ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Produk Nursalim Hasilkan Gula Kelapa Standar Swalayan

January 23, 2017 by  
Filed under Artikel

Share this news

VIVABORNEO.COM, Kegiatan berawal dari sebuah bangunan sederhana, terciptalah olahan gula merah dan gula semut dengan kualitas rasa dan  kemasan yang sangat menawan pembeli.

Pagi-pagi buta sebelum matahari bersinar terang,  Nursalim (35 th )memanjat pohon kelapa untuk mengambil air nira yang dikucurkan dari tandan yang telah dipotong.Sebanyak  20 pohon kelapa di sekitar rumahnya di Kelurahan Tanjung Tengah Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, menjadi  tumpuan hidup bagi keluarganya.

Air-air nira segar ini akan segera diolah menjadi gula merah dan gula semut dengan proses pemasakan  selama 5 jam.

“Prosesnya memang lama. Paling sulit membuat membuat gula semut. Karena jika waktu pemasakannya tdak tepat maka akan gagal,” ucap Nursalim di rumahnya, Minggu (22/1/2017).

Berbekal beberapa kali pelatihan yang diselenggarakan Dinas Perindustrian dan Koperasi Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU)  dan PT Chevron,  dirinya menekuni  usaha kerajinan gula  kelapa  ini 4 tahun terakhir

Menurut Nursalim, gula merah yang dihasilkannya sengaja dibentuk  menjadi bola setengah lingkaran  kecil-kecil  agar berbeda dengan gula merah yang dihasilkan pengrajin lainnya.

Beda ini juga ditemui pada kemasan yang menggunakan plastic dan memiliki label. Selama ini gula merah tradisional menggunakan daun pohon aren sebagai membungkus dan memiliki ukuran besar-besar seukuran kepalan orang dewasa.

Proses pemasakan air nira kelapa ini harus dilakukan secepat mungkin karena air nira bisa rusak karena terus mengalami proses fermentasi. Nursalim hanya menggunakan kulit manggis untuk memperlambat proses fermentasi ini.

“Jadi semua gula yang dihasilkan melalui proses  alami tanpa penggunaan bahan kimia. Selain lebih sehat, tentu ini akan menjdi salah satu keunggulan produk,” tegasnya.

Dengan harga jual Rp.6000  per bungkus untuk gula merah dan Rp. 12.000 per bungkus seberat 200 gram untuk gula semut,   produksinya cukup laku dipasaran baik lokal di Kecamatan Penajam ataupun dikirim ke  Balikppan, Samarinda hingga Tanah Grogot, Kabupaten Paser.

Oleh pengepul, produk gula milik Nursalim setelah masuk toko dan  swalayan dijual Rp.7.000-8.000 per bungkus dan Rp.14.000 untuk gula semut.

Menurut Nursalim, dengan dikenalnya produk miliknya, urusan pemasaran menjadi salah satu tantangan yang dihadapi. Karena, selain memproduksi gula, dirinya juga disibukkan dengan urusan pesanan dan penjualan.

Nursalim berharap uluran bantuan instansi terkait untuk membantu pemasaran. rumah produksi dan rumah kemas, agar produk yang dihasilkan dapat lebih bersih, bermutu dan sesuai dengan syarat produksi pangan.

“Memang sudah banyak pemesanan dari kota-kota sekitar Penajam. Saya kewalahan.  Makanya saya ingin mencari pembeli yang dapat menjadi mitra. Mereka beli gula curah tanpa kemasan dan dibungkus ulang di kota tujuan dengan bungkus dan label merek sama dengan produk saya,” jelas Nursalim.(vb/yul)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.