ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kenalkan Kuliner Samarinda lewat Vlog, Cak Utha Ingin Bantu Lariskan Pedagang UMKM

August 14, 2022 by  
Filed under Profile

Share this news

Tarunajaya Utama Putra (Cak Utha) saat beraksi di depan kamera. (ist)

SAMARINDA – Menjadi content creator di YouTube merupakan tren beberapa tahun belakangan. Lakon tersebut turut dijajal Tarunajaya Utama Putra, warga Ibu Kota Kaltim yang mengaku mencintai kuliner dan wisata khas Samarinda.

Lelaki yang akrab disapa Utha itu memulai mengunggah video di YouTube pada 2020 lalu dengan nama channel Cak Utha. Awalnya, ia membuat dua tema konten. Yakni podcast dan kuliner. Namun, menurut temannya, lebih baik fokus pada satu niche konten saja. Jika dicampur nanti YouTube bingung mau men-suggest-kan video kita ke penonton yang seperti apa. Kemudian saya putuskan fokus pada konten kuliner saja,” ucapnya saat diwawancara media ini beberapa waktu lalu melalui sambungan seluler.

Ia menyebut, Samarinda ini kaya akan kuliner yang enak dan variatif. Makanya Utha yakin tak akan kehabisan konten. Hal ini pun sejalan dengan tujuan ia membuat konten di dunia maya. Lelaki berbadan kekar ini ingin memperkenalkan wisata dan kuliner yang ada di Kaltim, terutama Samarinda supaya dapat lebih mendunia. Sebab internet merupakan area tanpa batas yang bisa diakses siapapun dan kapanpun juga. “Cukup ke Samarinda sudah bisa serasa keliling dunia. Maksudnya, hampir semua makanan dari Sabang sampai Merauke ada di Samarinda. Makanan Eropa dan Timur Tengah ada pula di sini. Video saya semoga menjadi referensi kulineran murah, enak, dan mantap di Samarinda bagi para turis,” papar lelaki yang bekerja sebagai pegawai honorer di Dinas Perhubungan Samarinda itu.

Untuk memproduksi video, ia hanya mengandalkan smartphone android yang dilengkapi microphone clip on kabel. Kemudian video disunting dengan aplikasi Kinemaster.

Dalam kontennya, Utha kerap mengungkap warung makan yang terpencil tapi ternyata masakannya enak, yang dalam istilah sekarang hidden gems. “Selain memperkenalkan kuliner Samarinda, juga ingin membantu memperkenalkan dan melariskan UMKM di Samarinda,” lanjutnya.

Namun perjalanannya sebagai vlogger pemula tentu tak selalu berjalan mulus. Pada saat pertama kali membuat video, ia mengaku sangat gugup dan malu. Ia kerap merekam melalui smartphone dari jarak 8 meter dan secara diam-diam dari warung.

“Saya takut mengarahkan kamera smartphone langsung ke wajah narasumber. Kalau mau bikin video harus cari waktu saat warung masih sepi. Tak berani bicara nyaring saat bikin video di depan orang banyak,” ungkapnya.

Setelah banyak berdiskusi dengan teman, saudara, dan istri, Utha menyimpulkan, kalau serius mau menjadi content creator, maka percaya diri adalah sebuah keniscayaan. Perlahan-lahan ia membangun kepercayaan dirinya. Hingga dalam beberapa bulan kemudian ia sudah menemukannya celahnya. “Intinya kalau mau percaya diri ya perbanyak bikin vlog saja, dan jangan lupa berdoa,” urainya.

Meski demikian, secara teknis lapangan ia mengaku kerap mengalami kendala. Semisal penolakan dari si pemilik warung. Kata Utha, penolakan itu lantaran si pemilik warung menolak karena takut warungnya bakal viral dan antre panjang.

Saat ini, channel YouTube-nya ada sebanyak 1.000 lebih subscriber dengan total 100 ribu lebih views. Untuk mencapai angka itu, ia mengaku butuh waktu setahun. Pertumbuhan channel-nya lambat, karena ia jarang upload. Dari 1.000 subscriber itu, penghasilannya masih 13 USD. Namun ia mengaku tak berfokus pada nominal uang dari adsense YouTube.

“Supaya subscriber channel saya naik, harus rajin upload, bikin thumbnail yang menarik, dan membuat judul yang bikin penasaran,” tuturnya.

Dari keseluruhan video yang telah di-upload, Balikpapan dan Tenggarong adalah lokasi syuting vlog kuliner terjauh baginya. “Ke Tenggarong meliput martabak India yang legend, di Balikpapan meliput bakso yang legend dan nasi kuning hidden gems,” kata Utha.

Menyantap berbagai jenis kuliner bukan berarti enak semua. Utha mengaku setiap mendapati makanan yang tak enak, ia tidak meng-upload video tersebut. “Prinsip saya, kalau makanannya tak enak, cukup tinggalkan saja. Diam, jangan kita kritik lalu disebar ke medsos. Saya tak tega melakukan itu. Bisa merusak rejeki orang. Makanya, yang masuk di channel YouTube saya pasti yang enak,” selorohnya. (hdd)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.