ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Walau Berbahaya Warga Tetap Terapi Kesehatan di Atas Rel

August 3, 2011 by  
Filed under Kesehatan

Share this news

Vivaborneo.com – Selama beberapa bulan terakhir ini, sejumlah warga beramai-ramai melakukan pengobatan terapi listrik gratis dengan memanfaatkan rel kereta api di kawasan Rawa Buaya, Jakarta. Terapi listrik di atas rel kereta listrik ini dipercaya sejumlah warga dapat menyembuhkan berbagai penyakit, diantaranya rematik, pegal-pegal, hingga stroke.Meskipun banyak testimoni dari mereka yang mengaku sembuh setelah melakukan terapi rel listrik, namun metode ini belum terbukti dan teruji secara klinis.

Bahkan banyak dokter mengatakan terapi ini berbahaya bagi organ lunak dalam tubuh lainnya seperti limpa, jaringan hati dan empedu serta jantung karena listrik yang diterima tubuh tidak pernah terkontrol berapa kekuatannya.

Tetapi yang jelas cara luar biasa ini cukup menantang maut, karena hampir setiap 1 – 1,5 jam Kereta Listrik akan ‘melindas’ tempat mereka berbaring tersebut.

Kepala Stasiun Rawa Buaya, Suardi segera menertibkan warga yang melakukan terapi di lintasan kereta api karena dinilai telah mengganggu perjalanan kereta api dan keselamatan kereta api tersebut.

“Kita akan melakukan penertiban agar lintasan kereta kembali normal. Sangat berbahaya menggunakan lintasan rel kereta api untuk pengobatan,” ucap Kepala Stasiun Rawa Buaya, di Cengkareng, Jakarta Barat, akhir minggu lalu.

Suardi mengaku kewalahan memberi peringatan kepada warga dengan  upaya persuasif memberikan pemahaman ke warga.

“Terapi ini sudah selalu berulang, kita sudah koordinasi dengan pihak kelurahan, tapi setiap sore, ada saja warga yang datang. Tapi kalau sekarang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan beberapa bulan lalu. Sekarang paling 10 orang per hari,” lanjutnya.

Jarak dari Stasiun Rawa Buaya ke tempat terapi sekitar 300-400 meter. Mereka sudah sangat mengetahui jadwal kereta jurusan Jakarta Kota-Tangerang akan melintas. Aktivitas mulai ramai pada sore hari.

Frekuensi kereta yang melintas di Stasiun Rawa Buaya terbilang sedikit. Rentang waktu yang cukup lama membuat para warga leluasa menjalani terapi aliran listrik. Nining (36) warga Rawa Buaya mengatakan, rel kereta api relatif aman, karena kereta datang 1-1,5 jam sekali. Bandingkan dengan jalur kereta Depok.

Lokasi yang cukup jauh dari jalan utama juga menjadi salah satu alasan. Mereka leluasa menikmati terapi sambil tiduran tanpa harus malu menjadi tontonan orang banyak. Sampai saat ini Nining mengaku tidak tahu siapa yang pertama kali menemukan terapi arus listrik tersebut.

Namun sejak 6 bulan menjalani terapi tersebut, Nining merasa penyakit darah tinggi dan kebiasaanya bersin di pagi hari mulai membaik.

“Badan saya sudah enakan,” imbuhnya.

Hal senada juga diutarakan Santi (43). Menurutnya lokasi terapi ini terbilang cukup nyaman karena jauh dari keramaian. Dia juga tidak mempermasalahkan jika ada orang yang menilai dirinya aneh.

“Terserah orang mau bilang saya gila, kenyataannya saya sehat,” kata Santi.(vb/yul/Indah Winarso/foto dreamindonesia)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.