ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kacang Mukuna dan Kentang Udara Mulai Dikembangkan

September 22, 2015 by  
Filed under Ekonomi & Bisnis, Nusantara

Share this news

VIVABORNEO.COM, Balai Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian berencana akan mengembangkan tanaman Kacang Mukuna (Mucuna pruriens) dan Kentang Udara atau Air Potatos yang dalam bahasa latin dikenal sebagai (Dioscorea bulbifera) sebagai bentuk diversifikasi pangan menuju ketahanan pangan masyarakat.

Kepala Balan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, Fuad Assadian didampingi Koordinator BP3K Suluh Manuntung Lempake Samarinda, Hartati saat melihat pohon tanaman kentang udara yang dibudidayakan di atas para-para untuk menopang buah yang muncul di ketiak daun. (foto:humasprovkaltim)

Kepala Balai Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (BKPP) Kaltim, Fuad Assadin menjelaskan dua jenis tanaman ini sangat cocok dikembangkan di seluruh wilayah Kaltim sebagai tanaman pangan pendamping padi.

“Saat ini kedua tanaman tersebut sedang ditanam di dalam demonstrasi plot atau demplot untuk memperbanyak bibit. Kita berharap kedua jenis tanaman pangan ini dapat menjadi alternatif pangan selain beras,” ujar Fuad saat mengunjungi Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Suluh Manuntung Lempake Samarinda, Kamis (17/9).

Dijelaskannya, kedua tanaman ini yaitu kacang mukuna atau kacang benguk  biasa juga disebut kacang babi, karena banyak tumbuh merambat di dalam hutan-hutan di wilayah Asia, termasuk Indonesia.

Kacang mukuna ini di dalam hutan biasa disantap oleh babi hutan sebagai sumber protein. Sehingga, banyak masyarakat menyebutnya sebagai kacang babi.

Kacang mukuna atau juga dikenal dengan nama kacang benguk, sangat berpotensi menggantikan kedelai untuk olahan tempe. Selama ini perajin tempe di Jawa Tengah sudah mengolah biji kacang mukuna menjadi tempe benguk.(foto:ist)

Di Jawa Tengah, kacang mukuna ini telah dibudidayakan dan setiap hari telah diolah menjadi tempe benguk, yaitu tempe yang terbuat dari kacang mukuna.

“Mukuna ini termasuk tanaman hutan. Namun, komoditi ini bisa menjadi alternatif pengganti kedelai untuk pembuatan tempe,” kata Kepala BKPP Kaltim H Fuad Asaddin.

Sedangkan kentang udara, adalah tumbuhan mirip kentang yang juga banyak tumbuh di dalam hutan-hutan Kalimantan. Penyebutan kentang udara karena umbi kentang yang biasanya berada di dalam tanah, kali ini berada merambat di udara.

Kentang udata ini sebenarnya bukanlah dari kelaurga kentang namun dari keluarga umbi-umbian jenis gadung. Ada empat jenis kentang udara ini, dua diantaranya tidak dapat dimakan karena beracun.

Sehingga yang dapat dimakan hanya yang berkulit putih kekuningan dan berdaging putih kekuningan layaknya kentang yang ada di pasaran. Selain itu kentang udara yang enak dimakan adalah yang berkulit gelap, bertotol totol dan warna dagingngya juga berdaging berwarna ungu.

Sementara itu,  Koordinator BP3K Suluh Manuntung Lempake Samarinda,  Hartati mengakui pengembangan atau budidaya tanaman Mukuna dan kentang udara ini sudah dilakukan sejak empat bulan lalu dan sudah mulai menunjukkan hasil yang bagus.

“Tanaman ini tidak memerlukan pola pemeliharaan yang intensif seperti tanaman pertanian lainnya. Sementara ini kita usahakan budidaya Mukuna untuk bibit dan paling lama tujuh bulan sudah dapat dipanen,” ujar Hartati.

Jika ke dua tanaman ini dikembangkan secara besar-besaran memang sangat mungkin dapat menggantikan sedikit peran kedelai dalam pembuatan tempe. Selain itu, tentu juga dapat menstibtusi peran kentang yang kini ada di pasaran.(vb/mas/yul)


Share this news

Respon Pembaca

Satu Komentar untuk "Kacang Mukuna dan Kentang Udara Mulai Dikembangkan"

  1. bimae on Thu, 24th Sep 2015 1:23 pm 

    jika mau bibit kentang udaranya dimana kami bisa mendapatkan nya…

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.