ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Turunkan Malaria Dengan Tindakan Preventif dan Kuratif

May 4, 2011 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

Vivaborneo.com – Pemerintah Provinsi Kaltim melalui Dinas Kesehatan berupaya menurunkan penyebaran penyakit Malaria dengan tindakan preventif dan tindakan kuratif, yaitu tindakan pencegahan dan tindakan menurunkan angka kesakitan.Demikian dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kaltim, Syafak Hanung dalam acara Sosialisasi Kebijakan Pemerintah di Bidang Kesehatan dengan tema “Bebas Malaria Investasi Bangsa,” yang digelar Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Dinas komunikasi dan Informatika Provinsi Kaltim, di Aula Dinas Kesehatan,  Selasa (3/5).

Menurutnya, malaria di Indonesia merupakan salah satu penyakit yang sampai saat ini masih menjadi ancaman, bahkan menimbulkan kematian bila tidak diobati secara cepat dan benar.

Selain tindakan preventif dengan pembagian kelambu berinsektisida, juga dilakukan upaya kuratif dengan menurunkan angka kesakitan dan kematian serta mencegah tidak terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB).

“Malaria merupakanpenyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk malaria dari spesies Anopheles melalui gigitan nyamuk dari orang sakit kepada orang sehat. Sehingga orang yang sakit malaria dapat menjadi sumber penularan penyakit malaria,” jelasnya.

Penyebaran penyakit malaria berhubungan erat dengan perubahan iklim baik musim kemarau maupun penghujan.  Adanya pergantian musim yang cepat juga berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan vektor penyakit malaria.

Di Kaltim, ujarnya, jumlah dan presentasi kasus klinis dengan ditandai demam yang diperiksa mikroskopis terhadap total jumlah perkiraan kasus klinis, kabupaten Malinau menempati urutan terbanyak disusul oleh Kabupaten Paser, Kutai Barat, Bulungan, Tana Tidung, Balikpapan, Nunukan, Tarakan, Bontang, Berau, Samarinda, Kutai Timur, Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.

“Gejala klinis yang utama adalah demam, menggigil secara berkala, dan sakit kepala. Gejala lainnya adalah badan lemas dan pucat,  nafsu makan berkurang, mual dan muntah, serta terkadang kejang dan penurunan kesadaran. Pada  anak  gejala klinis ditambah pucat dan diare,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kaltim, Mohammad Jauhar Effendi dalam paparannya mengatakan pertumbuhan penduduk yang cepat, mirgasi dan sanitasi lingkungan yang buruk  serta pemukiman penduduk yang terlalu rapat, sangat membantu penyebaran malaria melalui gigitan  nyamuk Anopheles.

“Didunia ini ada sekitar 2.500 jenis nyamuk, termasuk nyamuk penyebab malaria. Sementara itu, nyamuk anopheles penyebab malaria dapat terbang sejauh 1,5 – 30 kilometer. Jadi dapat dibayangkan penyebaran  malaria ini dalam suatu wilayah,” ujar Jauhar.

Menurut data, penyakit malaria merupakan salah satu penyakit masyarakat yang perlu mendapat penanganan serius dari berbagai negara, karena setiap tahun,  500 juta penduduk dunia  terinfeksi malaria. Bahkan, sekitar satu  juta diantaranya meninggal dunia.

Kasus terbanyak berada di Afrika disusul oleh  Asia, Amerika Latin, Timur Tengah dan beberapa negara Eropa. Diduga sekitar 36% penduduk dunia terkena risiko malaria atau masih 3,2 miliar orang hidup di daerah endemis malaria.

Disamping itu, akibat penyakit malaria secara ekonomis juga mengakibatkan kehilangan 12% pendapatan nasional pada negara-negara yang terjangkit malaria.(vb/yul)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.