ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Gubernur Kaltim Tekankan 10 Prioritas Pembangunan

January 8, 2009 by  
Filed under Politik dan Pemerintahan

Share this news

Gubernur Kalttim, H Awang Faroek Ishak menekankan 10 program prioritas pembangunan daerah yang perlu perhatian serius semua pihak, terutama bagi jajaran pemerintah dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota.

 

Sejumlah program tersebut diharapkan mampu mempercepat pembangunan Kaltim, sehingga pelayanan masyarakat di segala bidang dapat berjalan dengan baik dan dampaknya juga berimbas pada pertumbuhan ekonomi Kaltim.

“Saya minta semua jajaran birokrasi bekerjasama dengan seluruh komponen masyarakat dapat melakukan berbagai upaya mencapai target pembangunan daerah sesuai dengan prioritas yang kita harapkan,” kata Awang Faroek Ishak, pada penyerahan DIPA dan DPA, di Aula Lamin Etam, Rabu (7/1).

Sepuluh program prioritas pembangunan Kaltim itu, yakni penanggulangan kemungkinan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran oleh sejumlah perusahaan terkait kondisi ekonomi yang memprihatinkan saat ini.

Menurut dia, saat ini sejumlah perusahaan telah merumahkan karyawanya karena untuk sementara menghentikan operasional, namun diharpkan tidak terjadi PHK, kalaupun terpakaa adalah merupakan jalan terakhir.

Selanjutnya soal peningkatan pembangunan infrastruktur baik berupa jalan, jembatan dan sarana penunjang lainnya. Salah satunya adalah target penyelesaian jalan Trans-Kalimantan di Kaltim yang ditargetkan pemerintah pusat pada tahun 2009 harus rampung.

Demikian juga dengan penyelesaian pembangunan jembatan, Mahulu, Mahkota II, Kota Bagun, Pulau Balang, Anggana, Bahau, Muara Ancalong, Sangkulirang dan Penajam Paser Utara juga akan diupayakan pembangunannya.

“Jembatan yang sudah dibangun tentutnya akan terus dilanjutkan, sedangkan yang masih dalam perencanaan akan terus dikaji secara mendalam sehingga dapat diputuskan dengan bijaksana,” ujarnya.

Selain itu, menurut Awang pembangunan pelabuhan peti kemas di Samarinda, Balikpapan dan Pelabuhan Maloi di Kutai Timur terus berjalan sehingga dapat diselesaikan sesuai dengan target.

Ketersediaan energi listrik juga masih perlu dilakukan untuk memberikan jaminan bagi investor yang akan berinvestasi di Kaltim.

Selama ini kata Awang banyak program kerjasama dengan sejumlah pihak terkait rencana pembangunan pembangkit listrik tidak berjalan sebagaimana mestinya, bahkan beberapa pihak tidak ada tindak lanjutnya.

Sarana air bersih atau air minum juga mejadi perhatian Pemprov Kaltim yang merupakan kebutuhan dasar masyarakat.

Menurut dia, Pemprov Kaltim akan melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota terkait pengelolaan sarana air bersih dan jika memungkinkan dibantu terkait soal pendanaan dan teknis pengelolaan.

Irigasi pertanian tidak luput dari perhatian Pemprov Kaltim, karena sejumlah kabupaten/kota memiliki potensi dalam pengembangan berbagai komoditi pertanian sesuai dengan potensi masing-masing.

Selanjutnya soal peningkatan sarana pendidikan dengan program menggratiskan biaya sekolah dan wajib belajar 12 tahun serta pengalokasian dana pendidikan 20 % dari total APBD masing-masing daerah kabupaten/kota.

“Kita targetkan tahun ini semua kabupaten/kota bisa memprogramkan pendidikan grartis bagi masyarakat, sehingga pelayanan pendidikan bisa dinikmati seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, untuk perguruan tinggi menurut Awang, Universitas Mulawarman akan didorong menjadi perguruan tingi berkelas internasional. Universitas Borneo diupayakan menjadi perguruan tinggi negeri, sedangkan Sekolah Tinggi Pertanian Kutim akan terus ditingkatkankan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Soal penanganan banjir di sejumlah daerah juga menjadi prioritas, bahkan Kaltim sudah mengusulkan pada pemerintah pusat banjir di beberapa daerah Kaltim menjadi bagian dari bencana nasional.

Dengan upaya itu, penanganan banjir di Kaltim menjadi program nasional yang diharapkan mampu mengatasi masalah di daerah itu karena pendanaannya akan disokong dari APBN.

Pertumbuhan ekonomi Kaltim juga menjadi perhatian penting dengan mengedepankan perhatian terhadap perkembangan usaha ekonomi kerakyatan dan peningkatan daya beli masyarakat.

