Warga di Bantaran Sungai Kedang Pahu Terendam Banjir
SENDAWAR – Sebanyak delapan kampung di bantaran Sungai Kedang Pahu anak dari Sungai Mahakam terendam banjir. Kecamatan ini tujuh belas kampung dan merupakan salah satu kecamatan dari enam belas kecamatan yang ada di Kabupaten Kutai Barat (Kubar)
Dari delapan kampung yang teremdam yaitu Kampung Besiq, Bermai, Muara Nilik, Muara Nyahing, Muara Bomboy Bengkiraq, Sempant, Damai Sebrang, Damai Kota dan Mendika.
Camat Damai Iman Setiadi saat dikonfirmasi vivaborneo menyampaikan, saat ini masih mengumpulkan laporan dari beberapa petinggi yang terdampak banjir
Sebagai camat Damai dan sebagai pemangku wilayah ia merasa prihatin terhadap warganya yang terdampak banjir. Imbas dari banjir ini membuat aktivitas warga terhambat.
“Saya sudah melakukan koordinasi dengan para petinggi untuk melaksanakan penanganan darurat terhadap warganya masing masing,” tuturnya.
Ia menuturkan, beberapa hari kedepan akan ada bantuan awal. Ada beberapa perusahaan yang beroperasi di wilayah Kecamatan Damai sudah melakukan koordinasi dan siap mendistribusikan bantuan secepatnya. Bantuan akan langsung disalurkan ke kampung-kampung yang mengalami musibah.
“Harapan kita sekaligus mengimbau kepada para petinggi untuk melakukan langkah-langkah mitigasi dan komunikasi kepada pihak kecamatan dalam hal warga yang terdampak banjir serta melibatkan perangkat desa dan relawan untuk membantu,” bebernya.
Ia meminta kapada pemerintah kabupaten dan juga instansi terkait, dari pemerintah kecamatan seperti BPBD, Dinas Sosial maupun dinas PU agar memberikan perhatian yang serius terhadap kampung yang terdampak.
“Saya berharap pihak ketiga seperti pertambangan dan perkebunan yang beroperasi di wilayah Kecamatan Damai bisa berperan aktif membantu warga yang terdampak banjir ini,” ungkapnya.
Sementara itu salah seorang guru di SDN 03 Damai Kumar Mandang menyampaikan, sudah dua hari ini anak anak sekolah diliburkan.
“Kami dari para guru sudah sepakat untuk meliburkan siswa,”ujarnya.
Dijelaskannya, saat ini di halaman sekolah ketinggian air sudah mencapai tiga meter lebih. Hal ini membahayakan siswa jika sekolah tidak diliburkan.
Ia berharap kepada pemerintah terkait terutama Dinas Pendidikan agar tiang sekolahnya bangunan sekolah bisa dibuat lebih tinggi sehingga ATK dan perlengkapan lainnya tidak terkena banjir.
Hingga saat ini belum ada kepastian siswa dapat masuk ke sekolah seperti biasa. (arf).
Respon Pembaca
Silahkan tulis komentar anda...