ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Arkananta Ajak Anak Muda Kaltara Bertani

September 26, 2019 by  
Filed under Berita

Share this news

Jakarta –  Ketertinggalan kualitas pertanian Indonesia masih menjadi persoalan. Arkanata Akram Anggota DPR RI terpilih dari Partai NasDem ini melihat, ada kekurangan segi marketing dan kolaborasi untuk mencapai modernisasi pertanian.

“Di sini pada sektor pertanian kita masih kekurangan inovasi marketing dan kolaborasi dalam menciptakan kemajuan untuk menciptakan buah fikir yang inovatif menuju modernisasi industri,” tutur Arkananta saat menjadi narasumber Dialog Selasa, di DPP Partai NasDem Jakarta, Selasa(24/9).

Politisi milenial NasDem tersebut mencontohkan, dampak terhambatnya perkembangan pertanian pada segi marketing adalah sulitnya para petani menjemput konsumen, petani harus melalui rantai kartel yang panjang untuk dapat menjual hasil pertaniannya.

Hal tersebut berdampak pada harga jual yang minim oleh petani, berbanding terbalik dengan nilai beli yang mahal oleh konsumen. Oleh karena itu dibutuhkan memajukan kualitas marketing bagi para petani dengan kombinasi teknologi.

Terlebih kolaborasi antar petani dalam membangun kerjasama dirasa masih sangat minim. Politisi milenial NasDem ini mengungkapkan sifat individual tersebut berdampak pada lahan pertanian.

“Memang benar, lahan pertanian yang berbeda-beda pada setiap daerah, kontur tanah dan luas lahan. Nah itulah maka perlunya kolaborasi seluruh petani dalam membangun kualitas pertanian,” ungkap jebolan Queensland University ini.

Selanjutnya ia menyarankan kepada kaum milenial untuk terjun dan turut membangun pertanian Indonesia. Dengan menciptakan petani yang menggunakan teknologi agar diminati dan mampu bersaing dengan industri pertanian global. (*/an)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.