ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Jauhar Tantang Mahasiswa KKN KLB Harus Berinovasi di Masa Pandemi COVID-19

June 18, 2020 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

SAMARINDA – Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim, Moh Jauhar Efendi menaruh harapan mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata Kondisi Luar Biasa (KKN KLB) Universitas Mulawarman Samarinda harus mampu melakukan inovasi di tengah pandemi COVID-19.

“Diharap ada pemikiran brilian dari setiap peserta KKN yang menjadi masukan membantu pemprov menyelesaikan masalah pembangunan di desa dan kelurahan,” ujar Moh Jauhar Efendi saat menjadi pembicara pembekalan program KKN KLB Unmul Samarinda yang dilakukan secara virtual, Kamis (18/7/2020) siang.

Inovasi dimaksud diantaranya yang mampu mendukung pengembangan ekonomi, mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran.

Mengingat, DPMPD dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kaltim 2019-2023 menetapkan target dalam lima tahun bisa meningkatkan Indek Desa Membangun (IDM) 150 desa dari 518 desa sangat tertinggal dan tertinggal.

Harapannya inovasi dimaksud dapat membantu memberikan masukan terkait langkah desa dalam memajukan desanya. Dengan begitu diharap target pemprov bisa dapat terpenuhi.

“Meskipun dari target 150 desa saat ini capaiannya sudah melebihi target rata-rata pertahun, yakni sudah tercapai 100 desa dari target rata-rata 30 desa pertahun. Ini menunjukan semangat semua memperbaiki nasib masing-masing,” katanya.

Sejalan dengan itu, peserta KKN KLB diharap dapat merumuskan minimal satu permasalahan setiap pesertanya. Dengan 2.488 peserta yang tersebar di 462 lokasi diharap akan dihasilkan 2.488 persoalan yang akan diselesaikan Pemprov Kaltim.(AM)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.