ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Diare dan Radang Paru-paru Rentan Serang Anak-anak

February 24, 2022 by  
Filed under Kesehatan, Paser

Share this news

dr. Ahmad Hadiwijaya, Sp.A, M.Kes

TANA PASER – Penyakit diare dan radang paru-paru (pneumonia) perlu mendapat para orang tua karena rentan menyerang anak-anak. Gejala diare adalah muntah-muntah dan buang air besar lebih dari 3 kali. Sementara pneumonia gejalanya batuk, pilek, demam, dan sesak nafas.

“Saat ini diare dan radang paru-paru rentan terjadi pada anak sehingga perlu menjadi perhatian para orangtua,” kata  dr. Ahmad Hadiwijaya, Sp.A, M.Kes, dokter spesialis anak pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panglima Sebaya Kabupaten Paser, Rabu (23/2/2022).

Merujuk pada kasus penyakit anak di RSUD Panglima Sebaya pada Februari ini, kedua jenis penyakit tersebut paling banyak dialami anak. Hal itu terlihat dari keterisian ruang perawatan anak sampai 80%, yang kebanyakan menderita diare dan radang paru-paru.

“Satu ruang perawatan kalau terisi 35 pasien, pekan kemarin 80% anak-anak kebanyakan menderita diare dan pneumonia,” ucap Hadiwijaya.

Hadiwijaya menjelaskan untuk mencegah dua penyakit itu, orangtua harus menjaga pola hidup bersih dan memerhatikan gizi seimbang anak. Pastikan kebersihan lingkungan tempat anak tinggal, dan hindari dari paparan asap rokok.

“Meski saat ini covid-19 menjadi perhatian kita, dua penyakit ini tetap menjadi perhatian orangtua,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, anak sejak dini harus dibekali dengan imunisasi. Hadiwijaya menyebut di awal pandemi Covid-19 keikutsertaan anak mengikuti imunisasi secara nasional hanya 60 sampai 70%, padahal idealnya 80 sampai 100 persen anak harus mengikuti imunisasi.

imunisasi wajib yang diikuti anak yaitu Imunisasi BCG untuk melindungi anak dari penyakit tuberkulosis (TB), diberikan satu kali saja saat bayi berusia 2 atau 3 bulan.

Kemudian imunisasi campak, untuk mencegah penyakit campak berat, yang memicu pneumonia, diare, dan radang otak (ensefalitis). Ini diberikan sebanyak 3 kali, yaitu saat berusia 9 bulan, 18 bulan, dan 6 tahun.

Selanjutnya imunisasi DPT-HB-HiB, adalah vaksin kombinasi yang mampu mencegah 6 penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis (radang otak). Ini diberikan sebanyak 4 kali, yaitu saat bayi berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan 18 bulan.

Imunisasi Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis B, yang dapat berujung pada sirosis dan kanker hati. Diberikan kepada bayi sebanyak 4 kali, yaitu sesaat setelah persalinan, pada usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.

Terakhir, Imunisasi Polio, yang diberikan sebanyak 4 kali, yaitu sejak lahir atau paling lambat saat berusia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.

Di awal pandemi Covid-19 imunisasi sempat ditunda sehingga memunculkan kekhawatiran adanya penyakit, yang seharusnya bisa dicegah melalui imunisasi.

Orangtua, lanjut Hadiwijaya, juga harus tetap memerhatikan tumbuh kembang anak. Gizi buruk atau stunting terus mengintai tumbuh kembang anak. Oleh karena itu para orangtua diharap tidak lalai memerhatikan pertumbuhan anaknya.

Untuk Covid-19, orangtua tentu harus menjaga anak mereka. Pastikan selalu menerapkan protokol kesehatan. Memakai masker adalah hal yang paling sulit dilakukan anak. Tapi ini penting dilakukan.

Dari total kasus Covid-19 di Indonesia, 13% diantaranya terjadi pada anak. Angka vatalitasnya anak sekitar 1 sampai 3 %. Ini paling tinggi se-Asia, yang rata-rata di bawah 1 %.

Saat ini sudah ada vaksinasi anak usia 6-11 tahun. Hadiwijaya meminta orangtua tidak khawatir sebab vaksin dipastikan aman dan halal. (*)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.