“Krisis ekonomi saat ini, saya kira tidak separah pada tahun 1998, sehingga kita yakin dapat mengatasinya sehingga diharapkan pertumbuhan ekonomi Kaltim bisa mencapai 6,5 %,” jelasnya.

Masalah pembangunan perbatasan dan pedalaman Kaltim yang selama ini memprihatinkan. Menurut Awang memang perlu perhatian serius, sehingga diperlukan sebuah lembaga yang mengurusi kawasan tersebut.

Hal itu akan diwujudkan dengan membentuk sebuah lembaga permanen yang memiliki tugas khusus terhadap peningkatan pembangunan wilayah perbatasan dan pedalaman agar lebih baik dan maju.

Dalam kesemepatan itu, Awang juga menyinggung tentang Tatanan Transportasi Wilayah (Tatrawil) Kaltim, terutama soal pembangunan Bandara di sejumlah wilayah strategis yang bisa didarati pesawat berbadan lebar.

“Sejumlah wilayah yang memiliki Bandara dengan landasan pendek perlu diperlebar dan diperpanjang, sedangkan yang belum memiliki Bandara segera membangun sehingga mampu mempercepat pelayanan masyarakat dari segi transportasi udara,” ujarnya.

Semua program pembangunan prioritas Kaltim itu, kata Awang akan terwujud apabila semua kabupaten/kota melakukan kerjasama dan bersinergi. Bukan sebaliknya saling bersaing tidak sehat.
Sinergi antara kabupaten/kota ini akan terus ditingkatkan seiring meningkatnya pembangunan di segala bidang dengan melakukan pertemuan sejumlah kepalda daerah sehingga semua yang dibangun saling mendukung.(ek/vb02).


Share this news

Respon Pembaca

2 Komentar untuk "Gubernur Kaltim Tekankan 10 Prioritas Pembangunan"

  1. upitius on Wed, 21st Jan 2009 9:58 am 

    sy sgt senang dg program pak gubernur tsb. Tp dari semua program tsb perlu parameter sbg indikator keberhasilnya. Mnrt sy, indikator yang paling tepat adalh kesejahteraan masyarakat, baik dr segi daya beli, pendapatan, pendidikan, serta kesehatan. Bkn pendapatan kas daerah yang menjadi indikator, karena sbnrnya kemajuan daerah dilihat dr kesejahteraan masyarakatnya. Shg pembangunan ekonomi berbasis rakyat mesti di utamakan, bukan investor asing.Shbgn dg hal tersebut ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan berbasis rakyat, yaitu SDM,MODAL, dan PASAR.kita pasti bisa. Krn jk terlalu mempercayakan investor asing, mereka pasti akan mengangkut hasil dari bumi kita untuk mensejahterakan negaranya saja. sdh banyak contoh yg kita lihat. Pt KPC, Pt KEM, dll.tidak ada alsan untuk tidak menolak investor asing, batu bara misalnya, toh semua pekerjanya adalah org2 kita. artinya kita sendiri yang mengerjakannya juga mampu. atau jika mmg tdk mampu, apa slhnya jika kita membuat jeda sampai kita mampi. bukankah 10,20,atau 100 tahun yang akan datang mutu dan jumlah batubara tsb tdk akan menyusut. SAYA SANGAT PEDULI KALTIM,SELAIN SAYA ANAK ALAM KALTIM SAYA JUGA MEMILIKI PROGRAM YANG LUAR BIASA UNTUK KALTIM.

  2. adrian hakim on Sat, 31st Jan 2009 10:06 pm 

    Setuju pa, kesejahteraan masyarakatnya akhirnya mmg merupakan tujuan kita semua. Kalo ga salah Indonesia dari dulu kan selalu ngundang investor asing (maunya), tetapi berdasarkan pglmn, aturan main investasi adalah yg paling sering ditanya investor (termasuk investor lokal). Suatu contoh, bbrp tahun ini Sumatera kan surplus kebun sawit, bbrp negara Eropa Utara (Finlandia dll) sdh komitmen dgn Ketua BKPM mau invest BioFuel-Mill, mrk kan juga punya sukses story bantu penambahan/kredit mesin pbrk di Asia Pulp & Riau Pulp yg over capacity, blkgn menggerogoti juga ky rimba sbg bhn bakunya. Nah mrk ini mendadak justru jadinya bgn BioFuel-Mill di Spore krn fasilitas Tax Holidaynya lebih menarik. Mencontoh sukses story di Malaysia, keberpihakan kpd pengusaha pribumi tetap menjadi kata kunci, tentunya dengan model yg lbh baik lagi

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.