ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Bersiap Kecewa, Penangkaran Rusa bukan Obyek Wisata

February 24, 2017 by  
Filed under Lingkungan Hidup

Share this news

VIVABORNEO.COM, Jika membuka informasi tentang Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) di Kalimantan Timur, maka kita akan disuguhkan dengan informasi potensi pariwisata “Penangkaran Rusa Sambar Api Api”  Kecamatan Waru.

Penangkaran Rusa Sambar (Cervus unicolor) menjadi ikon Kabupaten PPU. Bahkan hewan herbivora ini menjadi maskot kabupaten yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Paser di tahun 2002 lalu.

Penangkaran Rusa Api-Api Perlu Berbenah untuk Disebut Obyek Wisata

Penangkaran Rusa Sambar ini dibangun tahun 1991-an atas inisiatif Gubernur Kaltim waktu itu, (Alm) H.M Ardans yang prihatin dengan perburuan rusa di alam bebas yang sangat mengkhawatirkan.

Kepala UPTD BPIB, IPG Ngurah Suryawan menjelaskan seiring  perjalanan waktu, penangkaran rusa ini kini dikelola oleh Unit Pelaksana Tekhnis Daerah Balai Pembibitan dan Inseminasi Buatan (UPTD BPIB) dibawah Dinas Peternakan Provinsi Kaltim.

“Tugasnya, tidak saja menangkarkan rusa tetapi juga melakukan pembibitan sapi unggul dan penyediaan sperma beku (semen) sapi jantan untuk inseminasi (pembuahan) buatan bagi sapi betina,” jelasnya.

Dari 23 ekor rusa yang diambil dari alam bebas, kini populasinya telah mencapai 197 ekor.  Rusa-rusa ini menjadi daya tarik bagi masyarakat tidak saja yang di Kabupaten PPU, namun juga warga Kaltim yang kebetulan ingin berkunjung melihat langsung kehidupan rusa di alam.

Namun, informasi yang didapat baik di internet maupun media promosi, selalu  merekomendasikan penangkaran rusa ini  sebagai tempat tujuan yang wajib dikunjungi ketika berada di PPU. Padahal, tidak  semua informasinya benar.

Vivaborneo yang berkunjung ke penagkaran rusa ini pada awal tahun baru 2017  dan kunjungan kedua pada minggu pertama Februari lalu, mendapati tempat wisata ini tidak layak disebut sebagai obyek wisata dan tidak layak untuk direkomendasikan kepada wisatawan!

Jangan bayangkan ada spot yang nyaman untuk mengamati rusa-rusa ini, apalagi untuk sekedar membelai maupun berfoto selfie. Kandang hanya dibuat sekedarnya, layaknya sebuah pagar di peternakan. Lantai tanah penuh rumput liar dan becek berair ketika hujan.

Karena bukan tempat wisata, maka pengunjung tidak diperbolehkan memberikan makan kepada hewan pemakan rumput ini. Pengelola mengkhawatirkan rusa akan stress ketika berinteraksi dengan pengunjung. Ini akan dapat mengganggu reproduksi dan perkembangannya.

Sekedar contoh, berbeda dengan rusa-rusa di Istana Bogor Jawa Barat. Pagar terbuat dari besi berukir indah. Pagar langsung bersebelahan dengan trotoar jalan dimana wrga dapat langsung memberi makan wortel yang banyak dijajakan penjual. Begitu mudahnya mengelus rusa totol  yang berkeliaran bebas di halaman Istana.

Untuk menuju ke kandang rusa ini, pengunjung wajib memarkirkan kendaraan di tempat parkir khusus yang jaraknya 100 meter-an dari kandang rusa dengan kontur menurun dan menanjak. Akan sangat memberatkan jika membawa anak balita dan orang tua usia lanjut maupun ketika membawa bekal yang cukup berat.

Lokasi penangkaran sebenarnya sangat indah. Lokasi ini seluas 50 hektar dengan kontur berbukit yang ditumbuhi hijaunya rumput-rumput pakan . Bahkan, menurut petugas, terdapat  “Bukit Teletubbis” yang pernah dijadikan lokasi pre-wedding warga.

Namun, keindahan “isi” dari penangkaran rusa ini tidak dapat dinikmati pengunjung karena  tertutup dan dilarang masuk bagi yang tidak berkepentingan. Pengunjung hanya diperbolehkan sampai di kandang rusa saja.

Padahal, selain rusa, UPTD BPIB ini juga memiliki sapi-sapi impor dan lokal yang unggul dengan bobot sangat besar berbeda dengan sapi seperti sapi yang sering kita lihat.

Harusnya pengelola dapat memaksimalkan potensi wisata yang sudah teranjur tersemat di penangkaran rusa ini dengan menyediakan fasilitas transportasi, misalnya,  untuk berkeliling lokasi penangkaran tanpa harus mengganggu kehidupan rusa.

Selain itu, perlu juga menjadikan beberapa ekor rusa sebagai “duta wisata” untuk dipertontonkan kepada pengunjung setiap harinya tanpa harus mengganggu kelangsungan rusa-rusa lainnya.

Rusa-rusa duta wisata ini memang harus dilatih sejak kecil untuk beradaptasi dengan pengunjung, sehingga tidak stress  ketika dewasa. Bagaimanapun juga, pengunjung ingin sekali berinteraksi dengan hewan yang dilindungi undang-undang  ini. Jika ini tidak dilakukan, dan hanya memamerkan rusa dengan segala peraturan dan pembatasan, hasilnya tidak akan memuaskan pengunjung.

Jika sudah tidak puas, maka pengunjung akan jera dan hanya sekali saja mengunjungi. Jika begitu jangan harap pemasukan dari tiket yang saat ini dipatok Rp.5.000 per orang akan ludes setiap akhir pekan.

“Kami bukan obyek wisata. Hanya penangkaran rusa dan penyedia semen beku sapi induk. Walau demikian kami membuka pintu untuk investor dan instansi terkait seperti Dinas Pariwisata baik provinsi maupu kabupaten untuk mengelola obyek kami,” ujar Kepala UPTD BPIB, IPG Ngurah Suryawan.

Jika hanya ingin melihat penampakan Rusa Sambar yang hidup di alam, tidak salah datang ke penangkaran rusa Desa Api-Api ini. Tetapi jangan berharap ada bonus tambahan layaknya anda berada di kebun binatang.(vb/yul)

 

 

 

 

 

 

 

 


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.