Walkot Yogya Orang Kaltim
Catatan Rizal Effendi
SAYA ke Yogyakarta minggu lalu. Saya sempatkan silaturahmi dengan Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo (60). Bukan Hasto Kristiyanto, yang sekjen PDIP. Tapi Hasto Wardoyo juga dari PDIP. Kebetulan mereka sama-sama dari Yogyakarta.
Saya menganggap Hasto Wardoyo orang Kaltim, meski lahir di Kulon Progo. Soalnya dia pernah bertugas di Benua Etam. Ada yang bilang, setiap orang yang pernah meminum air Mahakam, maka dalam darahnya juga mengalir darah Kaltim.

Wakil Wali Kota Balikpapan Bagus Susetyo dan istri bersama Bunda Arita dan AKBP Sukarman.
“Siap wali kota senior, saya tunggu kedatangannya,” katanya menjawab WhatsApp (WA) saya. Itu saya kirim dari Bandung setelah menghadiri silaturahmi pembentukan Forum Wali Kota Senior (FWS) yang difasilitasi Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI).
Setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM), Hasto bertugas di Kaltim. Mulai tahun 1990 sampai 1995. Dia ditunjuk sebagai kepala Puskesmas Kahala, Kukar, kepala Puskesmas Melak sampai kepala Puskesmas Lok Tuan. Lalu dia mengambil spesialis kandungan (Sp.Og).
Setelah itu dia sempat menjadi kepala Instansi Kesehatan Reproduksi & Bayi Tabung RSUP Dr Sardjito Sleman sampai dosen Fakultas Kedokteran UGM. Dia juga sempat mendirikan RS Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Sadewa, yang dikenal luas dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Berkat pengabdiannya itu, Hasto memperoleh penghargaan sebagai Dokter Teladan 1992 dari Presiden Soeharto. Juga Satyalencana Bidang KB tahun 2010 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemudian dianugerahi Bintang Jasa Utama dari Presiden Jokowi.
Hasto pulang kampung. Dia terpilih menjadi bupati Kulon Progo 2011-2016 dan 2017-2019. Lalu ditunjuk Presiden Jokowi menjadi kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Kembali ke karier politik dengan terpilihnya dia menjadi Wali Kota Yogyakarta 2025-2030.
Ketika menjadi bupati Kulon Progo, saya sempat ke sana. Dia sangat populer dan disukai warganya. Banyak terobosan yang dilakukannya sehingga Kulon Progo maju dan sejahtera. Kulon Progo makin terkenal setelah bandara internasional Yogyakarta dipindahkan ke sana.
Dengan semangat “Bela & Beli Kulon Progo,” Hasto sempat mewajibkan 80 ribu pelajar dan 8 ribu PNS mengenakan seragam batik geblek renteng, batik khas Kulon Progo. Juga mewajibkan PNS membeli beras produksi petani Kulon Progo sebanyak 10 kg per bulan. Lalu PDAM-nya juga didorong mengembangkan usaha dengan memproduksi air kemasan merk AirKu (Air Kulon Progo).
Berkat kebijakan dan inovasi itu, perekonomian Kulon Progo berkembang pesat. Angka kemiskinan menurun. Pembatik dan petani senang karena produksinya dikonsumsi warganya. Produksi AirKu juga mampu menguasai seperempat ceruk pasar air kemasan di daerah itu. Sehingga ditiru daerah lain termasuk Yogyakarta.
DITUNJUK DADAKAN
Hasto mengaku mengikuti Pilwali Yogyakarta 2024 secara dadakan. “Tinggal dua hari lagi pendaftaran saya diinstruksikan Ketua Umum PDIP Ibu Megawati untuk mengikuti Pilkada,” katanya bercerita.
Jadi boleh dibilang tanpa persiapan. Dia berpasangan dengan Wawan Harmawan nekat maju. Hampir tak ada baliho dan spanduk. “Kita hanya mengikuti kampanye selama 48 hari,” katanya.
