Ngapeh dan Bemamai Kocok Perut Penonton
Fahrica tertawa terpingkal-pingkal sesekali ia memegan perutnya, sesaat kemudian pria berambut plontos itu terdiam lalu tertawa lagi. Fahrica warga jl Belida Tenggarong itu tak kuasa menahan tawanya ketika melihat Mbok Timok dan Mbok Agus sedang Nagapeh.
Dalam bahasa Kutai, Bemamai berarti ngomel atau marah. Dalam Festival Erau 2009 ini lomba Bemamai sekaligus dirangkai dengan Lomba Ngapeh yang berarti ngerumpi atau ngobrol.

Peserta sedang bemamai (foto : Heru)
“Melihat mukanya saja saya sudah tertawa apalagi ketika Mbok Timok bemamai dan ngapeh dengan pasangannya,” kata Fahrica saat ditemui sedang asik menyaksikan lomba tersebut di Panggung Seni Jl Jendral Sudirman tepatnya di seberang jalan Bank BPR BePeDe Tenggarong sekitar pukul 11.00 wita Selasa (28/7).
Menurut Fahrica Mbok Timok itu gaya tertawanya mirip Mbah Surip penyanyi yang dikenal dengan lagu Tak Gendong itu. “Karena baru saja Mbok Timok menaiki panggung dia langsung tertawa Ha ha ha…., tawanya itu mengingatkan saya dengan sosok mbah Surip,” ujar bapak beranak empat itu.
Bukan hanya Ica, semua penonton yang menyaksikan lomba Ngapeh dan Bemamai juga dibuat terpingkal oleh Mbok Timok dengan rekannya saat sedang tampil Bemamai dengan bahasa Kutai dan penuh humor itu. Lomba ngapeh dan bemamai tersebut mampu menarik warga menyaksikannya, hal tersebut terbukti banyaknya pengendara sepeda motor dan mobil yang berhenti didepan panggung untuk menyaksikan lomba tersebut.
Koordinator acara tersebut yang juga Kabid Pengembangan Seni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kukar Hamsi Hamzah mengatakan lomba tersebut bertujuan melestarikan budaya dan bahasa Kutai.
“Selain mengembangkan kreativitas, yang lebih utama tujuan kegiatan ini adalah untuk melestarikan budaya dan bahasa Kutai,” ujarnya.
Ditambahkannya, Ngapeh yang dalam bahasa Indonesia berarti ngerumpi merupakan bagian dari budaya masyarakat Kutai. Sedangkan Bemamai atau Ngomel itu selalu terdengar dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kedua bentuk aktifitas yang tentusaja menggunakan bahasa Kutai tersebut akan sangat menarik jika dikemas dalam sebuah pertunjukan/lomba.
“Saat ini bahasa Kutai telah banyak tercampur dengan bahasa lainnya, maka dengan acara ini mudah-mudahan bisa melestarikan bahasa Kutai,” harapnya.
Pada penyelenggaraannya nanti , panitia telah menyiapkan tema, yaitu untuk Lomba Ngapeh ada dua tema antara lain “Listrik Sek Mati” dan “Harga Sembako Mahal”, dibawakan dalam durasi 5 – 7 menit
Sedangkan untuk Lomba Bemamai juga disiapkan dua tema, yaitu “Mamai Kanak Ndik Mau Belajar” dam “Mamai Kanak Rancak Bejalanan,” dibawakan dengan durasi 3-5 menit.
“Kami telah menyiapkan dua tema untuk masing-masing lomba, silahkan peserta memilih salah satunya,” paparnya.
Lomba ngapeh dan bemamai tersebut selain memperebutkan thropy dan piagam, juga uang pembinaan. Yaitu Juara I Rp 1,5 juta, juara II Rp 1 juta dan pemenang ke III Rp 750 ribu. (hmp03)
Respon Pembaca
Silahkan tulis komentar anda...