ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Gubernur Buka Peluang Rusia Bangun Rel Kereta Api

August 12, 2011 by  
Filed under Kalimantan Timur

Share this news

SAMARINDA – vivaborneo.com, Ramai pemberitaan media tentang rencana pembangunan rel kereta api Kalteng – Kaltim  yang disebut-sebut akan dibangun perusahaan asal Rusia menarik perhatian Gubernur Awang Faroek. Menurut Gubernur, setiap investasi yang masuk merupakan peluang yang harus direspon dengan baik sepanjang tidak bertentangan dengan hukum.

“Bila perusahaan Rusia itu akan berinvestasi ke Kaltim untuk membangun rel kereta api, tentu ini peluang baik. Kita bisa duduk bersama, karena ini akan mendukung pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) di Kaltim,” kata Awang Faroek.

Secara konkrit Awang Faroek mengakui rencana pembangunan rel kereta api Kalteng – Kaltim tersebut belum pernah dikoordinasikan dengan para Gubernur se Kalimantan yang tergabung dalam Forum Kerjasama Percepatan dan Perluasan Pembangunan Kalimantan.

Sebab itu, melanjutkan  rencana tersebut, Gubernur Awang Faroek akan segera melakukan koordinasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Perhubungan. Koordinasi juga akan dilakukan dengan Pemprov Kaltim dan tidak tertutup kemungkinan melakukan pembicaraan empat gubernur, Kaltim, Kalsel, Kalteng dan Kalbar.

Khusus pembangunan rel kereta api, Gubernur Awang Faroek menjelaskan rencana pasti yang sudah disiapkan di internal Kaltim. Yaitu, rencana pembangunan rel kereta api Muara Wahau – Bengalon – Lubuk Tutung sepanjang 135 km oleh investor asal Uni Emirat Arab yang saat ini telah memasuki proses pembebasan lahan. Rel kereta api berikutnya yang akan dibangun adalah Tabang – Bengalon sepanjang 185 km oleh PT. Gunung Bayan. Pratama Coal.

“Rel kereta api lainnya yang akan dibangun adalah Muara Tuhuk – Kali Papak – Balikpapan. Rute ini melintasi Kubar, Kukar hingga Balikpapan. Jika pengusaha Rusia berminat mengerjakan rel kereta api ini, silahkan saja. Kita sangat terbuka,” tegas Faroek.

Bila berjalan mulus, pembangunan rel kereta api tersebut akan  lebih sinergis terhubung dengan Barito Utara, Kalteng. Selanjutnya, rel kereta api bisa dihubungkan menuju jalur Tabang – Bengalon hingga tembus ke Maloy yang akan akan menjadi outlet cpo nasional yang dilengkapi coal terminal dan pelabuhan internasional.

Lebih penting lanjut Faroek, jika perencanaan masing-masing provinsi dapat disinkronkan, maka selanjutnya, pemanfaatan rel kereta api bisa disubtitusikan untuk mendukung kepentingan lain seperti untuk angkutan CPO, karet atau hasil pertanian Hutan Tanaman Industri (HTI).

“Saya sarankan rel kereta api dibangun dengan sistem jalur rel ganda (double track). Tujuannya jelas, pada saat batubara habis, rel kereta api ini masih bisa dimanfaatkan untuk angkutan CPO, HTI, karet bahkan angkutan penumpang,” sambung gubernur.

Sementara soal penolakan jika rel kereta api melintasi kawasan lindung dan  konservasi, Gubernur Awang Faroek menegaskan untuk hal tersebut, dirinya juga sepakat. “Tentang penolakan itu, saya kira kita sama.  Jangan sampai rel kereta api itu merusak kawasan lindung dan konservasi yang ada di masing-masing provinsi,” pungkas gubernur.  (vb/sam)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.