Di luar dugaan dia berhasil memenangi Pilwali Yogyakarta dengan meraih 44,40 persen melebihi dua paslon lainnya. “Benar-benar surprise buat saya dan PDIP. Selain kurang persiapan, saya tak menyangka warga Yogya mencatat dan merekam hasil kerja baik saya selama di Kulon Progo,” kata Hasto.
Hasto-Wawan memiliki misi menjadikan Kota Yogyakarta dengan potensi sumber daya alam (SDA) yang tidak banyak sebagai pusat keunggulan (center of excellence) dan pusat rujukan (center of referral) lewat potensi budaya, pariwisata serta pendidikannya.
“Mestinya Yogyakarta bisa menjadi Singapura kecil, bisa melaksanakan hal itu,” katanya penuh semangat dalam suatu kesempatan.
Saya sempat menanyakan gagasan baru Hasto tentang program food bank untuk seribu lansia di kota Yogya. Ternyata itu program menampung makanan berlebihan dari kegiatan masyarakat terutama perhotelan yang bisa disalurkan kepada mereka terutama lansia yang sangat membutuhkan.
Hasto juga berhadapan dengan masalah sampah dan kemacetan. Ini juga menjadi prioritas dia untuk membuat Yogya lebih nyaman dan bersih.
Saya menemui Wali Kota Hasto bersama cucu saya Dafa yang lagi kuliah di Fakultas Teknik Universitas Islam Indonesia (UII). Dia senang sekali bisa bertemu Hasto. Apalagi Hasto memberikan support. “Sini kita foto Dafa di tengah, biar nanti juga jadi wali kota,” katanya.
Hasto tahu banyak putra Kaltim belajar di Yogya. Sejak dulu. Dia memberikan apresiasi. Putri bungsu saya, Aisya Febria juga lulusan UGM. Dia menempuh jurusan hubungan internasional di Fakultas Sosial Politik.
Ruang kerja Hasto sangat sederhana. Saya lihat tak ada perabotan yang baru. Biasanya kepala daerah baru maunya ruang kerja juga serba baru. Tapi sepertinya Hasto tidak. Itu pertanda bahwa dia penganut gaya hidup tidak berlebihan. Ketika saya datang, dia membawa bakpia, kue pastry asal Yogya yang sangat terkenal.
Bakpia Pathok 25 dan Bakpia Pathok 75 adalah dua merek bakpia terkenal di Yogyakarta. Bakpia Pathok 25 didirikan pada tahun 1948 oleh Ibu Tan Aris Nio. Sedang Bakpia Pathok 75 merupakan cikal bakal bakpia pathok.
Istri saya, Bunda Arita juga senang mendengar saya bertemu Hasto. Dia juga warga Paguyuban Keluarga Ngayogyakarta Hadiningrat (Pakaryaning Yogya) di Balikpapan. Kebetulan Wakil Wali Kota Balikpapan sekarang Bagus Susetyo juga kelahiran Yogya, sehingga Paguyuban Ngayogyakarta Balikpapan yang diketuai AKPB Sukarman sekarang makin semarak.
Ketika berada di Yogya, saya menginap di Hotel Platinum Adisucipto di Jl Raya Solo-Yogyakarta. Dekat Bandara Adisucipto. Itu hotel milik Pak Charles, bos Platinum Balikpapan. Hotel Bintang 4 ini sangat baik pelayanan dan menu makannya.
Saya difasilitasi oleh direktur operasional Sugianto, yang juga ketua PHRI Balikpapan. “Dunia perhotelan lagi tidak baik-baik saja, karena tingkat hunian menurun di mana-mana setelah adanya kebijakan pemangkasan. Kita perlu mendapat dukungan baru dari pemerintah,” katanya penuh harap.(*)
Respon Pembaca
Silahkan tulis komentar anda...