ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Yuni Shara Resmikan Gedung Baru PAUD Cahaya Permata Abadi di Batu

May 11, 2022 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

BATU – Peribahasa ” Setinggi-tingginya melanting, jatuh juga ke tanah ” artinya  Sejauh apa pun seseorang pergi merantau pasti akan kembali juga ke kampung halaman tempat asalnya. Peribahasa itu tepat dialamatkan kepada Diva Yuni Shara. Kendati sudah tinggal dan sukses di Ibukota Negara Jakarta, akhirnya tetap pulang juga ke kampung halamannya, Kota Batu.

Yuni Shara yang nama aslinya Wahyu Setyaning Budi akhirnya pulang kampung –  mudik ke kampung halamannya di Kota Batu. Kepulangan diva cantik ini, untuk meresmikan gedung baru sekolah miliknya yang bernaung dalam Yayasan Cahaya Permata Abadi,Selasa (10/5/2022).

Sekolah ini berdiri di Jalan Imam Bonjol, sebelumnya mengontrak bangunan di Jalan Samadi selama 10 tahun. Yuni ingin meninggalkan kenangan dalam hidupnya  yang bermanfaat bagi perkembangan anak bangsa terutama  di tanah kelahirannya di kota Batu.

“Saya ingin ke yayasan yang mengelolah dan menerapkan pendidikan bermutu di tingkat PAUD dan TK serta dalam memberikan pelayanan cukup baik saat warga menitipkan anak-anaknya di sini,” ungkapnya.

Diakui, kini dia sibuk menggeluti dunia tarik suara, namun masih meluangkan waktu mengurus sebuah lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD).  PAUD yang di beri nama Cahaya Permata Abadi Kota Batu, yang baru diresmikan gedungnya yangdiharapkan menjadi ladang amalannya.

Yuni Shara bercerita,  PAUD Cahaya Permata Abadi telah berdiri sekitar 18 tahun lalu, 10 tahun mengontrak gedung yang ada di jalan Samadi. Kini sudah menempati gedung baru sendiri dan ia resmikan berlokasi di jalan Imam Bonjol kota Batu.

Sekolah PAUD Cahaya Permata Abadi terdiri dari playgroup, TK A, TK B dan tempat penitipan anak. Sekarang sudah memiliki siswa lebih dari 160 murid dan 17 tenaga pengajar lulusan sarjana dengan spesifikasi pendidikan anak usia dini, PAUD milik Yuni sudah terakreditasi A. Pembangunan Paud Cahaya Permata Abadi hasil bekerjasama dengan The Time Plice.

“The Time Plice, yang punya CSR yang membangun sekolah PAUD di seluruh Indonesia salah satunya PAUD Cahaya Permata Abadi,” terang Yuni.

Awalnya, Yuni mengaku tidak pernah kepikiran untuk membuat sekolah dan terjun ke dalam dunia pendidikan. Namun suatu hari, dirinya mengalami sebuah pengalaman yang mengesankan. Ketika bertemu dengan Ibu Guru Anggun yang bercerita baru pulang mengajar di. PAUD.

“Ibu Anggun mengajar dalam kondisi bangun yang sudah mulai rapuh dan plafonnya sudah mau roboh. Tidak punya biaya untuk rehab gedung. Terus dia bilang, dia mau menutup saja sekolahnya, kasihan anak- anak kalau nanti gedungnya roboh,” ujar Yuni menirukan cerita bu Anggun.

Mendengar hal itu, Yuni meminta agar sekolah tersebut jangan ditutup. Yuni pun mencarikan sebuah kontrakan yang tidak jauh dari sekolah tersebut, untuk digunakan kegiatan belajar mengajar sementara.

“Bermula dari itu, saya terpanggil untuk memikirkan nasib anak- anak yang lagi mengenyam pendidikan, bagaimana sekolahnya jika bangunnya roboh. Akhirnya saya bantu mengelolah sekolah ini dengan segala kekurangan. tidak  terasa sudah 10 tahun lebih berjalan dengan kondisi seadaanya, tetapi meskipun begitu anak-anak sangat senang bersekolah,” paparnya.

Berkat kerjasama dengan bu Anggun, akhirnya sekolah berjalan kembali dan banyak peminatnya. Terutama dari kalangan ekononu menengah ke bawah, namun demikian banyak juga dari anak kalangan pejabat yang menitipkan anaknya.

“Pembiayaan sekolah dilakukan dengan model subsidi silang artinya anak pejabat atau orang tuanya memikiki ekonomi lebih mensubsidi biaya bagi anak yang ekonominya lemah. Disampinhmg ada bantuan dari donatur untuk operasional sekolah,” Pungkasnya. (buang supeno).


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.