ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Dokumenatasi Film Lebih Menarik dari Dokumentasi Lainnya

July 12, 2013 by  
Filed under Profil

Share this news

“Film dokumenter harus bercerita tentang kejujuran, bukan fiksi dan sifatnya harus subyektif atau memihak pada salah satu tujuan,” demikian ditegaskan I.G.P. Wiranegara dalam  Pelatihan Peningkatan Sumber Daya Manusia Perfilman di daerah kerjasama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kaltim yang berlangsung di Hotel Grand Victoria Samarinda, 3-5 Juli.Wiranegara yang berbicara dihadapan 50 peserta di lingkungan Disbudpar dan kounitas perfilman dari 14 kabupaten/kota di Kaltim, secara jelas dan tegas mengatakan bahwa banyak tema yang bisa diangkat menjadi film dokumenter. Apalagi Kaltim kaya akan budaya, seni dan berbagai adat-istiadat dan sejarah, memerlukan sebuh pendokumentasian yang lebih baik melalui karya film.

Tidak dapat dipungkiri, dokumentasi melalui media film akan lebih menarik daripada dokumentasi lain semisal media cetak dan foto biasa.

Untuk itu dirinya meminta peminat film dokumenter untuk selalau membuat perencanaan dan riset sebagai langkah awal untuk membuat film documenter yang baik.

“Pembiayaan dapat bekerjasana dengan pihak sponsor atau kabupaten/kota yang memiliki perhatian pada pelestaria asset-aset budaya dan sejarah yang dimiliki,” ujarnya.

Wiranegara yang menjadi pembicara tungggal memberikan materi tentang sejarah perfilman, sejarah film dokumenter, pengetahan tantang pemngambilan gambar, tahapan-tahapan pembuatan film dokumenter dan tahapan cara memproduksinya.

Harapannya, setiap orang dilingkungan Disbudpar kabupaten/kota dan para anak muda yang tergabung dalam komunitas-komunitas film dapat merencanakan dan membuat film dokumenter dengan baik dan benar.

“Ide tidak datang begitu saja, tetapi merupakan akumulasi dari sekian pengamatan dan pengalaman yang menjadi sebuah ide. Jadi, banyak-banyaklah membaca, melihat disekitar lingkungan ataupun dari sebuah riset ,” ujarnya.

Dalam pelatihan selama tiga hari ini, para peserta tidak saja disuguhi materi dalam bentuk makalah tetapi juga dibekali dengan tontonan dari berbagai kasus dan peristiwa pembuatan film dokumenter yang diharapkan dapat menjadi referensi peserta.

Jika menilik budaya dan sejarah di Kaltim, masih banyak obyek yang belum terdokumentasikan dengan baik khususnya dalam bentuk film dokumenter. Sebut saja peristiwa merah-putih di Kec. Sanga-Sanga, budaya keratin Kutai Kartanegara, hingga dokumentasi obyek-obyek wisata yang potensial unttuk dikembangkan. (yul/adv)

 

 

 

 


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.