ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Walikota Malang : RRI Malang  Diharapkan Menjadi  Katalisator Peredam Radikalisme

February 7, 2022 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

MALANG  –  Walikota Malang Sutiaji menghadiri serah terima jabatan Kepala LPP RRI Malang dari Yanto Prawiro Negoro kepada Iwan Effendi di Studio Satu RRI Malang Jalan Candi Panggung, Senin ( 7/2/2022 ).

Sertijab ditandai dengan penandatanganan berita acara disaksikan Direktur  Program dan Produksi (PP) LPP RRI Mistam. Tampak 4 Kepala RRI se- Wilayah Nusantara 10 ( Surabaya, Sumenep, Madiun dan Jember ).

“Kok cepat ya , Saya seakan baru menerima  kedatangan Pak Yanto di ruangan kerja saya sebagai Kepala RRI Malang, kini tidak terasa harus melepas beliau,” kata Sutiaji mengawali sambutannya.

Walikota Malang Sutiaji menyebutkan saat ini angka indek literasi di kota Malang rendah hanya 0.001 %. Oleh karena itu dengan adanya RRI Malang diharapkan mampu sebagai corong masyarakat dan menjadi katalisator yang menggerak warga untuk meningkatkan budaya membaca.

“Mengingat di Kota Malang, mahasiswa yang  kuliah berasal dari 132 Negara dengan jumlah sekitar 600 Ribu orang tersebar di 400 perguruan tinggi, saya berharap dengan RRI Malang mampu menggerakan potensi yang ada dengan memberikan edukasi, dan literasi  dalam membangun kota Malang, “ tegasnya.

Diharapkannya, kerjasama selama ini terjalin dengan baik  terus dikembangkan sehingga semakin nyata dalam kontribusinya  di bumi arema.

Disebutkan Sutiaji, Kota Malang adalah kota pluralis, banyak mahasiswa dari berbagai daerah, suku dan agama. Diakui bahwa diwilayahnya cukup banyak menemukan bibit – bibit ke arah radikalisme. Oleh karena itu, dia ingin agar RRI Malang mengemas acara  dengan program deradikalisasi dikuatkan agar bibit-bibit tersebut mati.

“ Deradikalisasi ini perlu kita kuatkan karena di Malang terindikasi cukup lumayan bibit-bibit ke arah sana “ Ujar Sutiaji.

Contoh itu mulai dari pelaku teror bom Borobudur hingga pelaku bom Bali seperti Amrozi dan Doktor Azahari.

“ Ketika ada pengeboman Borobudur, waktu itu rapat-rapatnya di Kota Malang. Jadi Amrozi Cs dulu pernah tinggal di Malang “ tambahnya.

Kasus yang baru – baru ini tentang ISIS, deklarasinya rencana mau di Malang. DR. Azahari tertangkapnya juga di Malang. Meskipun demikian Sutiaji merasa bangga Kota Malang masih dalam kondisi Kondusif. Sejauh ini berjalan baik bahkan Malang pun menjadi kota toleran nomor satu di Jawa Timur karena tingkat kondusitasnya, tambahnya.

Oleh karena itu Walikota Malang dengan menggandeng RRI Malang, ingin mewujudkan kota Malang sebagai kota yang rukun dan toleran berasaskan keberagaman dan keberpihakan masyarakat dan gender.

Sementara Direktur Program dan Produksi LPP RRI Mistam meminta jajarannya, utamanya Iwan Effendi selaku Kepala RRI Malang untuk bekerja optimal, terlebih ikut membangun Kota Malang sebagai toleran melalui sinergi dan menyampaikan berbagai informasi kepada masyarakat.

“Ajak karyawan RRI Malang, untuk lebih kreatif dalam membuat konten di share ke Plattform yang ada seperti Facebook, Istagram, Tik tok atau Youtube. Terutama hal yang positif. Sehinga kota Malang semakin berkembang,”  ungkapnya.

Hadir ketua Komunitas Senandung Rindu, Ketua Persatuan Pensiunan RRI Malang dan Kepala RRI Madiun, Agus Sukoyo, Kepala RRI Jember Suroso, Yang mewakili Kepala RRI Surabaya dan RRI Sumenep serta , perwakilan Pemkab Malang, Pemkot Batu dan kepala Kejaksaan Negeri Malang. Sertijab dirangkai pisah sambut dan pemberian cinderamata dari Kepala RRI baru dan Kornus 10 serta jajaran RRI Malang. (bs)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.