ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kepala Adat Besar Bantah Akan Gerakkan Massa

June 12, 2020 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

Kutai Barat – Kepala Adat Besar Kabupaten Kutai Barat, Manar Dimansyah Gamas membantah jika dirinya akan menggerakkan massa untuk mendemo salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit milik PT Maha Karya Bersama (MKB) yang berlokasi di Kampung Jerang Melayu, Kecamatan Muara Pahu, seperti yang rame diperbincangkan di Media Sosial (Medsos).

Manar Dimansyah Gamas

Hal itu disampaikan langsung Manar Dimansyah dalam konfrensi pers di Sekretariat Lembaga Adat Kubar di Lamin Adat Etnis Benuaq Taman Budaya Sendawar (TBS), Kamis (11/6/2020)

“Saya dengar bahwa ada isu akan ada demo besar-besaran sebagai bentuk sikap protes masyarakat yang tergabung dalam perhimpunan petani plasma ke PT MKB yang disebut ingkar janji, itu semua tidak benar,” ujar Manar.

Dikatakan Manar, permasalahan terkait bagi hasil 80-20 antara masyarakat petani plasma dengan perusahaan sawit tersebut masih dalam perundingan untuk mencapai kesepakatan.

“Memang pada awalnya masyarakat protes terkait nilai bagi hasil/plasma Rp 50 ribu. Perusahan kemudian menawarkan  harga menjadi Rp 75 ribu,” tandasnya.

Menurut Manar, petani plasma yang tergabung dalam koperasi PT. MKB sudah menjalin kerjasama antara pengusaha dan petani,

“Saya meminta kepada rekan-rekan wartawan untuk memberikan informasi yang akurat, dan bukan opini semata, seperti yang rame di medsos baru – baru ini. Saya juga mengklarifikasi, saya tidak pernah menjadi narasumber baru-baru ini disebuah media masa,” tegasnya.

Manar mengakui pernah menerima laporan masyarakat ada dugaan pihak PT. MKB melakukan pembebasan lahan kepada oknum yang salah. Oleh karena itu ia merasa geram, sehingga melontarkan kalimat yang keras pada 11 Desember 2019 lalu.

Setelah ditelusuri ternyata pemilik lahan ini tumpang tindih. Pewaris asli tidak merasa menjualnya, sedangkan yang meminjam lahan merasa memilikinya. Karena sudah merasa berkebun dan bercocok tanam disitu akhirnya dia melupakan si pewaris aslinya, dan dia yang menjual tanpa sepengetahuan pewaris aslinya. (arf)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.