ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

1 Oktober Gubernur Baru

August 10, 2023 by  
Filed under Opini

Share this news

Catatan Rizal Effendi

Gubernur, Wagub Hadi, dan Wali Kota Bontang Basri Rase.

MESKI  masih satu bulan lagi masa jabatannya, Gubernur Kaltim Dr Ir H Isran Noor, M.Si sudah menyatakan pamit kepada masyarakat. Setidaknya itu tersirat dalam ucapannya saat penyerahan hibah dan bantuan mobil jenazah dari Pemerintah Provinsi Kaltim kepada perwakilan masyarakat, lembaga, dan organisasi, di teras Kantor Gubernur, Selasa (8/8).

“Terima kasih, salam untuk keluarga, karena saya dan Wakil Gubernur akan pensiun akhir September nanti. Dan satu Oktober sudah ada gubernur baru,” kata Isran. Meski Isran mengucapkannya dengan senyum, sejumlah orang yang hadir mengaku sedih karena mereka sudah merasa nyaman selama ini bersama Isran dan Hadi.

“Ya kita sedih akan ditinggalkan Pak Isran dan Pak Hadi. Beliau sangat baik memimpin Kaltim,” kata beberapa tokoh yang hadir.  “Kita doakan beliau diberi jalan oleh Allah untuk memimpin kita untuk kedua kalinya,” kata tokoh yang lain.

Isran dan Hadi dilantik Presiden Jokowi sebagai gubernur dan wakil gubernur Kaltim di Istana Negara, Jakarta, 1 Oktober 2018. Tidak terasa sudah hampir lima tahun mereka jalani. “Saya menyadari masih banyak hal yang belum dapat diperbuat.  Kalau ada yang kurang berkenan selama kepemimpinan saya dan Pak Hadi mohon dimaafkan,” ujarnya.

Ia juga mendoakan kepada seluruh masyarakat Kaltim selalu sehat dan makin sejahtera. Dia juga berharap penggantinya, gubernur baru mampu  memberikan kontribusi dan karya besar bagi Benua Etam.

Mengingat pemilihan kepala daerah serentak  baru dilaksanakan 27 November 2024, maka “gubernur baru” yang dimaksud Isran adalah   penjabat (Pj) Gubernur Kaltim. Itu juga terjadi di sejumlah daerah lainnya.

Kaltim sudah pengalaman dipimpin oleh Pj Gubernur. Itu terjadi di masa transisi dari Gubernur Yurnalis Ngayoh ke Awang Faroek Ishak. Pejabat eselon 1 Kemendagri Tarmizi Abdul Karim sempat menjadi Pj Gubernur Kaltim dari 3 Juli 2008 sampai 17 Desember 2008 persis pada saat pelaksanaan PON XVII di Kaltim.

Masa kerja Pj Gubernur Kaltim yang akan ditetapkan Presiden nanti  terbilang cukup panjang. Diperkirakan lebih setahun. Hitung saja mulai awal Oktober 2023 sampai dilakukannya pelantikan gubernur definitif, yang pasti di atas bulan November 2024. Bahkan bisa jadi awal 2025.

Siapa yang akan terpilih menjadi Pj Gubernur masih kita tunggu prosesnya. Nantinya ada 6 nama yang digodok sebelum diajukan kepada Presiden. Tiga dari Mendagri dan tiga usulan DPRD Kaltim. Saya belum mendapat info kapan DPRD Kaltim melakukan paripurna. “Belum,” kata Wakil Ketua DPRD Kaltim Sigit Wibowo ketika saya hubungi Rabu (9/8) malam.

Sigit pernah menginformasikan ada beberapa nama yang masuk ke Dewan di antaranya Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Dr Akmal Malik, M.Si, Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Dr H Kamaruddin Amin, MA dan Rektor Unmul Prof. Dr Abdunnur, M.SI. Kamaruddin dan Abdunnur adalah putra daerah Kaltim.

Beberapa nama lain orang daerah yang berstatus pejabat Eselon I atau memangku  Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Madya adalah Sekdaprov Dr Sri Wahyuni,  Dr Ir HM Nurdin, MT, Staf Ahli Bidang Desa Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Dr Myrna Asnawati Safitri, SH, MA, yang sekarang duduk sebagai Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN).

Itu nama-nama orang daerah yang memenuhi syarat. Tapi kita belum tahu nama lain yang lolos lewat Mendagri. Saya dengar selain Dr Akmal, ada kemungkinan masuknya perwira tinggi dari TNI atau Kepolisian. Terdengar selentingan ada jenderal polisi berbintang dua mempunyai peluang kuat menjadi Pj Gubernur Kaltim.

SEPTEMBER PENTING

Bulan September menjadi bulan penting bagi Isran Noor.  Sebab, itu bulan terakhir dia melaksanakan tugasnya sebagai Gubernur Kaltim. Dia baru saja melakukan kunjungan ke wilayah Bontang, Kutim, dan Berau. Sebelumnya dia menjelajah  Kukar, Kubar, dan Mahulu. Ada kemungkinan akan diteruskan ke Balikpapan, PPU, dan Paser. Tentu saja sekalian pamit.

“Saya ingin berpamitan karena akhir September nanti saya dan Pak Wagub Hadi Mulyadi akan pensiun,” katanya dalam berbagai pertemuan di daerah yang dikunjungi. Tak jarang ucapannya itu dijawab spontan oleh masyarakat, “Lanjutkan!”

Pada awal September nanti adalah peringatan 100 hari wafatnya Almarhumah Ibu Hj Norbaiti. Seperti kita ketahui Ibu Norbaiti meninggal dunia Rabu, 24 Mei 2023 malam saat menjalani perawatan intensif di RS Pusat Otak Nasional (PON) Jakarta. Jenazahnya dimakamkan di kediaman pribadi Gubernur di Kompleks Perumahan Karpotek Jl Adipura 21, Sungai Kunjang Samarinda, Kamis (25/5).

Selain itu, Isran pada 20 September 2023  genap berusia  66 tahun. Persis sama dengan usia Provinsi Kaltim, yang pada tanggal 9 Januari 2023 lalu merayakan hari jadinya yang ke-66. Sesuatu yang menarik dan penuh keberuntungan. Seakan memberi kesan Isran dan Provinsi Kaltim sudah menjadi satu.

Isran dilahirkan di Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur, 20 September 1957. Sama dengan almarhum H Rusli, pemilik Hotel Mesra. Mereka putra Sangkulirang yang sukses berkat kecerdasan, kegigihan, dan kerja keras.

Sebelum menjadi gubernur Kaltim, Isran adalah bupati Kutai Timur. Sejak menjadi ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Isran punya semangat untuk ikut berkompetersi menjadi orang nomor 1 atau 2 di negeri ini. Semangat itu sampai sekarang tidak pernah padam.

Apa rencana Isran dan Hadi setelah “pangsiun?” Hadi yang juga ketua DPD Partai Gelora Kaltim sudah mendaftarkan diri menjadi caleg anggota DPR RI 2024. Sedang Isran yang juga ketua DPW Nasdem Kaltim belum mengungkapkan secara resmi. Tapi ada yang menduga dia akan kembali bertarung pada Pilgub 2024 mendatang.(*)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.