ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Bangun Bumi Perkemahan, Desa Muara Ritan Berharap Jadi Desa Wisata

May 11, 2024 by  
Filed under Wisata

Share this news

SAMBOJA – Desa Muara Ritan berharap dapat menjadi desa wisata pada tahun 2025 mendatang. Salah satu upaya yang saat ini dilakukan yaitu membangun Bumi Perkemahan Karangan dan terus mengembangkan potensi wisata yang ada.

Salah satu upaya Desa Muara Ritan memaksimalkan pengelolaan dan pengembangan destinasi wisata adalah dengan membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pesona Belayan, yang kini hanya tinggal menunggu surat keputusan (SK) dari kabupaten.

Tak hanya itu, Pemdes pun bakal menggandeng tim ahli atau arsitektur untuk merancang desain pembangunan yang cocok dan menarik di kawasan wisata Bumi Perkemahan Karangan.

“Kita akan meminta bantuan tim ahli untuk mendesain proyek pembangunan di sana seperti apa, dan harapannya di 2025 kita bisa mulai pembangunan,” kata Kades Muara Ritan, Ardy Maroni, Jumat (10/5/2024).

Dijelaskan Ardy, dalam menarik pengunjung datang ke desanya yang berada di hulu Kutai Kartanegara, salah satu konsennya yaitu menyiapkan infrastruktur dasar di kawasan wisata. Kemudian membuat homestay di rumah warga sebagai sarana penunjang desa wisata.

“Karena di Desa Muara Ritan belum ada spesifik homestay. Makanya kami dorong dulu tahun ini,” sambungnya.

Desa Muara Ritan juga berkolaborasi dengan perusahaan setempat dalam mendukung dan membantu pengembangan potensi wisatanya. Perusahaan pun menyambut baik rencana tersebut dan siap membantu kebutuhan yang diperlukan.

“Hanya tinggal menunggu konsep apa yang akan dilakukan oleh desa, jadi nanti mereka tinggal support mengenai apa yang kita butuhkan,” kuncinya. (ADV/Diskominfo Kukar)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.