ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

TEPI Koordinasikan Pelestarian Bakau Dengan Pemkab Kukar

August 19, 2011 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

TENGGARONG – vivaborneo.com, Perusahaan Minyak dan Gas (Migas) Total E&P Indonesie (TEPI) sambangi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) untuk berkoordinasi tentang program pelestarian mangroove (bakau) di delta mahakam,Jum`at (19/8) kemarin di ruang eksekutif kantor Bupati Kukar.

“Kami kesini untuk memaparkan sekaligus berkoordinasi tentang rencana program lima tahun kedepan TEPI, yaitu penanganan mangroove di sepanjang alur sungai yang masuk wilayah operasi kami yaitu kecamatan Anggana,” ujar kepala HSE TEPI, Didi W saat menyampaikan maksud kedatangannya.

Dijelaskannya saat ini kondisi lebar hutan mangroove ditepian sungai sudah semakin tipis yaitu hanya setebal 5 meter bahkan kurang, sedangkan setelah mangroove itu terdapat tambak-tambak udang maupun ikan para warga.

“Kondisi tersebut tentunya sangat rawan abrasi, sehingga kendaraan air kami harus berhati-hati dengan mengurangi kecepatan, hal ini membuat kami kehilangan banyak waktu bekerja,” terangnya kepada Asisten I Setkab Kukar H Chairil Anwar yang menerima kedatangan jajaran TEPI.

Untuk itu Didi berkoordinasi apakah Pemkab Kukar juga memeiliki program yang sama yaitu tentang pelestarian mangroove, sehingga nantinya bisa disinergikan dengan program TEPI.

Menanggapi hal tersebut Chairil mengatakan menyambut baik dan mendukung program yang akan dilakukan TEPI tersebut, karena berkaitan dengan pelestarian delta mahakam yang memang menjadi salah satu perhatian Pemkab Kukar.

Dikatakannya Pemkab Kukar juga memiliki program yang sama yaitu melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait diantaranya Dinas Kehutanan dan Badan Lingkungan Hidup daerah.

“Untuk itu perlu koordinasi lebih lanjut antar TEPI dengan SKPD terkait sehingga nantinya bisa saling bersinergi dalam program pelestarian mangroove itu,” ujarnya.

Selain itu Chairil juga menambahkan dalam hal pelestarian mangroove  diperlukan regulasi atau peraturan sehingga juga diperlukan kajian lebih mendalam terlebih dahulu.

Dengan adanya Regulasi, maka akan memperjelas kaidah-kaidah bagaimana seharusnya pengelolaan mangroove, berapa tebal mangroove yang ideal ditepi alur sungai dan lain sebaginya.

“Dengan berjalannya program ini, tentu bisa menguntungkan kedua pihak baik perusahaan maupun petambak karena semakin banyak dan tebal bakau maka tambak terlindungi dari abrasi. Mudah-mudahan program ini nantinya berjalan dengan baik danlancar,” pungkasnya.

Acara tersebut juga dihadiri dari BP Migas wilayah Kalimantan Sulawesi Budi Agustiono, kepala SKPD terkait dan Camat Anggana. (vb/hayru)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.