ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Dua-duanya Kena DBD

May 1, 2024 by  
Filed under Opini

Share this news

Catatan Rizal Effendi

MENJELANG semifinal Timnas U-23 Indonesia lawan Uzbekistan, Senin (29/4) petang saya ke RS Siloam Balikpapan lagi. Cucu saya Dafin (8) menyusul abangnya Defa (10) masuk rumah sakit juga. Penyakitnya sama, setelah terkena cacar air (Varicella zoster) langsung mendapat penyakit baru yaitu demam berdarah alias DBD.

“Kita rawat saja bersama abangnya, ya Mas,” kata dr Anggun Kusumasari, SpA, M.Sc, yang menangani mereka. Dokter Anggun adalah spesialis anak. Dia menyelesaikan studi kedokterannya di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Panas Afin langsung melonjak 40 derajat Celsius. Saya takut karena dia punya riwayat step. Untunglah trombositnya masih tinggi. Masih di atas batas kritis demam berdarah. Biasanya angkanya di bawah 20.000 sel per mikroliter darah (mcL). Itu langsung mendapat penanganan intensif dari dokter.

Pengambilan darah dan pemasangan jarum infus memerlukan waktu. Dafin agak takut dan berteriak menangis. Badannya lebih gemoy dibanding abangnya. Saya sedih melihat mereka berdua harus dirawat di rumah sakit.

Ketika abangnya kena cacar, Dafin masih sehat. Abangnya sangat terpukul karena di waktu Lebaran tidak bisa bersilaturahmi dengan orang lain. Maklum cacar menular terutama bagi mereka yang belum pernah terkena atau divaksinasi.

Saya kaget, teman baik saya yang ikut membesuk mereka besoknya juga terkena cacar. Dia mengaku belum pernah terkena. Badannya bentol-bentol. Ampun terasa gatal katanya. Di tangan, di dada dan di beberapa bagian tubuhnya. Ruam yang terjadi biasanya menetap di tubuh selama 7-21 hari.

Dua cucu dirawat di RS Siloam Balikpapan terkena DBD.

Sama ibu bapaknya, Ayi dan Aldi, selain minum obat dokter, DBD Defa dan Dafin juga dicecoki fufang angkak. Istri saya, Bunda Arita diberi oleh Pak Sukirman, mantan Kacab BCA. Juga saya diberitahu oleh rekan wartawan Jasmin Jafar.

Tulisan lengkapnya  Fufang Ejiao Jiang. Ini obat herbal China yang berfungsi untuk memelihara stamina tubuh dengan berperan sebagai zat penambah darah sehingga cocok digunakan untuk kondisi anemia, demam berdarah (menaikkan trombosit) ataupun ketika sedang menstruasi.

Fufang angkak banyak dijual di toko-toko. Di Hero Supermarket juga ada. Saya beli di Toko Suzana Balikpapan. Harganya tidak terlalu mahal. Dan tersedia banyak. Rasanya obat ini terkenal tawar dan cenderung manis, sehingga anak-anak tak sulit mengonsumsinya.

Studi yang diterbitkan dalam Frontiers, menemukan bahwa khasiat Fufang Angkak bisa dipakai untuk pengobatan kemoterapi dan radioterapi pada pasien kanker.

Wartawan Sejarah Balikpapan, Asran menganjurkan kepada saya agar cucu saya dibuatkan minuman air rebusan daun ubi jalar sebanyak 7 lembar. Ini pengalaman kakak beradik Hafidz dan Alfadz yang dirawat di RS Kanujoso karena DBD. Setelah diberi minuman ini, besoknya dia sudah diperkenankan pulang ke rumah karena kondisinya berangsur pulih.

Sahabat saya, Dr Meiliana, mantan Plt Sekprov Kaltim terus mendoakan cucu saya terutama si Dafin, yang dipanggilnya si Gemoy. Dia gemes melihat Dafin dan sering mengirimi makanan buatannya. “Cepat sembuh, ya Fin, nanti tante kirimin kolak durian,” kata Bu Mei.

TIM FOGGING TURUN

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Alwiati bersama tim Kelurahan Gunung Samarinda Baru dan Puskesmas Gunung Samarinda, setelah melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) dilanjutkan kegiatan pengasapan atau fogging di sekitar RT 020 Balikpapan Baru (BB), tempat kediaman cucu saya.

Fogging adalah tindakan pengasapan dengan bahan insektisida yang bertujuan untuk membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor) penyakit DBD.

Meskipun bukan tindakan terbaik dan bukan pilihan utama, indikasi dilakukan fogging ketika ditemukan 1 kasus positif DBD dan ditemukannya jentik. Indikasi itu memang sudah didapati petugas di kediaman cucu saya.

Dari beberapa pengalaman dan pendapat para ahli, fogging memang bisa diterapkan untuk pengendalian penularan DBD, tapi hanya membunuh nyamuk dewasa saja. Tidak untuk larva, telur ataupun jentik nyamuk. Jadi kemudian muncul lagi nyamuk dewasa dari jentik tadi. Karena itu tetap dianjurkan lebih memprioritaskan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN (vektor DBD) secara rutin.

Pelaksanaan fogging juga harus tepat dan dalam pengawasan ketat, agar bisa maksimal untuk pemberantasan nyamuk (vektor) DBD dan meminimalkan dampak negatif seperti kekebalan (resistensi) dari vektor,  tertinggalnya residu insektisida di lingkungan, keracunan dan lainnya.

Lurah Gunung Samarinda Baru, Yulita Kusuma Lestari ikut sibuk. Dia sudah mengeluarkan surat edaran kepada RT-RT di lingkungannya agar aktif melaksanakan kerja bakti khususnya dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah.

Ketika saya masih menjadi wali kota, saya sering turun ke lapangan bersama DKK. Ada istilah yang sering kita sampaikan ke masyarakat. Yaitu 3M Plus. Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat-tempat penampungan air. Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.

Yang dimaksud dengan Plus-nya adalah menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk dan menggunakan obat antinyamuk.

Selain itu, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah, melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama, meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras serta memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.

Saya bersama dr Dio dan dr Voni sebelum pensiun sempat memperkenalkan kelambu nyamuk murah dan efektif untuk menurunkan kasus DBD di kota ini.

Tadi malam saya membesuk Defa dan Dafin. Alhamdulillah Defa sudah normal. Infusnya sudah dicabut tinggal Dafin. Cucu saya ke-6, Aby (putra Akbar-Febi) hari ini berulang tahun ke-1 sebelum pulang ke Sentul, Bogor. Kakak Aby, Jena minta Dafin menghafal lagu Atuna Tufuli. Lagu curahan hati anak Palestina yang hidup dalam konflik. “Beri Kami Masa Kecil.” Dan jangan sakit lagi abang ya, kata Jena yang centil memberi semangat.(*)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.