ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Pesawat Gantar Air Terbakar di Bandara Melalan Sendawar

August 14, 2020 by  
Filed under Berita

Share this news

SENDAWAR – Pesawat Gantar Air ATR 42 – 300 nomor penerbangan GTR 4506 dengan penerbangan rute Melak – Samarinda mengalami kerusakan mesin pesawat sebelah kanan dan terbakar di area run way 03 Bandara Merlalan Sendawar, Kutai Barat (Kubar), Kamis (13/8/2020).

Sebelumnya, pihak otoritas bandara mendapat permintaan pilot melakukan pendaratan darurat dan kembali ke Bandara Melalan Sendawar.

“Pilot meminta untuk mendarat darurat,” ujar Kepala Bandara Melalan Sendawar Sumaryanto dalam simulasi yang diadakan di Bandara Melalan Sendawar.

Otoritas bandarapun menyatakan kondisi siaga III. Api berhasil dikuasai pukul 11.30 Wita dan api berhasil dipadamkan secara total pada pukul 11.45 Wita.

Dikatakan Sumaryanto, tujuan diadakan simulasi ini untuk mengantisipasi apabila ada musibah yang tidak dikehendaki. Saat ini telah terbentuk Tim komite Airport Emergency Plant (AEP) atau menyelamatkan jiwa harta dari kejadian atau kecelakaan pesawat. Tim terdiri dari Kodim 0912 Kubar, Dishub, BPBD, Satpol PP, Kantor SAT Balikpapan, Polsek Barong Tongkok, Koramil Barong Tongkok, RSUD HIS, Puskesmas Barong Tongkok, Klinik Utama Santa Famnilia di bawah koordinasi Dinas Kesehatan Kubar.

“Dokumen penyelamatan pesawat hanya berupa buku, perlu kita uji dan perlu kita implementasikan sejauh mana kesesuaian dukumen dengan di lapangan,” jelas Sumaryanto.

Sumaryanto menuturkan, apabila di dalam dokumen dan di lapangan tidak ada kesesuaian makan akan dilakukan evaluasi kembali antara dokumen dan dilapangan.

“Sejauh yang kita lihat di lapangan dalam simulasi ini sudah hampir sesuai. Nanti akan kita evaluasi lagi kekurangannya,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, yang paling riskan dalam penanganan kecelakaan sebuah pesawat adalah respon timenya, atau waktu tanggap dalam penanganan sebuah kecelakaan pesawat. Waktu penyelamatan tidak boleh lebih dari empat menit dalam menolong korban yang ada didalam pesawat.

“Kita lihat nanti kalau lebih dari empat menit kita evaluasi lagi, karena manusia bisa bertahan di ruangan berasap atau panas sekali hanya dua menit saja,” jelasnya.

Sementara itu Wakil Bupati Kubar Edyanto Arkan yang hadir pada simulasi tersebut berharap semua tim yang tergabung bersinergi dalam penanganan insiden yang terjadi pada pesawat.

“Kita tidak menginginkan terjadinya insiden, ini hanya antisipasi saja,” ujar Edyanto Arkan.

Ia mengatakan, adanya pesawat di Kubar sangat diperlukan sekali, kerena Kubar sendiri merupakan daerah investasi dan tujuan wisata. Apabila ditempuh melalui jalur darat mungkin dirasa jauh, akan tetapi kalau di tempuh melalui jalur udara akan terasa dekat.

“Kalau kita melalui pesawat hanya 30 menit saja dari Samarinda ke Kubar,” katanya. (arf).


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.