ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Selamat Jalan, Pak Johny Ng

May 13, 2022 by  
Filed under Opini

Share this news

Catatan Rizal Effendi

Johny Ng

KAMIS siang kemarin saya masih sempat membesuknya di Ruang ICU Rumah Sakit Pertamina  Balikpapan (RSPB). Selepas maghrib saya mendapat kabar dia telah mengembuskan napas  terakhirnya pada usia 62 tahun. Inilah perjalanan Johny Ng, anggota Komisi I DPRD Kota Balikpapan dari Fraksi Golkar, yang banyak dikenal berbagai kalangan.

Beberapa bulan terakhir Johny memang jarang beraktivitas. Saya mendapat penjelasan dari putra sulungnya, Ken Arif Danuarja Ng, kondisi sang ayah berangsur-angsur menurun karena gangguan di paru-paru dan diabetes. Beberapa kali Johny dirawat di rumah sakit Siloam. Bersamaan waktunya, sang istri, Hj Berlian juga tengah menjalani pengobatan intensif di Jakarta. “Papi telah berjuang, tapi Tuhan menentukan lain. Kami mohon doanya,” kata Ken.

Dari RSPB, jenazah langsung dibawa ke rumah duka di Jl Pupuk, tadi malam. Saya lihat di mobil jenazah Wakil Ketua DPRD Balikpapan Budiono, yang juga ketua DPC PDI Perjuangan Balikpapan ikut mengawal. “Kita semua merasa kehilangan sahabat, anggota Dewan yang bersahaja  dan baik,” kata Budiono, yang  dicalonkan partainya menjadi kandidat wakil wali kota Balikpapan. Belakangan datang juga anggota Dewan yang lain di antaranya Andi Arif Agung dan Sekwan Irfan Taufik.

Ketua MPC Pemuda Pancasila (PP)  H Syahril HM Taher langsung menginstruksikan anggotanya berjaga-jaga di rumah duka. Soalnya, Johny adalah bendahara PP, yang sudah lama mengabdi di organisasi tersebut. Jabatan Johny Ng, selain anggota Dewan dan pengurus PP, dia juga ketua Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Balikpapan. Johny adalah keluarga keturunan Tionghoa yang menjadi mualaf.  Namanya menjadi Muhammad Johny Ng.

Saya pernah bersama-sama Johny melaksanakan ibadah umrah. Dia sangat bersemangat menjalankan ibadah di Tanah Suci. Kalau salat di Masjid Nabawi, dia sangat cekatan mencari tempat di Raudhah yang penuh sesak. Malah saya yang dibimbingnya ke tempat yang dikenal sangat makbul untuk berdoa itu. Raudhah yang luasnya 330 meter persegi seperti sabda Nabi Muhammad  shallallaahu alaihi wasallam adalah bagian taman dari pertamanan surga. Di dalam Masjid Nabawi kawasan Raudhah itu ditandai dengan tiang-tiang berwarna putih.

Johny sudah sering melaksanakan umrah dan menunaikan ibadah haji, termasuk dengan Pak Imdaad Hamid,  wali kota sebelum saya. Tadi malam saya bertemu putra Pak Imdaad, Reza yang datang melayat.

Suasana berkabung menyelimuti rumah duka. Sang istri, Hj Berlian yang baru datang mengusap wajah sang suami sambil terisak-isak. Juga di samping jenazah, ada ibunda Johny, Ny. Rita KHO dengan mata sembab. Wanita berusia 80-an ini, menjaga Johny sampai napas terakhir di rumah sakit. “Saya sangat kehilangan,” katanya terbata-bata. Johny adalah anak pertama dari lima bersaudara. Salah satu adiknya, Lily Ng juga baru berduka, karena suaminya yang aktif di berbagai perkumpulan, Akin Sudarta juga meninggal dunia, tiga bulan lalu.

Juga langsung hadir di rumah duka, orang-orang terdekat almarhum di antaranya Ketua RT Pak Kastani, Pak Supardi dan Pak Mispan. Pak Kastani banyak ikut berjuang sehingga Johny berhasil menjadi anggota Dewan tiga periode sampai sekarang. Di satu pihak Johny juga banyak memperjuangkan aspirasi masyarakat, sehingga dia cukup dicintai oleh warga di dapilnya, Balikpapan Selatan.

SEJAK PAK MUKMIN

Johny aktif di Partai Golkar dan menjadi anggota DPRD Balikpapan sejak kepemimpinan Pak Mukmin Faisyal, Andi Burhanudin Solong sampai Rahmad Mas’ud, yang juga wali kota Balikpapan. Dia termasuk kader Golkar yang aktif dan ringan tangan dalam mengabdi. Sampai Pak Mukmin menjadi ketua DPRD Kaltim dan wakil gubernur, Johny selalu mendampingi. Bahkan ketika Pak Mukmin sakit parah dia yang mendorong agar tokoh Golkar itu berobat ke Singapura.

Dua hari lalu, sahabat dekat Johny di antaranya Pak Zaenal Muttaqin (ZAM), mantan ketua Kadin Zulbahri, pengusaha H Aspiah dan Jhonny Santoso datang membesuk ke rumah Johny. Mereka bercengkerama dan Johny masih sadar meski tidak terlalu sehat untuk bangun dari tempat tidurnya.

Mereka kaget ketika saya beritahu kondisi terakhir Johny, kemarin siang. “Waktu saya datang masih bisa berkomunikasi. Saya kaget ketika dikabari dia drop dan dilarikan ke rumah sakit. Kita doakan almarhum husnul khatimah,” kata Jhonny Santoso, pengusaha property yang membangun perumahan Bukit Damai Indah (BDI).

Sewaktu Johny  sehat dan sebelum wabah Covid-19, Johny yang bergerak juga di bidang usaha penanaman karet dan sawit, sering bepergian ke berbagai negara. Atas ajakan Pak Dahlan Iskan, maka rombongan kami yang terdiri dari Pak Dahlan, Gubernur Kaltim H Suwarna AF, Johny Ng, ZAM, Zul, H Aspiah,  Jhonny Santoso, dan saya pernah berkunjung ke kota Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, Tiongkok untuk melihat power plant, yang sudah berusia 60 tahun di sana. Waktu itu Pak Dahlan ingin meyakinkan bahwa membeli power plant dari China tidak ada masalah untuk mengatasi kelangkaan listrik di Kaltim termasuk di Balikpapan.

Ketika saya masih aktif sebagai wali kota, Johny adalah anggota Dewan yang paling sering menerobos ruang kerja saya jika ada hal yang ingin dia sampaikan berkaitan dengan kepentingan masyarakat. “Permasalahan masyarakat tidak bisa ditunda-tunda, itu tugas Wali Kota,” katanya mengingatkan kepada saya.

Ada yang menarik dari tanggal kelahiran dan kematian Johny Ng. Dia dilahirkan tanggal 5 bulan 12 (Desember) tahun 1960. Sedang tanggal kematiannya, tanggal 12 bulan 5 (Mei) tahun 2022.

Rencananya Jumat ini, jenazah setelah dilepas dari rumah duka, akan disalatkan di Masjid Ar Raudah, di mana Johny ikut menjadi donatur pembangunannya. Selesai salat Jumat, jenazah akan diberangkatkan ke Km 16 untuk dimakamkan di pemakaman, yang dibangun oleh PITI Balikpapan. Selamat jalan, Pak Johny Ng. Kita semua berdoa husnul khatimah.@@@@@


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.