ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Bahan Makanan Sumbang Inflasi Tertinggi

July 2, 2019 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

Samarinda- Kaltim tercatat mengalami inflasi 0,50% (mtm) pada bulan Juni 2019, lebih tinggi dibandingkan 0,56% (mtm) bulan sebelumnya. Tingkat inflasi Kaltim periode ini lebih rendah dari nasional sebesar 0,55% (mtm). Kelompok bahan makanan menyumbang inflasi tertinggi sebesar 2,33% (mtm).

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kaltim, Muhamad Nur dalam rilisnya yang disampaikan Senin (1/7/2019) sore menjelaskan tekanan inflasi yang lebih rendah disebabkan oleh mulai menurunnya harga komoditas pangan utama paska Hari Raya Idul Fitri. Harga daging ayam ras di pasar tercatat turun dari Rp36.200/kg pada minggu I juni 2019 menjadi Rp30.350/kg. Penurunan harga disebabkan oleh berlebihnya pasokan Day Old Chick yang berdampak pada peningkatan produksi cukup besar ditengah permintaan yang stabil.

Selain daging ayam ras, harga bawang putih yang sempat melambung tinggi pada periode April-Mei 2019 kembali berangsur turun ke harga normal. Selain bahan makanan, kelompok transportasi juga menunjukkan penurunan tekanan inflasi sejalan dengan mulai meredanya kebutuhan tiket pesawat outbound kota Balikpapan.

Penurunan inflasi tersebut juga disebabkan oleh mulai diimplementasikannya penurunan Tarif Batas Atas (TBA) sebesar 12-16% untuk pesawat komersil. Namun demikian, penurunan inflasi yang lebih jauh tertahan oleh inflasi ikan layang/benggol, kacang panjang, dan kangkung

Muhamad Nur mengatakan, Kantor Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur dan segenap stakeholder terkait yang tergabung dalam TPID senantiasa memantau perkembangan pergerakan inflasi secara khusus dan perekonomian secara umum baik domestik maupun eksternal.

Sejumlah kegiatan telah dilakukan guna mengantispasi kenaikan harga yang berkelanjutan, seperti operasi pasar maupun inspeksi mendadak ke pasar tradisional maupun modern serta memantau ketersediaan stok di pasar induk dan distributor utama.

“Hal tersebut dimaksudkan untuk memantau pergerakan harga secara langsung dan memastikan ketersediaan stok di masyarakat,” kata Muhamad Nur. (*)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.