ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Masyarakat Dilarang Bakar Lahan Tanpa Izin

June 24, 2020 by  
Filed under Kutai Timur

Share this news

SANGATTA– Bupati Kutim H Ismunandar dengan tegas menyerukan bahwa untuk mencegah potensi kebakaran hutan dan lahan, semua pihak harus bersinergi “all out” (segalanya). Artinya semua pihak memberikan kontribusi terbaik dan bahu membahu agar karhutla tak terjadi. Apabila terjadi sekalipun, dampaknya bisa ditanggulangi dengan baik.

Simulasi pemadaman kebakaran lahan oleh Tim Satgas Karhutla, saat Apel Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan di Halaman Helipad, Kawasan Perkantoran Pemkab Kutim (Wak Hedir)

“Kita harus all out bersinergi untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari fenomena bencana kebakaran. Seperti korban jiwa, materil maupun moril, punahnya habitat mahluk hidup. Sehingga menuntut semua pihak untuk cepat tanggap dan mengantisipasi semua kemungkinan yang akan terjadi,” tegas Bupati H Ismunanadar saat menjadi memimpin Apel Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan, kegiatan ini juga dirangkai dengan Apel Tatanan Norma Baru (New Normal) di Halaman Helipad, Kawasan Perkantoran Pemkab Kutim, Rabu (24/6/2020).

Dalam apel yang bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menanggulangi bencana alam di Kabupaten Kutim tersebut, Ismu menjelaskan bahwa penanganan Karhutla adalah pekerjaan yang sangat berat. Maka sudah pasti memerlukan dukungan dan kerjasama semua pihak dan koordinasi yang baik. Agar bencana kebakaran tersebut bisa ditangani dengan cepat.

“Pada saat bencana terjadi kita tidak perlu saling menyalahkan. Tapi kita berupaya memberikan kontribusi yang maksimal. Karena tindakan saling menyalahkan tidak akan menyelesaikan masalah, justru sebaliknya malah membuat masalah baru yang tentu tidak kita inginkan dan tidak boleh terjadi,” katanya.

Selain itu, sambung orang nomor satu di Pemkab Kutim ini, masyarakat diimbau untuk tidak membuka lahan sembarangan dan membakar lahan tanpa perijinan. Demikian halnya penebangan pohon secara liar yang membuat lahan menjadi gundul. Karena tidak lagi mampu menahan debit air hujan yang meresap masuk ke dalam tanah. Sehingga pada akhirnya mengakibatkan tanah longsor dan banjir bandang.

“Alam akan memberikan apa yang kita perlukan, cintai dan sayangi alam disekitar kita. Bumi tempat kita hidup dan berinteraksi. Demikian pula, apabila kita tidak mampu menjaga keseimbangan alam, maka bencana tentu saja tak akan terjadi. Oleh karena itulah kesadaran menjaga dan melestarikan lingkungan hidup harus ditanamkan sejak dini,” ajak Ismu.

Orang nomor satu di Pemkab Kutim ini, juga meminta kepada seluruh petugas, baik itu TNI, POLRI dan petugas penanggulangan bencana daerah, Tim Reaksi Cepat dan Perusahaan maupun relawan, agar tetap siaga setiap saat. Sebab, Karhutlah bisa terjadi kapan saja. Selain itu, anggota Satgas COVID-19 dan Satgas Karhutla diminta selalu menjaga kesehatan dan stamina, serta yang terpenting menjaga keselamatan diri. (hms15/hms3)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.