ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Hardiansyah Ajak Generasi Muda Mengenal Budaya Mengukir

August 21, 2023 by  
Filed under Paser

Share this news

TANA PASER– Demi melestarikan budaya ukir khas Paser, Hardiansyah(33) yang tinggal jln. Masjid Besar Nurul Ijtihad, RT.14, Long Kali, tak bosan mengajak generasi muda untuk selalu belajar dan mengenal budaya mengukir di Paser.

Ia mengatakan Dunia ukir konvensional (manual) saat ini pelan- pelan sudah mulai tergantikan dengan ukir mesin (cnc), terlebih  kurangnya peminat pengrajin ukir dari generasi muda di paser yang dapat menenggelamkan peninggalanan leluhur.

“Saya tetap konsisten menggunakan ukir manual, jika menggunakan mesin ukir  maka tradisi dan budaya mengukir di Paser akan punah dimakan zaman, dan pengrajin/pengukir akan lupa dengan akar budayanya sendiri apabila di manjakan oleh teknologi,” ucap pria yang biasa disapa Quao.

”Saya juga takut generasi muda Paser  tidak lagi mengenal tradisi ukir ini, dan tidak mau lagi belajar pakem, motif-motif ukir, ornamen-ornamen yang akhirnya kita akan pelan-pelan melupakan jati diri sebuah bangsa,” sambungnya.

Dikatakan, setiap ukiran khas sebuah daerah selalu menyimpan sebuah arti dan pesan yang biasa di sampaikan oleh pengrajin kepada penerusnya dan menjadi ciri khas tersendiri.

“ Selalu ada pesan yg ingin pengukir sampaikan dalam setiap ukirannya,dimana nilai nilai budaya yang luhur di sampaikan melalui motif dan ornamen,”ungkapnya.Senin (21/08/2023)

Quao yang sejak SD sudah hobi membuat sempoteng (patung kayu) sejak dulu berkeinginan dapat membuka kursus ukir untuk siapa saja yang mau bersama sama belajar seni ukir.

“Jadi semoga dengan saya mencoba dan terus mengajak belajar semua masyarakat khususnya generasi muda mengukir khas paser, maka ini akan menjadi salah satu usaha melestarikan budaya ukir di Paser,”harapnya.

Dengan modal alat ukir seadanya dan rumah pohon yang menjadi bengkel dengan nama yang penuh harapan, bisa terus memperkenalkan budaya paser di dalam maupun luar daerah.

“Alat ukir yang biasa saya pakai adalah peninggalan dari generasi sebelum saya dan masih bisa terpakai. Untuk nama bengkel saya itu mempunyai arti doa, Uqor berarti hewan primata atau lebih di kenal dengan Tarsier,punya pergerakan yg gesit melompat dipohon satu ke pohon lain. Yang artinya harapannya nama Uqor Progress bisa se gesit dan secekatan Tarsier tadi dalam mengerjakan sesuatu,” pungkasnya. (yun/adv)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.