ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Pekerja Tambak Di Terkam Buaya

February 2, 2016 by  
Filed under Lingkungan Hidup

Share this news

Tarakan, VIVABORNEO.COM,  Sungguh mengharukan nasib Samad bin Saleo (42 Th). Samad yang berprofesi sebagai seorang pekerja tambak   Pulau Mapat Kabupaten Bulungan, secara tiba tiba saja pada Senin dinihari dini (1/2), dirinya disambar buaya. Kejadian bermula, sebagaimana biasanya Samad selain bertugas sebagai pekerja dan penjaga tambak, ia bermaksud mencari tambahan penghasilan, dengan berusaha mencari kepiting di sekitar lokasi pertambakan Pulau Mapat.

ilustrasi buaya muara

Pada hari itu kejadian sekiran jam 03.00 Wite dini hari,  Samad sengaja ingin mencari kepiting dilokasi pertambakannya, dengan membawa penerangan seadanya.

Tanpa sepengetahuannya, tiba-tiba seekor buaya  langsung menyambar tubuhnya. Teman kerjanya sempat mendengar terikan minta tolong Samad, namun kejadiannya berlangsung cepat dan buaya berhasil menarik tubuh Samad ke dalam air.

Sontak para rekan Samad kaget dan sejak  itu upaya pencarian pun dilakukan. Tepat pukul 10.00 pagi barulah tubuh Samad ditemukan dalam kondisi tubuh  yang sangat mengenaskan dengan keadaan perut yang telah terburai. Sebagian anggota tubuh lainnya seperti tangan masih dalam perut buaya tersebut.

Jenazah korban langsung dibawa ketempat keluarga korban di  RT 16 Kelurahan Selumit Pantai Kecamatan Tarakan Tengah. Oleh warga setempat berinisiatif mencari potongan tubuh Samad lainnya yang masih tertinggal di dalam perut buaya.

Setelah pencarian sepanjang siang hari, puluhan orang pencari berhasil menemukan buaya lapar tersebut yang masih berkeliaran di sekitar tambak udang milik bos Samad. Buaya itu langsung dibawa ke Tarakan, melalui pelabuhan Tengkayu II, dengan maksud akan dilakukan pembedahan, untuk mengambil anggota organ tubuh yang masih berada didalam perut buaya.

Buaya langsung diamankan di markas kepolisian Resort Tarakan untuk pembedahan. Menurut Ketua RT 16 Kelurahan Selumit Pantai, Nurdiana(34 Th) hingga dikebumikan, isteri dan anak korban, masih berada di Sulawesi. “Kami tidak bisa menunggu  keluarga korban karena kondisi mayat yang sudah sangat mengenaskan. Jadi terpaksa langsung dikebumikan,” ungkap Nurdiana kepada wartawan VivaBorneo, Waldy.M  saat bertemu di Mapolres Tarakan (waldy/yul)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.