wilayah pembangunan IKN menjadi tantangan besar dan membutuhkan perhatian yang serius, karena tidak saja memengaruhi kesehatan pekerja, tetapi juga masyarakat di sekitarnya,” ucap Andi.

Dia mengingatkan bahwa Pemerintah telah mengeluarkan beberapa regulasi. Di antaranya Permenaker No 5 Tahun 2018 tentang pengendalian faktor fisika dan kimia di lingkungan kerja dan juga Permen Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 6 Tahun 2021 tentang baku mutu udara ambien nasional.

Andi menyarankan perlunya diterapkan lima level pencegahan. Penggunaan alat berat yang ramah lingkungan (dilengkapi dengan sistem pengendalian debu), menutupi material seperti tanah, pasir atau batu untuk mencegah debunya beterbangan, jalan dan area konstruksi rutin dilakukan penyemprotan, dilakukan penghijauan di mana pohon bisa berfungsi sebagai penahan debu, pembatasan kecepatan dan operasional kendaraan serta dilakukan pemantauan kualitas udara secara rutin.

Tak kalah pentingnya, kata Andi, edukasi kepada pekerja dan masyarakat di sekitarnya tentang dampak bahaya debu dan cara melindungi diri.

Usai meraih gelar doktor, sejumlah ucapan selamat dan papan karangan bunga sempat berjejer di kampus UI Depok. Di antaranya dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang juga ketua umum Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas) Makassar.(*)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.