ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Deplu – LPDS Gelar Lokakarya Demokrasi dan Perdamaian

July 14, 2009 by  
Filed under Politik dan Pemerintahan

Share this news

Lembaga Pers Dr Setomo bekerja sama dengan Departemen Luar Negeri menyelenggarakan lokakarya “Pers Membangun Demokrasi dan Perdamaian” di Hotel Novotel Balikpapan 14-15 Juli 2009 yang diikuti sebanyak 30 jurnalis dari berbagai media  di Kaltim.
Lokakarya ini diharapkan mampu mengkomunikasikan perkembangan dunia luar ke kalangan jurnalis di Indonesia. Lokakarya ini merupakan kegiatan tindak lanjut Global Inter-Media Dialogue 2008 (GMID) di Bali beberapa waktu lalu untuk mengkomunikasikan hasil kesepakatan jurnalis internasional di forum GIMD kepada jurnalis daerah.

Deputy Directur Deplu RI, Pribadi Sutiono mengungkapkan, Indonesia sangat strategis menjadi tempat pengembangan penerapan kebebasan pers dalam kaitan dengan demokrasi dan perdamaian. Sebagai Negara multi kultur yang menerapkan sistem demokrasi dan adanya jaminan terhadap kemerdekaan pers, Indonesia dapat menjadi laboratorium bagi pengembangan penerapan jurnalisme yang mampu menjembatani lintas budaya, lintas agama dan memupuk demokrasi dan perdamaian.

Berdasarkan pengalaman tersebut, bukan hal yang berlebihan jika kebebasan pers dan demokrasi di Indonesia merupakan asset politik luar negeri, sebagai upaya peningkatan citra dan promosi keberhasilan pelaksanaan demokrasi dan kebebasan sipil di Indonesia.

Pribadi Sutiono juga banyak menjawab beberapa pertanyaan yang meragukan kemampuan diplomasi Deplu sehingga Pulau Sipadan dan Ligitan harus lepas dari Indonesia. Demikian juga pembelaan terhadap WNI dan TKI yang bekerja di luar negeri.

“Banyak kasus-kasus yang telah ditangani Deplu, tetapi sedikit sekali yang diberitakan. Media malah lebih tertarik memberitakan kasus Manohara daripada Siti Hajar,” kata Sutiono. (vb-02)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.