ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Perempuan, Benteng Perubahan Dalam Menangkal Radikalisme dan Terorisme

March 22, 2022 by  
Filed under Daerah

Share this news

Vivaborneo.com, Banjarmasin, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) terus melakukan kesiapsiagaan nasional penanggulangan terorisme, melalui peran perempuan dan anak.

Acara yang dihadiri oleh Kepala BNPT komjen Pol Boy Rafli Amar ini mengangkat tema “Perempuan Teladan, Optimis dan Produktif (TOP) Viralkan Perdamaian Dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme” tersebut, perempuan diharapkan menjadi agen perubahan untuk melawan paham radikal.

Ketua Forum Koordinasi Penanganan Terorisme (FKPT), Aliansyah Mahadi menyampaikan, kegiatan dari Bidang Perempuan dan Anak tersebut merupakan rangkaian kegiatan Kesiapsiagaan Nasional Penanggulangan Terorisme yang dilaksanakan oleh BNPT di daerah.

“Ini merupakan program rutin tahunan BNPT yang dilaksanakan oleh FKPT di daerah,” ujarAliansyah, didampingi Kabid Perempuan dan Anak FKPT Kalsel, Dr.Hj.Nida Mufidah, M.Pd, Selasa (22/3/2022).

Kegiatan yang dibuka langsung oleh Kepala BNPT, Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar, di salah satu hotel berbintang di Banjarmasin tersebut, diikuti para perempuan dari unsur pemerintah, perempuan TNI Polri, organisasi perempuan, dan muslimah agama.

Dalam kegiatan tersebut, kata Aliansyah pokok pembahasan yang ditekankan adalah bagaimana perempuan bisa menjadi agen perubahan dalam melawan terorisme.

Hal tersebut juga sesuai dengan survey yang dilakukan oleh BNPT tahun 2020, di mana index potensi radikal tersebut cenderung lebih tinggi di kalangan perempuan, masyarakat urban dan anak muda.

“Jadi konteksnya dengan kegiatan tadi sudah sangat jelas, kita mengharapkan perempuan sebagai agen perdamaian, memiliki literasi digital dan kemampuan untuk mengembangkan itu,” paparnya.

Aliansyah berharap, dengan kegiatan tersebut peran perempuan, di Kalsel khususnya harus benar-benar bisa menjadi agen perubahan, terutama di tengah era digitalisasi saat ini. Di mana sosial media mampu menjadi wadah masuknya paham radikalisme.

“Jadi peran serta perempuan untuk mencegah paham radikal melalui media sosial itu, menjadi salah satu upaya kita, bagaimana dalam hal ini Ibu atau perempuan harus sudah mampu mendidik anaknya sejak dini. Mulai tingkat PAUD hingga ke level yang lebih tinggi,” ujarnya.(*)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.