Kekuatan Laut Harus Jadi Benteng Utama Pertahanan Negara

BALIKPAPAN – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor mengatakan Indonesia merupakan bangsa yang besar dan tentara adalah kekuatan utama bangsa ini.

“Dengan kawasan Indonesia 70 persen adalah laut, perlu perkuatan pengawasan di semua kawasan strategis nasional, termasuk Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 2 di Selat Makassar,” kata Isran Noor saat menjadi narasumber dalam Kuliah Kerja Forum Strategi II dan KKDN Perwira Siswa Dikreg Seskoal Angkatan ke-60 Tahun 2022 di Mako Lanal  Balikpapan di Jalan Yos Soedarso Balikpapan, Selasa (17/5/2022).

Mantan ketua umum Apkasi itu juga mengungkapkan Indonesia sangat memerlukan fasilitas, peralatan serta persenjataan untuk mengawal laut Indonesia yang sangat luas.

“Alat-alat itu diperlukan untuk menjaga kedaulatan laut kita. Jadi bukan untuk memerangi orang,” ucap Isran setengah bercanda.

Orang nomor satu di pemerintahan Kaltim itu juga mengungkapkan saat ini Indonesia sudah memesan alutsista dari sejumlah negara, antara lain Rusia dan Itali.

“Kita juga sudah pesan Mogami  (kapal perang) dari Jepang dan kapal selam khusus dari Perancis,” ungkap Gubernur.

Meski demikian,Isran Noor menegaskan bukan berarti angkatan lain diabaikan. Ini  karena luas teritorial laut Indonesia memang sangat luas.

“Saya doakan bersama seluruh masyarakat Kalimantan Timur, kalian semua bisa menjadi perwira-perwira yang  luar biasa. Semua bisa jadi laksamana, jenderal dan marsekal,” kata Gubernur Isran Noor disambut kata “Amin” dari seluruh peserta kuliah.

Kepada 60 peserta Dikreg Seskoal, Gubernur Isran Noor juga menjelaskan kekuatan laut harus jadi benteng utama pertahanan negara.

“Semoga sukses dan tetap fokus dengan tugas kalian  Jangan ikut politik. Tunggu sampai pensiun atau mundur dari militer. Karena itu hak semua orang,” pesan Gubernur Isran.

Kuliah dan pembekalan juga dihadiri Kepala Binda Kaltim Brigjen Danni Koswara dan Komandan Lanal Balikpapan Kolonel Laut (P) Rasyid Al Hafiz.

Di antara peserta Dikreg Seskoal juga terdapat perwira dari 3 negara lain yakni Singapura, Bangladesh, dan Jepang. (sam/adv/kominfo kaltim)

---