ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Penanggulangan TBC di Indonesia Untuk Selamatkan Bangsa

March 22, 2022 by  
Filed under Kesehatan, Nasional

Share this news

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo saat pencanangan eliminasi kasus Tuberkulosis di Indonesia yang ditarget pada tahun 2030 mendatang.(Foto: Istimewa)

Vivaborneo.com, Jakarta —  Kementerian Kesehatan RI mengajak seluruh pemerintah daerah dan masyarakat Indonesia untuk bersinergi dalam penanggulangan  penyakit Tuberkulosis (TBC). Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan webinar memperingati momentum Hari Hari Tuberkulosis (TBC) Sedunia yang tepat pada 24 Maret 2022 hari ini.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan RI, Dr. drh. Didik Budijanto, M.Kes memaparkan,  TBC terus menjadi salah satu penyakit pembunuh menular terkemuka di dunia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa 10 juta orang jatuh sakit dengan penyakit TBC dan 1,5 juta orang diantaranya meninggal dunia pada tahun 2020, lebih banyak dari kematian gabungan HIV dan Malaria.

“Dukungan masyarakat dapat berupa peran aktif dalam pencegahan dan pengendalian tuberkulosis dengan berbagai cara seperti berperilaku  hidup bersih dan sehat agar dapat mengeliminasi tuberkulosis di Indonesia pada tahun 2030 akan dapat tercapai,” ujar DR drh.  Didik.

Acara ini juga bekerja sama dengan  Yayasan Stop TB Partnership Indonesia (STPI) yang mengadakan side event sebagai dukungan untuk pertemuan pertama Health Working Group (HWG) yang bertajuk “Pembiayaan Penanggulangan TBC: Mengatasi Disrupsi Covid-19 dan Membangun Kesiapsiagaan Pandemi Masa Depan” pada 29-30 Maret 2022 di Hotel Hyatt Regency Yogyakarta. Pertemuan ini sejalan dengan tema Hari TBC Sedunia 2022 yaitu “Investasi Untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa”.

Dijelaskan DR drh. Didik, saat ini Indonesia diberi kepercayaan menjadi presidensi Group Twenty (G20) tahun  2022 yang juga membawa tanggung jawab untuk menghasilkan kerja nyata.

Momentum ini, ujarnya,  menawarkan kesempatan untuk memfokuskan kembali upaya untuk mengakhiri TBC secara global, melalui peningkatan komitmen untuk mempertahankan aliran keuangan yang ada, mengadopsi metodologi pembiayaan yang lebih inovatif di tingkat global, nasional, regional, dan komunitas.

“Dari pandemi kali ini kita belajar bahwa investasi untuk penanggulangan TBC pada tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, dan alat diagnosis dioptimalkan untuk penanganan Covid-19. Investasi penanggulangan TBC yang lebih baik tentunya dapat membangun kesiapsiagaan pandemi infeksi menular melalui udara lainnya di masa mendatang, ” harapnya.

Dijelaskan, Kementerian Kesehatan RI juga akan mengadakan rangkaian kegiatan Hari TBC Sedunia di Yogyakarta yaitu Kick Off Active Case Finding sebagai salah satu upaya inovasi penemuan kasus TBC secara massal yang menargetkan pada masyarakat umum dengan skrining menggunakan mobile x-ray.

Kick-off ini menjadi awal mula penemuan kasus aktif dan edukasi TBC pada kontak serumah dengan pemeriksaan rontgen dada yang akan dilaksanakan di 26 kabupaten/kota di Indonesia sepanjang tahun 2022.

“Saat ini penemuan kasus TBC dan pengobatannya terbanyak di Indonesia ada di Provinsi Banten, Jawa Barat, Gorontalo, DKI Jakarta, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat . Kalau Papua terbanyak selain tuberculosis juga terbanyak ditemukan kasus HIV. Sedangkan pengobatan penyakit ini dapat berlangsung lama berbulan-bulan, sehingga memerlukan dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitarnya,”  jelasnya.(Vb/Yul).


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.