ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Relawan Siaga, Musibah Kebakaran Cenderung Tinggi di Bulan Ramadan

March 27, 2022 by  
Filed under Berita

Share this news

Vivaborneo.com,  Samarinda – Tahun 2021 saja tercatat 240 kasus musibah kebakaran. Penyebabnya adalah 71,25 persen dikarenakan korsleting  arus pendek listrik. Sedangkan  operasi non kebakaran mencapai 1.538 kasus.

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Dinas Damkar dan Penyelamatan Samarinda, Hendra AH saat bertindak sebagai Komandan  Upacara dalam Apel Bersama Kesiapsiagaan Jelang Ramadan dan Idul Fitri 1443 atau  tahun 2022. Apel dipimpin oleh Komandan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Samarinda Hendra AH,  bertempat di Polder Air Hitam, Minggu (27/3/2022).

“Saya berpesan, tingginya angka musibah kebakaran dan musibah lainnya di Kota Samarinda, menjadikan setiap personel relawan agar selalu siap siaga. Personel relawan pemadam kebakaran, relawan ambulance maupun relawan tenaga kesehatan harus selalu dalam keadaan siaga musibah yang tidak terduga,” ujar Hendra.

Dijelaskannya, kecenderungan musibah kebakaran di bulan Ramadan cenderung meningkat karena banyak orang beraktivitas di dapaur pada tenah malam hingga subuh. Potensi alpa dan lalai lebih besar karena mengantuk dan tidak fokus dalam beraktivitas.

Ditambahkan Hendra, berbagai kejadian musibah ini terjadi secara mendadak dan tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu ia meminta agar semua personel relawan dapat terus berkoordinasi lintas pemangku kepentingan, termasuk peran aktif masyarakat dan para sukarelawan.

Sehingga dengan apel kesiapsiagaan ini dapat dibentuk aparatur dan tenaga relawan yang tangguh, tanggap dan saling berkomunikasi. Bencana yang datang secara tiba-tiba, tegas Hendra dapat saja mengancam jiwa dan harta benda.

“Dalam tugas ini kita kita sepakat bahwa kesiapsiagaan menjadi yang paling utama. Namun, tidak kalah penting adalah selalu mengedepankan aspek keselamatan diri petugas dengan penerapan Standar  Operasional Prosedur secara tepat,” tegasnya.

Dirinya berharap tidak ada musibah ataupun bencana alam yang terjadi selama bulan Ramadhan dimana setiap orang sedang menjalankan ibadah puasa. Namun, setiap tenaga sukarelawan dan aparat negara tidak boleh lalai dalam kesiapsiagaan dan ketanggapan terhadap situasi yang dapat menimbulkan bencana.

“Dengan pelatihan ini diharapkan setiap tenaga relawan dapat menjalankan tugasnya dengan cepat, aman dan akurat sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan,” ujar Hendra.

Dalam Apel kesiapsiagaan ini juga turut dilantik struktur organisasi masyarakat pengurus Relawan Samarinda yang diketuai oleh Joko Ismanto. Selain itu turut diberikan penghargaan kepada beberapa kelompok relawan, baik relawan kebakaran, kesehatan maupun relawan ambulance.

Joko Iswanto mejelaskan saat bulan puasa, banyak para pemilik rumah lalai meninggalkan rumah dalam keadaan kompor sedang menyala. Selain itu, aktivitas bangun tengah malam hingga subuh kecenderungannya menggunakan listrik pada barang elektronika menjadi berlebih dari hari biasanya.

Sementara itu, Ketua Panitia Apel Kesiapsiagaan, Muhammad Rizky memberikan piagam penghargaan kepada LSM Pawang , Persatuan Wartawan Indonesia Peduli  (PWi Peduli) Kaltim, FKPM Loa Buah, RTS Kota, Balakarcana Perum Puspita dan Satria Loa Bakung.

Sebelum Apel yang dilaksanakan pada sore hari ini, para peserta pelatihan yang dimulai sejak pagi hari bertempat di Gedung Silat Samarinda, mendapatkan materi teori dan praktek diantaranya, Tindak Pertama Tempat Kejadian Perkara yang diberikan oleh Gakkum Satlantas Samarinda, Materi Paramedik Dasar dan Penanganan Cedera dan Pendarahan oleh PMI Kota Samarinda.

Selain itu peserta juga dibekali informasi tentang santunan kecelakaan oleh jasa Raharja, Animal rescue dan praktek pelatihan medik.(VB/YUL)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.