ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Penuhi Kebutuhan Air Bersih, Distamben Kaltim Bangun Sumur Bor

August 9, 2011 by  
Filed under Berita

Share this news

SAMARINDA – vivaborneo.com, Pemprov Kaltim melalui Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) akan membangun 13 sumur bor di sejumlah desa di Kaltim. Langkah ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat pada beberapa titik kawasan yang diperkirakan mengalami krisis air.

“Jumlah titik kawasan krisis air yang kami usulkan adalah 269 titik. Tahun ini, usulan yang disetujui adalah 13 sumur bor dengan nominal sekitar Rp 600 juta,” kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kaltim H Amrullah didampingi Kepala Bidang  Geologi dan Sumber Daya Mineral,  Budi Hartono di ruang kerjanya, Senin (8/8).

13 sumur bor tersebut akan dibangun di 2 desa di Berau, 2 desa di Nunukan, 1 desa di Kutai Timur, 2 kelurahan di Samarinda, 3 desa di Kutai Kartanegara dan 2 desa di Panajam Paser Utara (PPU).

Desa-desa tersebut dipilih karena termasuk desa dalam kategori sangat membutuhkan. Masyarakat di kawasan itu sulit mendapatkan air bersih yang layak dikonsumsi untuk keperluan hidup sehari-hari.

Dari 269 kawasan krisis air di Kaltim, pengeboran sumur sudah dilakukan sejak 2009 lalu. Pada 2009 itu sumur bor yang dioperasikan adalah 4 sumur. Tahun 2010 satu sumur bor dibuka awalnya direncanakan untuk eksplorasi penelitian di Desa Bangun Rejo, Kutai Kartanegara. Karena potensi debit air yang bagus, sumur tersebut kemudian dilanjutkan untuk memenuhi kebutuhan air persawahan di kawasan tersebut.

“Sawah yang memanfaatkan sumur ini mencapai 50 hektar. Masyarakat juga dapat memanfaatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari,” imbuh Amrullah.

Tahun depan, pembangunan sumur bor masih akan dilanjutkan. Jumlah sumur bor yang akan dikerjakan diperkirakan berjumlah 14 sumur. Setiap pengeboran sumur  air bawah tanah biasanya dilaksanakan dalam waktu 60 hari kerja. Kedalamannya bisa mencapai 150 meter dengan diameter lubang bor 10 5/8 inci dengan debit air mencapai 1,5 liter/detik.

Amrullah menambahkan, kawasan-kawasan yang diutamakan adalah kawasan krisis air bersih dimana masyarakatnya mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih baik dari aliran sungai maupun mesin pengolah air bersih pemerintah maupun swasta.

Untuk konsumsi dan kebutuhan air bersih sehari-hari masyarakat setempat masih cenderung menggunakan air hujan yang ditampung. Kualitas air sumur gali di kawasan itu biasanya tidak layak untuk dikonsumsi. (vb/sam)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.