ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kisah Penyintas Covid-19, Mengisolasi Diri di Rumah Kosong

June 30, 2021 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

Sebagai seorang penyintas Covid-19, Gajali Rahman (37) warga Samarinda Ilir menceritakan suka duka menjadi seorang penyintas Covid-19. Dia bersedia berbagi kisah ini karena ingin mengingatkan siapapun dan dimanapun bahwa virus Covid-19 itu benar adanya dan bukan main-main rasa sakit dan drop mental yang dirasakannya. Dia yang patuh dengan Protokol Kesehatan saja bisa terkena, apalagi dengan orang yang tidak patuh, tentunya sangat mudah terinfeksi dengan virus yang belum ada obatnya ini.

Jali sapaan akrabnya, merasakan kondisi tubuhnya tidak fit, cepat lelah, lesu, susah tidur, flu, batuk, hidung meler mampet. Dia merasa tubuhnya saat itu terpapar virus ganas mematikan covid-19, mengingat tanda-tanda gejala umum pada penderita penyakit covid-19 yang pernah dia tonton di salah satu tv swasta nasioal.

Padahal sebelum terpapar virus corona, Jali yang suka berolahraga fitness secara rutin ini, merasa aman-aman saja, toh dia merasa masih muda, tidak memiliki riwayat sakit parah dan selalu memakai masker jika bepergian keluar rumah.

“Saya tidak tahu terpapar virus corona dimana dan kontak dengan siapa, padahal saya merasa sudah mengikuti segala protokol kesehatan 3M, termasuk anjuran pemerintah untuk Work From Home (WFH), tidak sering keluar rumah kecuali ada keperluan mendesak, tidak mempunyai riwayat perjalanan atau bepergian keluar kota,” kata Jali yang bekerja sebagai ASN di Pemerintah Kota Samarinda.

Atas pertimbangan keselamatan dan kesehatan keluarga kecilnya dengan satu istri dan satu anak perempuan yang berusia satu tahun serta saran keluarga, Jali memutuskan mengisolasi diri secara mandiri di salah satu rumah kosong milik orang tuanya.

Dia pun menjalani isolasi mandiri selama 14 hari di sebuah rumah kosong. Masalah pun mulai berdatangan, dimulai dengan ketersediaan bahan makanan di rumah kosong itu, sangat tidak mungkin bagi dirinya untuk memasak mengingat kondisi kesehatannya yang lagi drop, akhirnya jali meminta bantuan saudaranya untuk rutin menghantarkan makanan pesanannya ke rumah kosong tersebut, dengan cara menggantungkan makanan siap saji di paku yang telah terpasang di dinding rumah. Masalah makan pun akhirnya bisa diatasi.

Masalah kedua pun mulai muncul, rasa sakit yang dirasakannya disaat malam hari, seperti sulit bernafas dengan batuk dan dahak yang berwarna kuning kenal. Berbagai obat-obat baik medias maupun tradisional dia konsumsi seperti penurun panas, vitamin , minum ramuan hebal berupa madu, propolis, safron, pollen, termasuk obat herbal dari cina, konsumsi kurma dan air zam-zam yang dikirimkan kakak kandungnya.

Namun kesehatannya belum pulih, malahan kondisi kesehatan Jali semakin hari semakin parah, dikarenakan ada beban psikologis yang menggangunya, stres, ada rasa was-was, ketakutan saat akan tidur. Terbayang sendiri di rumah kosong, tanpa ditemani istri dan anak tercinta yang biasa selalu hadir.

Namun Jali merasa bersyukur disaat merasa sendiri dan mengisolasi secara mandiri ini, dia mendapatkan dorongan dukungan motivasi dari istri, saudara dan teman-temannya, agar dia lebih kuat secara mental, dia pun banyak berdoa dan tilawah Al Quran dengan harapan sistem imunitas nya bisa membaik.

Akhirnya, setelah melalui masa isolasi mandiri selama hampir 14 hari, kondisi kesehatannya berangsur-angsur pulih dan semakin membaik. Tidak ada lagi, rasa lelah, letih, lesu, susah tidur, flu, batuk, hidung meler mampet dan sesak napas.

Hari ke 15 diapun melakukan swab tes antigen disalah satu laboratorium swasta dan dinyatakan negatif atau dinyatakan sembuh. Jalipun dengan suka cita mengabarkan hasil lab itu kepada istri, keluarga dekatnya dan mengakhiri isolasi mandiri karena terpapar virus corona yang sangat menyakitkan ini. (hel)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.