ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Disnakkeswan Kukar Kerjasama BIB Lembang, Sinkronisasi Ternak Sapi Bali

July 13, 2013 by  
Filed under Nusantara

Share this news

TENGGARONG – vivaborneo.com, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kutai Kartanegara (Kukar) bekerjasama dengan Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, Bandung. Kamis (27/6) lalu melakukan Optimalisasi Kelahiran Melalui Sinkronisasi Berahi atau gerak berahi pada sapi Bali milik para kelompok tani ternak di Kecamatan Loa Kulu dan Kota Bangun.

Tim yang berjumlah 12 orang yang terdiri dari 6 orang inseminator, 4 orang Pemeriksa Kebuntingan (PKB) serta 2 orang petugas Asisten Reproduksi (ATP), itu dipimpin Kepala Seksi (Kasi) Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik Disnakkeswan Kukar, Adji Gazali Rahman.

Adji Gazali Rahman mengatakan, kegiatan ini dimaksudkan untuk perbaikan keturunan (genetik), dan menghindari atau mencengah terjadinya kawin sedarah (inbreeding) serta meningkatkan populasi ternak. Dengan IB ini ternak lebih produktif karena sapi Bali dalam 1 tahun harus melahirkan 1 anak, secara tidak langsung dengan meningkatnya populasi ternak berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan peternak itu sendiri. Selain itu Kukar dapat mempertahankan plasma nutpa ternak sapi Bali.

Kedepannya,  kegiatan ini terus berlanjut baik bekerjasama dengan (BIB Lembang, red) juga akan bekerjasama dengan BIB Singosari, Malang serta Disnakkeswan Kaltim. Dan setelah di Kecamatan Loa Kulu dan Kota Bangun kegiatan serupa dilanjutkan di Samboja, Anggana, dan Tenggarong Seberang.

Gazali juga menambahkan bahwa terlepas dari kegiatan tersebut pihak BIB Lembang. Selain meproduksi bibit unggul (Strow) jenis ternak sapi juga memproduksi beberapa jenis ternak kecil, yakni Kambing dan Domba guna kebutuhan nasional. Dan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan, seperti IB, PKB, ATP, Rekorder, Supervesor serta Selektor.

“Dengan tujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) bagi tenaga terampil petugas peternakan di Kukar, sehingga tidak perlu lagi mendatangkan BIB Lembang maupun Singosari, Malang,” imbuhnya.

Sementara pihak dari BIB Lembang, drh Igp Ngurah Raka, mengatakan langkah pertama yang dilakukan sebelum melakukan inseminasi buatan atau kawin suntik, yakni menyeleksi sapi yang terbaik, memeriksa bahwa sapi itu tidak bunting, pemberian hormon prostak glanding (gertak berahi), setelah 3 hari pemberian hormon baru dilakukan kawin suntik, apa bila pemberian hormon 3 hari tidak menunjukkan tanda berahi, dilanjutkan pemnerian hormon di hari ke-11. Dan kemudian 3 hari berikutnya dilakukan kawin suntik kembali yang dinamakan teknik doble dosis dengan jumlah 200 dosis.

Menurutnya, sinkronisasi berahi ini merupakan tindakan agar ternak itu berahi (estrus) diikuti opulasi fertile (pelepasan sel telur) yang dilakukan pada sekelompok ternak dengan tujuan untuk menghasilkan kebuntingan. Biasanya pelaksanaan sinkronisasi tersebut satu paket dengan inseminasi buatan (IB).

Manfaat dari sinkronisasi ini, optimalisasi dan efisiensi pelaksanaan IB karena dimungkinkan untuk pelaksanaan IB missal, memudahkan pengamatan atau deteksi berahi terutama berahi tenang, mengatasi permasalahan reproduksi setelah melahirkan.

“Kemudian sebagai program atau fasilitas untuk perkawinan dini setelah melahirkan sehingga memperpendek jarak beran (carving interval), supaya setiap tahun diharapkan 1 ekor induk bisa menghasilkan 1 ekor anak,” ujar Ngurah yang akan berada di Kukar selama 4 hari.

Untuk diketahui dari 53 ekor sapi, 35 diantaranya  diberikan suntik hormon dan 18 ekor diberikan suntik vitamin serta 7 diantaranya bunting. (vb/rahman).


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.